𝑆𝑎𝑡𝑢

48 15 1
                                    

Terlihat kini seorang gadis dengan kaca mata bulat dan poni yang sedikit menutup mata tengah berjalan di antara keremunan manusia di kantin

Gadis itu berjalan perlahan dengan membawa nampan yang berisikan air putih dan bakso menuju sudut kantin

Tapi seperti nya ini adalah hari paling sial bagi gadis itu, akibat banyaknya manusia yang berdesakan di stan makanan membuat tubuh gadis itu tanpa sengaja tersenggol dan menjatuhkan nampan makanan nya

Prangg

Kantin yang tadi nya bising seketika hening kala mendengar suara mangkok bakso yang beradu dengan lantai, atmosfer pun seketika berubah kala mereka sadar siapa yang menjadi korban dari tumpahan makanan itu

"SIALAN! MATA MU SUDAH TIDAK BERFUNGSI HAH!"maki seorang laki laki Karna pakaian nya kini kotor karna tumpahan kuah bakso si gadis berkacamata

Sadar akan kesalahannya dan sadar akan siapa yang di tabrak nya membuat gadis itu segera membungkuk meminta maaf dengan tubuh bergetar

"M—maaf ak—aku gak—akhhh!

Belum selesai gadis itu dengan ucapan, tengkuk nya sudah terlebih dahulu di cengkram, di paksa mendongak menatap wajah penuh amarah sang lelaki

"Maaf mu tidak bisa mengganti nya,bitch!"

"Ak—aku—aku berjanji akan mengganti nya"

Mendengar ucapan itu, lelaki itu sontak tersenyum remeh" Kau mau mengganti nya? JANGAN KONYOL! KAU MENJUAL TUBUH MU PUN TIDAK AKAN BISA MENGGANTI NYA SIALAN!"

Brukhh

Dengan kasar lelaki itu mendorong wajah gadis itu, mengakibatkan tubuh nya terhantam dengan keras pada meja kantin

Semua meringis ngilu karna menyaksikan kejadian tersebut, mereka memang kasian apalagi melihat gadis itu yang mulai menangis karna sakit pada punggung nya, namun apalah daya, mereka juga masih waras untuk tidak mengganggu aktivitas sang berandalan sekolah

Oh ayolah mereka masih ingin belajar dengan tenang di sisa waktu sekolah mereka ini

"Hiks.."

Isakan kesakitan itu terdengar jelas di keheningan suasana kantin namun rasa iba tak mampu mengetuk pintu sang pelaku.

Lelaki berbandana merah itu malah terlihat makin marah, namun beberapa detik berikutnya ia menyeringai seolah baru mendapatkan ide baru membuat semua orang bergidik ngeri karena perubahan wajah nya yang begitu cepat

"Habis pulang sekolah datang ke atap sekolah, kalau kau berani tidak datang—

"—akan ku pastikan sisa akhir sekolah mu adalah neraka"

Setelah mengatakan itu, lelaki berandalan itu pergi dari area kantin diikuti para temannya

Semua orang yang bergelombol bergegas menyingkir, memberi jalan pada sang pengusa
sekolah

"—Yang sangat di takuti, berakhir lah halaman pertama"monolog Alfina atau sebut saja sekarang Alvida yang terlihat bosan karna alur cerita yang menurutnya sangat klasik

Kemudian matanya beralih menatap pada gadis culun tadi, sang pemeran utama itu kini nampak berusaha berdiri lalu dengan tertatih tatih ia berjalan keluar dari kantin tanpa bantuan siapapun

Di novel dijelaskan kalau ada yang berdekatan dengan mangsa si protagonis laki laki, maka mereka akan ikut mendapat ganjaran yang serupa, maka dari itulah walau ekspresi iba dan ingin menolong terlihat jelas di wajah para siswa tapi tidak ada satupun yang berniat ingin membantu

Seperti yang di jelaskan, mereka masih ingin hidup tenang

Tok tok tok

Alvida mengetuk ngetuk meja yang ia tempati lalu meringis kala sadar seberapa keras meja itu

Wajar saja gadis culun itu kesakitan karna nyatanya dorongan si berandal sangat keras, bayangkan saja meja seberat ini bisa tergeser

Ok, terdengar berlebihan memang Karna sebenernya meja ini dapat tergeser kalau kita mendorong nya dengan kuat, lalu bukan kah ini juga dapat disimpulkan kalau dorongan lelaki itu tak main main?

"Kuat sekali punggung nya tidak patah"monolog nya

"Hmm, baiklah pada halaman berikutnya si berandalan itu akan memaksa gadis itu jadi budak nya kan?"

Alvida mengetukkan jari nya pada meja, terlihat jelas dari wajah nya kalau ia kini tengah berpikir keras"apa gue deketin dia sebelum si culun jadi budak nya ya?"

"Ah enggak"gadis itu menggelengkan kepalanya"itu gak bakalan sempat, mana mungkin gue bisa bikin berandal itu negrubah pikiran nya cuma dalam beberapa jam"

Lagipula dengan watak protagonis yang keras kepala makin kecil lah kemungkinan ia bisa merubah kehendak nya, dan juga akan berakibat fatal kalau dia memaksakan ke hendak nya pada lelaki itu dalam posisi mereka yang sama sekali tidak saling kenal

Mungkin saja ia akan berakhir menjadi bual bualan seperti protagonis wanita

"Atau gue biarin aja dia jadi budak nya?"

Kalau dipikir-pikir protagonis wanita juga ikut andil dalam mempermalukan Alvida kan? Karena Alvida tidak mungkin berakhir mati kalau tidak ada sangkut pautnya dengan protagonis wanita?

Ide bagus, dia akan membiarkan seperti itu dulu, jadi saat dia sudah berhasil menggaet protagonis pria, ia tidak akan susah untuk menghancurkan gadis itu juga.

Bukankah ini yang disebut mengenai dua burung dengan sekali lemparan

Karna di mana ada majikan maka akan ada budak di sampingnya

Memikirkan itu membuat Alvida makin melebarkan seringan nya"baiklah, jadi kita lihat saja kelanjutan nya"

Ia kemudian menyandar kan tubuh nya ke dinding lalu dengan santai melanjutkan meminum es jeruk nya

Alvida tidak sabar memulai rencananya

.
.
.
.

Mba Nis
Sabtu, 6 Januari 2024

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 05 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

𝑵𝒐𝒘 𝑰'𝒎 𝑻𝒉𝒆 𝑨𝒏𝒕𝒂𝒈𝒐𝒏𝒊𝒔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang