empat (end)

972 51 3
                                    

Lia berada tepat di depan pintu rumah Yeonjun dan Soobin. Niat Lia adalah mengantar sup rumput laut buatan neneknya, untuk Soobin yang kata kakaknya sedang sakit. Lia heran rumah kedua pemuda itu sangat tertutup. Pintunya bahkan terkunci. Beberapa kali gadis itu mengetuk dan memanggil nama Yeonjun, namun tidak ada respon dari penghuninya.

Namun, gadis itu tau kalau Yeonjun dan Soobin berada di rumah saat ini. Lia melihat jendela kamar Soobin di lantai dua terbuka lebar. Ia juga mendengar suara kran air yang menyala dari dalam rumah mereka. Lia mencoba mengintip dari jendela dekat pintu masuk. Gadis itu berdecak karena tidak mendapatkan apa-apa.

Tiba-tiba Lia mendengar suara barang terjatuh dari dalam rumah. Arah suaranya berasal dari samping.  Lia yang penasaran kemudian bergegas menuju samping rumah. Kaca jendela rumah ini berjenis maxicool seluruhnya. Lia harus mendekat agar bisa melihat keadaaan di dalam.

Mendekatlah Lia ke kaca jendela. Namun, yang ia temukan jauh mengejutkan. Mata Lia seketika membola. Ia tampak terkejut tidak percaya melihat apa yang sedang dilakukan Choi Yeonjun dengan Choi Soobin, adik tirinya.

Kedua pemuda itu sedang saling bercumbu. Soobin dalam posisi menyender tembok sedangkan Yeonjun menghapus jarak diantara mereka. Kedua tangan Yeonjun bahkan menangkup wajah kecil Soobin dan memperdalam cumbuannya. Sementara Soobin juga tidak mau kalah membalas perlakuan kakaknya.

Lia sungguh tidak percaya dengan apa yang dia lihat. Yeonjun yang ia kenal baik dan sangat ramah. Soobin yang ia kenal manis, polos seperti anak kecil. Sekujur tubuh Lia gemetaran. Bahkan sup rumput laut neneknya sudah berserakan di lantai.

Yang paling mengejutkan lagi adalah, Yeonjun menyadari kehadiran Lia. Mata Yeonjun seperti melirik ke arah jendela tempat Lia mengintip. Ya, mata rubah itu mentapa Lia dari kejauhan. Tajam dan penuh intimidasi, seolah memberi peringatan kepada gadis itu.

Yang dilakukan Yeonjun selanjutnya adalah melepas jersey merah Soobin. Sehingga tubuh bagian atas Soobin yang penuh dengan luka terekspos. Kedua mata Lia semakin menyala. Melihat luka-luka lebam yang memudar, luka bekas sayatan yang hampir kering, dan luka-luka bakar yang masih merah. Sepertinya yang itu baru. 

Setelah jersey terlepas, kedua pemuda itu kembali saling melumat. Malah semakin panas. Mata rubah Yeonjun masih menatap Lia yang masih diam membatu di luar sana. Sesekali pemuda itu menunjukkan seringainya sembari melumat bibir Soobin. Seolah-olah Yeonjun merasa puas bisa memamerkan miliknya yang begitu berharga kepada Lia. 

Lia bergegas mengambil tempat sup yang terjatuh kemudian pergi dari sana. Deru napasnya tidak karuan, keringatnya terus mengucur, sekujur tubuhnya bergetar. Gadis itu tampaknya syok berat dengan apa yang dilihat tadi.

Tapi hal lain yang lebih membuat dirinya syok berat sampai ingin menangis adalah sekujur tubuh Soobin yang penuh dengan luka. Lia terus memikirkan bagaimana itu bisa terjadi? Sejak kapan? Mengapa Soobin tidak melawan? Mengapa harus Yeonjun yang dikenal baik oleh orang-orang?

Lantas, bagaimana nasib Soobin jika terus menerus berada di sisi Yeonjun?

.

.

Mobil box hijau berukuran kecil terparkir di depan toko buah Nenek Shin. Beberapa orang bolak-balik mengangkut barang-barang dari rumah Yeonjun dan kemudian dimasukkan ke dalam mobil box. Mereka pindahan.

"Astaga bagaimana bisa mendadak sekali seperti ini!" imbuh nenek dengan suara parau.

Di sebelahnya persis adalah Lia. Gadis itu menatap lalu-lalang para pengangkut barang kemudian bergantian menatap rumah Yeonjun dan Soobin. Setelah apa yang ia lihatnya dua hari yang lalu, tubuhnya menjadi sangat lemas. Ia bahkan tidak ada mood melakukan apapun.

My Stepbrother || Yeonbin 🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang