Sena menyentuh pundak Jayden, kemudian memberitahu, "Kau lupa aku siapa? Aku penyihir yang memiliki sihir matahari. Tak ada yang perlu kau khawatirkan padaku."
Setelah itu, Sena berbalik dan masuk ke kamar Stefan dengan langkah mengendap-endap. Sena berniat untuk merapalkan mantra, dan memperbaiki penglihatan Stefan dengan sihir miliknya. Namun, ternyata? Stefan memang tak bisa melihat, tapi indera pendengarannya menajam. Pemuda yang sedang duduk di ranjangnya itu, berbalik ke samping.
"Siapa kau?! Bukannya aku sudah bilang, tak boleh ada pelayan atau pengawal yang membantuku?!" jelas Stefan.
Stefan mengepalkan tangannya. Dia mendorong Sena untuk jatuh ke atas tempat tidur, kemudian menahan bahu Sena. Padahal, beberapa menit lalu, Sena hampir mengucapkan mantra pemulihan.
Stefan tak bisa melihat, tetapi dia bisa mendengar suara detak jantung Sena. Begitu pula dengan aroma parfum, yang beberapa kali hinggap di indera penciumannya. Stefan berusaha mengingat-ngingat aroma dan pergerakan orang di depannya, akan tetapi otaknya masih belum bisa mengenali siapa di depannya.
"Aroma yang berbeda. Aku baru-baru ini pernah menghirupnya, tapi di mana?" tanya Stefan pada dirinya sendiri.
Sena muak, melihat sikap sok mandiri Stefan. Dia tak sanggup menahan bibirnya untuk bersuara. Akan tetapi, Sena juga tak bisa langsung berbicara dan membuat Stefan mengenali dirinya secara langsung. Oleh karena itu, Sena tiba-tiba mengubah suaranya ke suara bebek, sampai membuat kening Stefan mengernyit.
Sena berkata, "Kau bilang kau ingin mandiri, tanpa bantuan seseorang? Tapi... saran dariku, jika kau ingin mandiri, biarkan para pelayan membantu dan mengarahkanmu terlebih dahulu."
"Manusia itu, makhluk sosial, bukan?" kata Sena.
Sebelum Stefan mencerna suara dengan gaya bebek di depannya ini, Sena tiba-tiba mendorong Stefan, kemudian membalik posisi keduanya. Tanpa permisi, Sena naik di atas pinggang Stefan, dia menahan Stefan dengan kedua tangannya. Baru kemudian merapalkan mantra pemulihan pada mata Stefan.
Stefan tiba-tiba merasakan sebuah cahaya terang menyentuh indera penglihatannya. Dia menutup kelopak matanya, kemudian merasakan beban pada pinggangnya menghilang. Setelah membuka kelopak matanya lagi, Stefan bisa melihat kembali.
Semua kegelapan yang dia rasakan musnah, bersamaan dengan menghilangnya aroma aneh dan suara bebek. "Aku bisa melihat kembali? Siapa orang yang baru saja ke sini?"
Stefan mencari-cari orang yang bersuara bebek. Namun, ketika pintu kamarnya terbuka, yang ada di dalam pandangan Stefan hanyalah Selena. Selena datang terburu-buru ke kamar Stefan sembari berkata, "Stefan, bagaimana kondisimu? Aku baru saja mencarikan tabi---"
Belum sempat Selena mengakhiri ucapannya, Selena tiba-tiba mengernyitkan kening. Stefan memeluknya, sembari menebak, "Jadi, kau memanggilkan tabib lain, lalu masuk ke kamarku, dan mengobati mataku?"
"Sekarang aku sudah bisa melihat kembali Selena," jelas Stefan dengan senyuman lebar.
Selena memelototkan mata mendengar pengakuan Stefan. Padahal, Selena baru saja berniat menyewa tabib lain, akan tetapi ternyata Stefan sudah lebih dulu diobati tanpa izinnya.
"Terima kasih, Selena. Aku berhutang budi padamu," ucap Stefan.
Pada akhirnya, Selena memaksakan senyumnya. Dia membalas pelukan Stefan, sembari berkata, "Syukurlah, jika bantuanku bisa menyembuhkanmu."
Stefan tersenyum lebar, merasakan Selena membalas pelukannya. Namun, setelah lama kelamaan, Stefan langsung mengajukan pertanyaan, "Dari mana kau bisa mendapatkan tabib yang begitu ahli mengobatiku? Meskipun suaranya aneh, dan aromanya tercium menyegarkan. Akan tetapi, aku beruntung bisa diobati olehnya."
Selena semakin mengernyitkan kening. Di dalam otaknya sudah muncul, beberapa pertanyaan tentang orang yang sudah menolong Stefan, sebelum Selena mengambil tindakan cepat menyembuhkan Stefan. "Siapa orangnya?"
•••
KAMU SEDANG MEMBACA
TEMPTED BY SUN WITCH [SUNGSUN JAYNO]
FanficSean, seorang pemuda bermulut julid tak pernah sedikit pun tunduk pada pembuli. Namun, karena sikap teguh Sean dalam mempertahankan haknya, sekelompok pembuli sengaja mendorong Sean dari rooftop atas sekolah. Sean pikir ini adalah akhir hidupnya, ak...