2. BOCAH BEBAL

1.3K 60 0
                                    

Gosip tentang Nathan yang menjadi tukang pukul dan biang onar di sekolah lamanya membuat para siswa yang tak sengaja berpapasan dengannya takut. Mereka merasakan atmosfer mencekam saat tak sengaja melihat sosok Nathan yang melintas entah dari arah kantin ataupun dari arah kelasnya. Ada bekas luka jahit di dahi Nathan yang konon katanya berasal dari sabetan benda tajam saat tawuran. Penampilannya yang cukup berandalan dengan memakai kalung dan tindik telinga membuat beberapa siswa beringsut takut. Rama dan Noval yang pada dasarnya preman sekolah pun bahkan dibuat bertekuk lutut hanya dengan mendengar gosip itu.

Ingat dua siswa yang dibagi permen kaki oleh Nathan saat Nathan mendapat hukuman hormat ke tiang bendera? Mereka-lah sosok Rama dan Noval. Keduanya menyerahkan diri menjadi antek-antek Nathan dan terus mengekor di belakangnya seperti laron.

"Gua mau tahu banyak soal dia." Nathan yang saat ini sedang berjalan memasuki area kantin bertanya rendah pada keduanya dengan tatapan mata mengarah pada Gemma. Nathan rela tidak membolos sekolah hari ini demi untuk mencari tahu siapa itu Gemma.

Gemma barusaja menyelesaikan makan siangnya seorang diri dan hendak membayar ke ibu kantin.

"Oh.. Maksud boss, Pak Ketos. Dia anak XII IPA boss. Namanya Gemma."

"Iya. Gue udah tahu. Maksud gue, tentang keluarganya."

"Bokapnya namanya Pak Irfan. Guru P.E. Dia juga guru pembimbing yang suka ngehukum kita hormat ke tiang bendera."

Nathan mengangguk paham. Pantas saja wajahnya mirip. Hampir setiap hari mereka bertemu karena Nathan selalu saja telat masuk sekolah.

"Soal nyokapnya, tahu nggak?"

"Cerai boss. Gemma tinggal sendiri sama bokapnya."

"Gue punya tugas buat kalian."

"Apa boss?"

Nathan kemudian berbisik di telinga mereka. Keduanya mengangguk paham dan kemudian pergi meninggalkan kantin.

"Berapa, Bu?" tanya Gemma pada ibu kantin sembari merogoh saku celana OSIS. "Astagfirullah hal adzim," seketika mengelus dada kaget saat menemukan sosok Nathan tiba-tiba berdiri di sebelahnya tanpa ia tahu darimana datangnya.

Ibu kantin ikut kaget. Bukan karena kemunculan Nathan yang tiba-tiba, tapi karena terpesona dengan ketampanan Nathan. Baru pertama kali ini ibu kantin melihat wajah tampan Nathan yang digosipkan di seantero sekolah nyaris seperti model itu. Ternyata gosip itu benar adanya dan ibu kantin tidak memungkiri akan hal itu. Nathan tak sering berada di sekolah karena kerap membolos. Suatu hal yang wajar jika ibu kantin baru pertama kali ini melihatnya meski Nathan sudah satu bulan terdaftar di sekolah.

Semenjak belasan tahun berjualan di kantin sekolah, baru kali ini ibu kantin melihat siswa setampan Nathan. Selain tampan, Nathan juga terlihat manis meski ia seorang begundal. Tak dapat dipungkiri, kaum hawa yang melihatnya pasti akan terpesona. Sayangnya, sekolah ini adalah sekolah khusus laki-laki. Jika saja ada siswa perempuan, sudah pasti mereka akan mengantri untuk mendekati Nathan.

Sesungguhnya, Gemma juga tak kalah tampan. Mungkin karena setiap hari sudah sering dilihat sudah tidak terlihat luar biasa lagi.

"Biasa aja, kali. Kayak lihat setan aja." Nathan sewot, melirik tidak suka ke arah Gemma.

"Setan sama lo 'kan beda tipis. Kerjaannya ngilang-ngilang mulu. Sudah berapa kali lo bolos sekolah lompat pager selama satu bulan ini?"  Gemma berucap dingin dan tegas. Ia masih merogoh saku celana OSIS mencari dompet ataupun selembar uang yang sialnya belum ditemukannya. Sepertinya Gemma lupa membawa dompet.

"Kok lo tahu?" tanya Nathan bingung. Ia cukup percaya diri selama satu bulan ini membolos jam pelajaran dengan cara melompat pagar bersama Rama dan Noval. Namun, ternyata pak ketua OSIS yang sabar dan baik hati ini diam-diam mengetahui akan hal itu.

POSITIF [R18+] [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang