2

16 0 0
                                    

3 unread messages 
Joshia Callan Prasetya

Gressel POV 

Aku pun membuka layar ponsel yang berisi notifikasi pesan dari Joshi. Terdapat tiga pesan yang ia kirimkan pagi ini :

Joshia : Pagi Bell

Joshia : Gimana perasaan kamu sekarang? 

Joshia : kamu udah mendingan ?

Seperti biasanya aku menemukan Joshia yang peduli dan hangat. Dia selalu menjadi seseorang yang berusaha untuk memahami aku. Entah mengapa aku selalu merasa beruntung menjadikan anak ambisius itu sahabatku. Entah apa yang kupikirkan saat itu mencoba akrab dengan seseorang paling dingin, jenius, ambisius yang jarang bersosialisasi dengan teman-teman di kelasku. Namun ternyata dia memiliki sisi lain yang cukup berkebalikan dengan apa yang ia tunjukkan kepada banyak orang. Dia orang yang hangat, peduli pada hal-hal kecil, perasa, lucu,  hangat dan bijaksana. Banyak yang mengira ia adalah kutub utara yang tidak memiliki cahaya, namun ternyata dia memiliki sifat yang hangat. 

Di kelas ia dikenal sebagai orang yang jujur dan tegas, namun banyak orang yang kurang setuju dengan hal itu karena jarang orang yang jujur dan tegas. Tapi dia sangat unik karena ia berani mengambil jalan yang ia percayai tanpa mendengarkan kata orang lain. Hal itu membuat banyak orang mengira Joshia merupakan seorang yang dingin, keras kepala dan tidak punya hati. Namun aku mengerti dia melakukan hal itu karena ia memiliki prinsip dan tidak menyukai hal yang tidak sesuai dengan fakta. Joshi memanglah seseorang yang sangat berprinsip dan tegas. Tetapi jika melihat hal-hal yang dia lakukan dan katakan aku selalu melihat ia memiliki hati yang selalu ingin berbuat hal baik untuk sekitarnya. Namun ia bukanlah pembual yang suka mengucapkan kata-kata manis, sehingga banyak orang tidak menyadari hal itu. 


Gressel : ummm bit better, maybe 50%

Gressel : you know, because you can't be sad at home right?

Gressel : thank you for asking Jo

Beberapa detik kemudian pun terdapat notifikasi yang kembali muncul di ponsel Gressel. Pesan kembali datang dari Joshia. Saat Gressel membuka ponselnya terdapat pesan ajakan dari Joshia untuk pergi bersiap mengikuti camp klub sains universitas. 

Joshia : hmm I feel u 

Joshia : tapi kamu udah bersiap-siap kan untuk camp nanti sore?

Joshia : kalau belum coba pertimbangkan untuk ikut? u will feel better if u get out from your room, aku tunggu ya! Cocoknya kalau perasaan gaenak itu cari udara segar biar sel-sel kamu bisa dapet banyak pasokan oksigen. Siap-siap gih cepet

Gressel : hmmm okayy see u then 

Dengan berat hati aku pun mempersiapkan semua hal dengan badan yang sangat lelah. Namun jika dipikir kembali ada benarnya juga nasihat dari seorang jenius itu. Selalu saja ia memberikan teori atau argumentasi ilmiah di setiap obrolan atau nasihatnya yang sering dianggap sebagai sesuatu yang congkak bagi kebanyakan orang, namun entah mengapa lama kelamaan aku menjadi kagum pada jalan pikirnya. Seseorang yang dunianya hanya berisikan buku dan mata pelajaran ternyata juga memiliki perasaan dan perhatian terhadap gadis yang suka merepotkannya dengan sejuta pertanyaan aneh. Memang hidup terkadang adalah rangkaian kejadian unik yang tidak pernah terbayangkan, ia membawamu pada banyak cerita-cerita yang tidak pernah kau duga. 

Aku pun mempersiapkan barang-barang yang kubutuhkan untuk camp seperti baju dan keperluan-keperluan lain. Sebenarnya aku kurang semangat untuk datang ke camp perpisahan kelas. Hari-hari ini merupakan hari yang buruk bagiku, namun aku juga tidak mau melewatkan  Aku pun bersiap untuk mandi dan berdandan. Kupilih sweater warna merah dan celana hitam panjang karena aku tau nanti kami akan menghabiskan waktu hingga malam di acara api unggun. Dengan riasan sederhana dan juga rambut yang terurai aku pun berangkat ke acara camp. 

Sampai disana aku pun berkumpul dengan teman-temanku seperti Tiara dan Claudia. Mereka sudah lama menungguku karena aku sangat terlambat, teman-temanku sudah menikmati aktivitas mereka masing-masing seperti berenang, dan berkaraoke ria. Aku pun berbincang-bincang dengan mereka dan bercanda gurau. Ternyata benar kata Joshia, aku merasa lebih baik disini bersama banyak orang yang membantuku tertawa. Namun entah mengapa aku tidak menemukan sosoknya berada disini. Aku memandang sekeliling ruangan dan mencarinya diam-diam ke seluruh bagian dari villa, namun aku tidak menemukannya. Sehingga aku pun berkeputusan untuk melanjutkan karaoke dengan teman-temanku. 

Setelah beberapa lama ia pun datang ke acara tersebut. Namun seperti biasanya ia berpura-pura dingin dan tidak peduli ke sekitarnya. Ia juga seperti biasa, mendadak dingin saat bertemu denganku seolah kita tidak mengenal satu sama lain. Akhirnya malas menanggapi responya yang seperti itu aku pun melanjutkan karaoke dengan teman-temanku. Seusai itu ada salah satu teman kami yang mengajak kami menari bersama dengan menggunakan lagu 'Gemu Famire' sebagai latihan gladi bersih dari malam kreativitas yang akan kami lakukan pada malam hari nanti. Salah satu temanku yaitu Fikri memutuskan untuk menjadi pemimpin tarian dari lagu ini karena ia berasal dari daerah diciptakannya lagu ini. Awalnya semua malu-malu untuk menari bersama, namun akhirnya aku memutuskan untuk mengikuti tarian dari temanku Fikri. Semua pun akhirnya memutuskan untuk ikut bergabung menari bersama-sama. Tanpa disadari entah mengapa Tuan pendiam juga akhirnya memutuskan untuk ikut menari, hal yang akan sangat jarang ditemukan di luar sana. 

Jujur aku dan teman-teman sangat terheran melihat fenomena ini, seseorang yang jarang sekali bertingkah mulai menari bersama-sama dengan kami. Entah mengapa aku sering mengamatinya mencuri pandang terhadapku, dan aku balas tatapan itu dengan senyuman karena aku sangat kagum atas perubahannya menjadi lebih hangat akhir-akhir ini. Mungkin karena ini adalah hari terakhir sebelum kami semua berpisah. Hari ini mungkin akan menjadi satu hari yang akan sulit untuk kulupakan, dengan alunan musik yang mengalun dengan ceria dan hentakan kaki dan gerakan tangan yang bergerak dengan semangat. Kurasa ini benar yang dikatakan orang sebagai masa muda, masa dimana kau masih bisa berkumandang ria dan menari walau ada 1000 perkara di depanmu. Masa ketika kau masih bebas melakukan banyak hal, melompat lebih tinggi, bahkan berlari dengan lebih cepat. 

Kami pun terus menari dan tertawa bersama melihat semua orang melakukan improvisasi gerakan-gerakan pada lagu ini. Hingga akhirnya kami pun melanjutkan menari dengan lagu-lagu lain yang membuat kami terus menari bersama hingga kaki ini sedikit lelah. Namanya juga anak muda pasti tiada rasa lelah, adanya hanya sedikit lelah. Tak terasa malam pun menghampiri langit, hal ini pertanda bahwa api unggun dan pesta bakar-bakar jagung dan sosis akan segera dimulai. 

Kami pun mulai menyiapkan apa-apa yang diperlukan seperti gitar, tempat duduk, api unggun dan alat-alat memasak bakaran.  Semua orang mengerjakan masing-masing seperti aku yang harus berusaha untuk menyalakan api karena semua korek api tidak dapat ditemukan. Aku pun berusaha untuk mencarinya dan hal ini mengharuskan aku untuk pergi ke luar villa membeli korek api.

"Guys ada yang bisa anter aku beli korek api ga?" tanyaku pada semua orang yang sedang sibuk dengan tugasnya masing-masing. Ferdi pun mengerti bila aku tidak mungkin dibiarkan pergi sendiri melewati hutan malam-malam begini, akhirnya ia pun berkata padaku untuk menunggu sebentar. Aku pun menunggu siapa pun yang mau mengantarku, namun belum ada yang menjawab. Hingga akhirnya Joshi pun menghampiriku dan memutuskan untuk mengantarkanku pergi keluar membeli korek api. 

Malam itu pun terus berlanjut aku pun pergi bersama Joshia menggunakan motor milik Joshia. Entah mengapa malam ini meskipun aku tidak berlarian keliling lapangan, namun aku dapat merasakan bahwa jantungku berdetak lebih kencang. Entah hanya aku yang merasakannya? aku sungguh tidak tau apa yang saat ini kurasakan. 

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 13 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Dear Diary GresselTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang