Awal Mula: Kentang Kesepian

5 2 0
                                    

Menuju pendewasaan secara fisik, Pota mulai mengalami kesepian disela-sela kegiatannya yang begitu monoton dan membosankan. Bagaimana tidak? Setiap hari ia hanya rebahan di atas kasur kesayangan, sesekali hanya mengerjakan tugas yang masih belum tergolong banyak dikarenakan ia masih menginjak semester awal dalam dunia perkuliahan. Dan juga seringkali menghabiskan waktu di kamar kosan berukuran 4×4 meter dengan rebahan, bersantai ria. Kadangkala Pota merasa kesepian karena kegiatan yang dilakukan hanya itu-itu saja. Karena kesepian, Pota juga sering merasa malas. 

Terkadang sangking malasnya, Pota hanya mandi sekali sehari, itu pun di malam hari menjelang akan tidur. Pernah tidak mandi dan hanya rebahan di kamar kosan yang gelap dan sepi itu. Setelah itu kembali bersantai lagi dengan menggulir layar ponsel dengan membuka aplikasi berlogo hitam yang dimainkan sejuta umat. Makanpun kalau tidak diingatkan sang teman, pasti tidak makan. Alias Pota hanya makan dikala ingat atau dikala sudah gemetaran. Ingin pulang ke rumahpun, pekerjaan menurutnya terlalu banyak. Sedangkan di kamar kosan, gabutnya ampun-ampunan. Pun juga kesepian melanda. Sesekali ia ingin merasakan perasaan senang dan menye-menyenya orang pacaran. Terkadang ingin mengirim teks ke pada mas crush yang ia idamkan selama SMA hingga saat ini. Dalam hati, Pota selalu menyemangati dirinya, bahwasanya "Mas crush, aku udah glow up lho sekarang. Berat badanku udah mulai turun. Kamu kapan suka aku balik?"  Ternyata, batin tetaplah batin. Pota tetap tidak berani mengungkapkan kata-kata tersebut. 

Pota lebih memilih memendam apa yang ia rasakan, kemudian menggalau tiap malam menyesali kenapa perasaannya begitu-begitu saja, nasibnya begitu-begitu saja. Kenapa ia tidak berani sedari awal mengakui lelaki yang ia idam-idamkan semasa sekolah. Kalau berani 'kan ada dua kemungkinan. Disukai balik dan ditolak. Jika ditolak, ya sudah Pota pasrah yang penting sudah berani. Jikalau ia disukai balik, kan bisa jadi support system selama kuliah. Eh. Plus ada teman untuk bertukar cerita. Tapi karena tidak kesampaian, ya begitulah. Terima nasib. 

Untuk mencoba merubah nasibnya yang tak mulus-mulus amat. Pota mencoba peruntungan dengan bermain bot di salah satu aplikasi pertemanan, telegram. Yaitu bot leomatch. Katanya aplikasi tersebut bisa bikin kita mendapatkan teman sewilayah. Mumpung Pota adalah anak kuliahan yang butuh relasi, ia mencoba bermain. Beberapa kali ia bertemu dengan orang-orang yang sewilayah. Namun, selalu dihiraukan karena mereka yang match dengan Pota hanya mencari cewek atau istilahnya teman kencan. Dan juga topiknya yang begitu basi yakni, "Jomblo, ga?" Dan jujur, melihat hal itu, Pota sudah sangat-sangat bosan. 

Tetapi, Pota pernah sekali menemukan teman yang sekuliahan dengannya. Satu tingkat di atasnya. Yaitu angkatan dua puluh dua (22) dengan fakultas yang bersebelahan. Sebenarnya tidak begitu tertarik. Tetapi, Pota mencoba untuk beramah-tamah dengan lelaki tersebut. Sudah beberapa hari saling mengirim pesan. Lelaki tersebut mencoba untuk melakukan pendekatan. Yang pada dasarnyaa Pota orangnya cuek, ia meladeni setengah-setengah hati. Kemudian, setengah dipaksa Pota memberikan nomor WhatsApp nya. Mungkin lelaki yang Pota temui tersebut juga sudah bosan, akhirnya hanya menjadi penonton status. Dan juga Pota merasa bosan. 

Pota kembali bermain bot di aplikasi tersebut, namun dengan bot yang berbeda. Yaitu, Anonymous Chatbot. Sebelumnya, Pota pernah memainkan bot tersebut. Tetapi, Pota orangnya bosenan dan terkadang sibuk di sekolah. Dan juga sering bertemu orang-orang random dan kebanyakan lelaki aneh gila pornografi. Dan sedikit trauma, Pota berhenti bermain bot tersebut. Dan kembali memainkan bot itu lagi karena kesepian. 

Saat sudah menemui topik aneh, Pota selalu meng-skip bot tersebut. Terkadang kalau orangnya asik, pasti Pota tukeran id, Tapi tetap tidak betah, dan berakhir menghapus riwayat chat dan langsung mem-blok tanpa alasan. Jarang sekali ada yang bisa move ke WhatsApp. Oh iya, Pota seringkali merasakan kesepian di malam hari. Merasa butuh untuk ditanya-tanya kondisi dan bagaimana kegiatan hari ini-nya di malam hari. Dikarenakan terkadang jadwal kuliah di siang hari kadang padat, kadang ia jarang membuka ponsel dikala kelelahan dan berakhir tidur siang. 

Beberapa minggu awal perkuliahan, Pota sering bermain bot di malam hari. Terkadang jikala gabut, ia meladeni chat dari lelaki random dan saling bercerita walau bukan hal-hal yang menyangkut privasinya. Pernah sekali, ia mutualan dengan lelaki dengan gap usia yang jauh yakni sepuluh tahun. Ia sering merasa ngeri dengan topik pembahasan om-om tersebut, dan berakhir membloknya. 

Kemudian, beberapa hari setelahnya Pota mencoba untuk melakukan berbagai kegiatan produktif seperti memasak, membereskan kamar dan jalan pagi dan jalan sore setiap hari. Pota sering mengunjungi kosan teman SMA nya yang sedepartemen namun beda program studi bernama Aliya. Walaupun belum terbuka, Pota dan Aliya cukup sering bersama ke suatu tempat. Dan sering berdiskusi dan memberikan semangat untuk menjalani perkuliahan. Aliyapun pada awalnya cukup pendiam, namun Pota sering melakukan pendekatan dengan mengajak ngobrol terlebih dahulu, mengajak untuk membeli sesuatu keluar dari kosan. Jarak kos keduanya tidak terlalu jauh. Dan Aliya beserta Pota sering pergi keluar bersama menghadiri acara tertentu. Kemudian sama-sama mencari teman di kampus. Dikarenakan sesama introvert, Pota dan Aliya memiliki teman yang hampir sama. Teman Aliya adalah temannya Pota, begitu sebaliknya. Ada satu teman yang sama di sekolah SMA, ia sudah memanggil Aliya dan Pota sebagai duo. Beberapa teman terkadang mengajak untuk keluar pasti menghubungi salah satu dari Aliya atau Pota. Jika Aliya, otomtis sudah langsung memberitahu Pota. Begitu sebaliknya. Padahal semasa SMA mereka berdua tidak terkenal dekat. Juga memiliki hobi yang berbeda, namun dalam ruang lingkup yang sama. Aliya memiliki hobi membaca komik.  Sedangkan Pota menyukai membaca dan menulis tetapi bahan bacaan yang tidak bergambar. 

Walau Pota tidak sepenuhnya terbuka kepada Aliya. Dan mereka saling menghargai privasi masing-masing. Entah ke depannya seperti apa, Pota terkadang tetap membutuhkan Aliya. Dan Aliya pun begitu. Mereka terkadang asik keluar bersama-sama, saling mengingatkan tugas. 

Pota yang terbiasa harus berbicara dan banyak omong merasa beruntung berteman dengan Aliya yang pendengar aktif. Walau sesekali ikut banyak berbicara, dikarenakan wajib untuk berinteraksi menambah relasi dengan teman-teman. Suatu waktu, Pota dan Aliya bermain bot bersama-sama dikarenakan gabut dan tidak ada kegiatan. Namun, yang mereka temukan ialah cowo-cowo yang gila dan haus asupan pornografi. Dan semenjak itu, Pota yang tidak terbiasa menghadapi keburukan duniawi merasa sedikit trauma untuk kembali memainkan bot tersebut. Beberapa kali Aliya dan Pota berkumpul di kos satu sama lain dan hanya untuk bermain beserta gabut bersama. Dan saling menemani kegabutan masing-masing. Sesekali makan bersama. 

Tak berapa lama, Pota tetap saja merasa kesepian di malam hari dan kembali memainkan kembali bot Anonymous tersebut. Beberapa kali obrolan yang dilakukan sefrekuensi, lama kelamaan muncul topik yang menyinggung daerah privasi. Pota mem blok dan lanjut mencari teman di bot tersebut. 

Entah angin dari mana, ia merasa partner yang ditemui di bot tersebut bakalan baik. Dan benar, mereka saling bertukar atau mutualan akun telegram. Dan hari berikutnya, bertukar akun instagram. Walau mendapat kabar yang sedikit menyentuh hati, Pota yakin di hari-hari berikutnya. Ia tidak akan kesepian lagi. Tapi, biarkanlah Pota kali ini untuk membentengi dirinya terlebih dahulu, sebelum didobrak habis-habisan. 

notes:
halo! pao's here! selamat datang di proyek kecil-kecilanku! senang bisa kembali dengan nama dan akun baru! hope u'all having a good day(⁠ಠ⁠_⁠ಠ⁠)⁠━⁠☆゚⁠.⁠*⁠・⁠。゚

Love, Pao 💋

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 20 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Jurnal Nona KentangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang