Sialan

0 0 0
                                    

Mereka para inti Rozenblack berjalan beriringan menuju kelas mereka, yaitu 12 MIPA 1. Sorak sorai para kaum hawa lontarkan, jeritan histeris akan ketampanan inti Rozen.

" Mereka semua menggila karena ketampanan gue," Genta berucap sambil menyugarkan rambutnya ke belakang.

" Cih, orang tertampan aja nggk sombong, sedangkan lu apa kabar??" cibir Barra berkomentar

" Gue emang gak setampan Radam, tapi apa salahnya kalau gue puji diri sendiri? Kalau bukan gue siapa lagi yang bakal puji gue?" Genta mengepalkan kedua tangannya, ia menahan emosi nya agar tidak terjadi keributan.

" Bar, nggk ada orang yang terlahir jelek hanya saja dia berada dikehidupan yang menghakimi. " Genta tersenyum melihat Barra terdiam karena perkataan Amzar.

" Kaya kenal ucapan lu, zar. " ujar Radam sambil mengelus dagunya untuk berpikir.

" Dari beranda instagram, disitu tertara RM said." sahut Amzar lalu pergi meninggalkan anggota inti menuju kelasnya.

" Biadap tuh orang! Main pergi aja! " umpat Tara kesal melihat Amzar yang berlalu pergi begitu saja.

Langkah mereka  terhenti karena seseorang Siswi yang tiba-tiba saja memberhentikan langkahnya.

" Nih gue Bawain lu bekal, jangan lupa dimakan ya." ujar siswi tersebut menyerahkan kotak bekal kepada Shaka dan tak lupa memperlihatkan gigi gingsulnya ketika tersenyum.

Dia Abellia Mohana atau sering disapa Abel, gadis cantik ini merupakan sahabat masa kecil Shaka. Ia siswi cantik pemilik gigi gingsul. Rambutnya yang pendek menambah kesan ayu dan anggun, sangat manis.

Shaka menerima bekal tersebut sambil tersenyum " Makasih, ke kelas gih, nanti pulang bareng gue. " Abel pun mengangguk lalu pergi meninggalkan Shaka.

" Gue salut sama mereka yang sahabatan dari kecil, tapi nggak ada rasa suka setitik pun. " Shaka hanya menyahut perkataan Tara dengan bahunya yang terangkat

" Gue suka sama temennya Abel, dia susah buat gue gapai. " ucap Genta tersenyum masam

" Jangan menyerah bro, lu lakik apa banci si, mudah menyerah gitu. " ucap Arroy sambil menepuk bahu Genta pelan.

" Emang siapa?" tanya Radam penasaran

" Si Mauren, " Shaka menyahut untuk menjawab pertanyaan Radam.

" Nggak kebayang kalau Mauren sama Amzar bersatu.

" Semuanya teretwa dengan ucapan Barra yang konyol
.
.
.
.
.
.

Di kelas 12 MIPA 1 terlihat sangat hening dan sunyi, semuanya sedang fokus ke buku paket maupun LKS. Begitu pun Amzar yang sudah duduk dengan tenang di bangkunya.

Anggota inti Rozen yang baru tiba dikelas hanya bisa terheran didepan pintu kelas.

" Tumben sepi, mereka semua kerasukan setan apa? Pada belajar." ujar Radam

Bel masuk pun berbunyi begitupun pak Ludy selaku guru biologi, beliau memasuki kelas dan meletakkan bukunya dimeja nya yang telah tersedia.

" Radam dan kawan-kawan ayo masuk ke kelas, ulangan akan dimulai. " inti Rozen tercengang terkecuali Amzar.

" Hah??!!! " teriak mereka bersamaan

" Iya cepetan duduk. " mereka semua mengangguk lalu terburu-buru duduk dibangku masing-masing.

" Oke... Saya sudah siapakan gulungan kertas, nanti kalian ambil satu-persatu, disetiap kertas ada nomor secarak acak untuk menentukan siapa teman sebangku kalian untuk ulangan biologi kali ini dan kalian boleh memilih bangku terserah kalian. " ujar pak Ludy menjelaskan bagaimana konsep ulangan kali ini.

Semuanya maju kedepan untuk mengambil satu gulungan kertas setelah itu mereka menacari pasangan sebangku mereka kemudian duduk secara acak.

Para murid 12 MIPA 1 sudah duduk bersama pasangan secara cara acak, terkecuali Dilla ia hanya terdiam di tempat melihat ke sekeliling hanya Radam saja yang masih duduk sendiri.

Radam melambai-lambaikan tangannya dengan senyuman manis. Ia duduk dibaris paling pojok bangku belakang, Dilla menarik nafas dalam-dalam kemudian ia melangkah duduk dibangku yang kosong samping Radam dengan wajah yang masam.

Pa Ludy pun membagikan kertas ulangan, setiap murid mendapatkan 1 lembar kertas. Suasana pun menjadi hening, mereka semua mengerjakan ulangan biologi sangan teliti.

" Anak-anak 5 menit lagi. "

Dilla melirik ke arah Radam yang terlihat begitu santai, " Eh bego.." Radam melirik sambil memperlihatkan gigi putih nya yang rapih.

" Lu kok santai banget? " tanya Dilla

" Gue udah selesai. " Dilla mengerjapkan matanya, ia baru ingat bahwa Radam pintar dalam mata pelajaran Biologi.

" Kalau kimchi termasuk anabolisme atau katabolisme? " tanya Dilla, kemudian Radam mengangguk dan tersenyum.

Radam menyobek kertas di buku kosong kemudian ia menuliskan sesuatu entah apa, Dilla mengetuk-ngetukkan pulpen ke meja untuk menghilangkan rasa tak sabarnya menunggu sebuah jawaban.

Radam memberikan selembar kertas, kemudian ia bangkit berdiri untuk mengumpulkan kertas ulangannya.

Aku ingin bertukar tulang denganmu, aku jadi tulang punggung mu dan kamu jadi tulang rusukku

Salam dariku

Dilla mengepalkan tangannya kemudian meremas kertas tersebut, tanpa disengaja ia refleks menggebrak meja sehingga dirinya menjadi pusat perhatian.

" SIALAN!!! " teriaknya






















Minggu, 17 April 2022

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 04 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Diary ElTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang