ELEVEN

957 120 6
                                    

Anyeong readernim!

Selamat membaca!

^^^^^

Dua hari setelah kejadian itu membuat jisoo merasa bersalah, padahal yang memulai duluan itu jennie.

Dua hari itu pun membuat jisoo enggan untuk pergi keluar rumah selain sekolah dan dia pun tak membalas puluhan chat dari jennie, ia mengabaikannya.

"Ini membuatku pusing"

"Aish, kau ini brengsek jisoo"

Jisoo prustasi dengan semua ini, dia menampar pipinya berkali-kali.

Jisoo berjalan ke depan cermin, ia menatap mukanya. Matanya mulai berkaca-kaca.

"Hiks.. aku manusia paling brengsek"

"Bagaimana aku bertemu dengannya.. aku malu.. hiks"

"Andai saja waktu bisa diputar"

Jisoo meluapkan semuanya. Ia merasa dirinya ini pengecut.

"Aku harus menemuinya.. aku harus meminta maaf" gumam jisoo.

Jisoo pun mengambil hoodienya dan bergegas pergi meninggalkan rumah untuk pergi ke rumah jennie.

Diperjalanan, jisoo mengendarai motornya dengan kecepatan sedang.

Sesampainya depan gerbang rumah jennie, jisoo menghentikan motornya. Ia masih berfikir apakah sekarang saja atau nanti.

Dia memilih untuk meminta maaf sekarang, ia pun menghidupkan motornya lalu pintu gerbang pun di bukakan oleh satpam di sana karena mereka sudah tahu itu jisoo.

Jisoo turun dari motornya lalu ia menguatkan mental untuk bertemu jennie.

Tok tok tok

Tak lama pintu dibuka oleh wanita paruh baya, ia adalah jessica ibunya jennie.

"Eoh Jisoo-ya"

"Anyeonghaseyo mommy"

Jisoo membungkukan badannya sopan.

"Anyeong.. kau mau bertemu jennie?" Tanya Jessica.

"Nde.. apa jennie nuna ada?"

"Dia belum pulang.. kau tunggu didalam saja nde, mungkin sebentar lagi juga pulang"

"Eoh n-nde"

Jessica pun menarik tangan jisoo untuk masuk kedalam, Jessica ini sudah menganggap jisoo seperti anak sendiri. Karena ia sebenarnya ingin memiliki anak laki-laki tapi ia tidak bisa memiliki anak lagi. Jadilah jennie menjadi anak tunggal.

"Kau tunggu disofa, mom akan mengambil cemilan dikulkas"

"Nde"

Jisoo pun menunggu dengan menonton tv sambil menaikan satu kakinya ke sofa.

Jessica pun datang dengan tangan yang penuh dengan cemilan.

"Wah banyak sekali mom.. tapi sayang tak ada chikin" ucap jisoo membuat jessica terkekeh.

"Aigoo, mian mom tidak punya chikin"

"Aniyo, aku hanya bercanda.. ini sudah lebih dari cukup" ucap jisoo membuat jessica mengelus kepalanya.

"Kau tau, mommy berasa punya anak lagi setelah kau sering datang kesini" ucap jessica, tatapannya tak lepas dari jisoo yang sedang memakan cemilan.

"Aku kan memang anakmu"

"Baik lah kau memang anakku, anak ku yang paling cantik dan tampan" ucap jessica lalu mengecup pipi jisoo.

Mereka berdua pun asik mengobrolkan hal seru dan tak lama membuat jisoo mengantuk. Jessica yang sadar jisoo mulai mengantuk pun menyuruh jisoo untuk tidur dipahanya. Jisoo pun menurut lalu jessica mengelus kepala jisoo dengan lembut dan tersenyum manis.

Tak lama kemudian jennie pulang dari kampus dan membuka pintu.

"Aku pulang" ucap jennie lantang.

"Sstt jangan keras-keras bayi mommy nanti bangun"

"MWO?.. bayi.. perasaan perutmu tak pernah buncit"

"Aish.. sini lihat, nih bayinya.. bayi gede"

Jennie yang melihat itu pun tercengang, bagaimana tidak kekasihnya yang sudah ia rindukan dua hari belakangan ini. Dia sungguh terlihat berbeda, dia terlihat lucu beda saat diranjang.

"OMO" jennie menutup mulutnya.

"Mom.. kapan dia kesini, bagaimana dia bisa tertidur dipahamu" lanjut jennie.

"Mungkin 40 menit yang lalu, kau terlalu lama sampai dia tertidur"

"Sudah cepat sini gantikan.. mom harus memasak" lanjut jessica.

Jennie pun menggantikan jessica untuk meletakkan kepala jisoo dipahanya. Ia pun menatap jisoo yang terlihat nyenyak itu, lalu mengelus pipinya. Jennie sungguh merindukan kekasihnya itu, sejak kejadian itu mereka tak pernah bertemu.

Jisoo pun mulai terusik karena menghirup wangi yang ia kenali. Jisoo bisa merasakan elusan dipipinya oleh seseorang. Jisoo pun membuka matanya dan kaget melihat kekasihnya.

"Eoh kau sudah bangun" ucap jennie tanpa canggung.

"N-nuna"

Jisoo pun langsung bangun untuk duduk, ia pun menundukkan kepalanya.

"Hei aku disini" ucap jennie sambil menarik dagu jisoo.

"M-mian" ucap jisoo canggung.

"Maaf untuk apa?" Tanya jennie sambil mengelus pipi jisoo.

"U-untuk kejadian i-itu, dan m-membuatmu kesakitan" ucap jisoo kembali menunduk.

"Hei.. kau tak salah sayang, ini memang kemauan kita berdua, aigoo.. coba lihat kesini aku sudah tak apa" ucap jennie lalu menarik jisoo ke pelukannya.

"Tak apa jangan merasa bersalah.. ingat kau harus menikahi nuna nanti arra?" Ucap jennie penuh kelembutan.

"Arraseo.. wuv you"

"Wuv you too" ucap jennie sambil terkekeh.

Mereka berdua pun saling bermanjaan melepas rasa rindu itu.

^^^^^

Segitu dulu hehe..

Jujur deh kemaren author tuh lagi mager banget buat nulis.

Ramein komen juseyo.

Comment & vote juseyo!

Anyeong!

SweetsoftTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang