8

114 22 0
                                    

renjun tidak ingat apa yang terjadi detik berikutnya. tetapi dari kejadian ini, renjun akhirnya menyadari betapa random hidupnya sekarang.

ah, renjun jadi menyayangkan, padahal dengan wajah tampan dan proporsi tubuh seperti itu, pria itu bisa mencari pekerjaan yang lebih layak, atau mungkin dia lebih cocok menjadi model ketimbang harus bekerja di tempat yang tidak jelas ini.

akan tetapi, renjun jauh lebih menyayangkan dirinya sendiri, yang harus terjerumus ke dalam permainan yang tidak jelas hanya karena si lelaki yang sekarang ini ingin sekali renjun tendang ke mulut ikan piranha.

"waktu anda habis." katanya. "apakah anda telah memikirkannya dengan matang? kami akan memberi anda kesempatan untuk berpikir ulang."

"enggak." renjun berujar cepat, karena jika tidak cepat, keanehan ini tidak akan cepat berakhir. karena demi apapun, renjun sudah tidak tahan, dan rasanya ia ingin sekali mengumpati yangyang dan si tampan yang ternyata juga ikut-ikutan tidak jelas.

"baiklah, pikiran anda telah kami baca. hadiah akan segera kami kirim ke alamat anda," jelasnya, tak lupa dengan senyum yang kali ini, anehnya, tampak sedikit menyebalkan bagi renjun.

"selamat bergabung, mawar."

GAK JELAS ANYING

🌼🌼🌼

"yangyang!" renjun akhirnya memanggil lelaki itu dan betapa masamnya wajah renjun ketika yangyang justru balas menatapnya dengan tampang datar.

"bisa-bisanya lo nyuekin gue tadi." sungut renjun dengan emosi gunung berapinya.

yangyang dengan tampangnya yang minta dipentung seolah lupa dengan renjun yang telah rela mempertaruhkan setengah kewarasannya demi membantunya menyelesaikan misi aneh ini.

"yaelah, ren, gitu aja marah, lagian lo seneng, kan, akhirnya bisa jadi bagian dari kita."

"i don't give a damn!" sembur renjun semakin berang.

"ok, ok, sorry, don't be mad, please."

renjun berdecak, lalu mendengus kasar, "yang amplop tadi," katanya dengan tampang merajuk enggan melirik yangyang yang menatapnya dengan mata besar kucing. "itu apaan?"

amplop itu sudah tidak ada di tangannya, renjun sudah membuang amplop itu setelah keluar dari toko bunga.

"oh, itu perantara komunikasi kita selama menjalankan misi. dengan amplop itu kita bisa tahu misi apa yang akan kita jalankan. lalu, setelah kita nyelesain misi, kita bakal dapet amplop baru lagi, nah, amplop yang baru itu yang bakal ngasih tau apakah misi kita berhasil atau gagal." jelas yangyang, yang hanya masuk telinga kanan keluar telinga kiri bagi renjun.

"terus, yang hadiah itu?" renjun bertanya lagi, meski sebenarnya ia bodo amat dengan penjelasan yangyang barusan.

"kalo itu emang setiap ada anggota baru bakal selalu dikasih hadiah, ya bisa dibilang kayak bonus. jadi, lo minta apaan?"

"gue nggak minta apa-apa."

"lah? kok lo nggak minta apa-apa, sih?"

"ya abisan aneh banget, masa gue disuruh mikir hadiah apa yang gue pengenin."

"ya emang gitu, mereka beneran bisa baca pikiran kita."

penjual bunga | hyuckrenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang