3. Cerita

262 24 2
                                    

Suara ayam berkokok terdengar keras pada pagi ini. Willi baru saja menyelesaikan ibadah subuhnya, ia pergi ke masjid tanpa sepengetahuan Meisya.

Sepertinya Meisya masih tertidur pulas di dalam kamar, bahkan ketika Willi mencari baju di kamar Meisya sepertinya tak merasa jika lelaki itu memasuki kamar.

Willi membuka pintu kamarnya, Meisya tidur mati, selimut bahkan tak menutupi tidurnya, anak itu tidur seperti anak-anak.

Willi mendekati ranjang berniatan membangunkan Meisya. Namun ia terkejut melihat bercak darah di ranjang.

"Anjir, ni anak kayaknya baru aja dapet" gumam Willi.

Willi menggerakkan bahu Meisya, "Mei, bangun!"

"Ih, Bang, ngapain sih lo bangunin gue, berisik anjir" kesal Meisya.

Willi terkekeh kecil, istrinya itu sepertinya lupa jika sudah menikah dan mengiranya adalah Bian. "Eh, ini gue Willi, bukan Bang Bian."

Meisya langsung mendudukkan badannya, "oh iya, ya, guekan udah nikah, hehe."

Willi duduk di sebelah Meisya, "lo lagi dapet?"

Meisya menggelengkan kepalanya, "gak, kok, Kak, tapi udah tanggalnya sih."

"Tuh!" Ucap Willi sambil menunjuk bercak darah pada ranjang.

Meisya melirik ke sebelahnya, ia melihat bercak darah dan ia langsung menutupinya dengan guling di dekatnya.

"Mandi gih! Lepas sepreinya, terus di cuci, celana lo juga, najis ntar. Lo bisa nyucikan?" Tanya Willi kepada Meisya.

Meisya tersenyum sinis, "gini-gini gue bisa nyuci, ya, Kak, gak kayak lo."

Willi hanya tertawa puas mendengar sahutan Meisya, rupanya mengusili Meisya di pagi hari sepertinya akan asik.

🎸🐻

Selesai sarapan Meisya tak tahu apa yang harus ia lakukan, biasanya ia langsung berangkat ke sekolah, sekarang ia tak sekolah lagi.

Mungkin jika ia tidak menikah jam seperti saat ini ia masih tidur nyenyak di dalam kamar atau tidak ia pergi ke kamar Bian untuk menganggu tidur abangnya.

"Mei, mau jam berapa ke rumah?" Tanya Willi pada Meisya.

Meisya mengindikkan bahunya, "serah lo aja, Kak, gue ngikut."

"Sekarang mau gak? Jadinya sekalian jalan-jalan, kalo lo mau ke mal juga gak gue larang, kok" ajak Willi.

"Beneran, Kak?" Tanya Meisya.

Willi menganggukkan kepalanya, "gue tau tempat refreshing lo, tuh, ke mal, Mei. Kebanyakan cewek-cewek, tuh, kalo jalan-jalan pasti ke mal."

Meisya bahagia, Willi tahu apa yang ia inginkan sekarang. "Tapi kepagian gak sih?"

"Ke rumah lo-kan pertama, kita gak tau, tuh, bakal berapa lama, terus kedua kita ke rumah gue, itu juga gak tau sampe kapan, nah gue mau ngajakin lo siangan aja, sekitar abis zuhur lah kira-kira, kalo sebelum itu kita nyari makan ke sekitar Malioboro aja" jelas Willi kepada istrinya itu.

Meisya memikirkan sesuatu di otaknya, "Kak, kalo ke Malioboro makan siangnya, mending gak usah deh kayaknya kita ke mal, kita ke jalan-jalan di sekitar situ aja, lagiankan sekarang orang-orang pada libur, pasti rame jua, jadi asik aja kalo kita kesana aja, ke mal-kan bisa aja kapan-kapan."

Willi menyetujui ide Meisya, "oke, siap-siap gih!"

Meisya pergi ke kamar untuk bersiap-siap sedangkan Willi hanya menunggu di ruang tengah. "Gak usah cantik-cantik, ntar ada yang naksir."

MarriedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang