🌻🌻🌻
Langit gelap tapi bukan malam. Siang terlihat enggan menampakan keindahan sinar mentari dengan menampilkan awan gelap disertai guyuran hujan yang membuat semua orang enggan untuk beranjak dari peraduannya.
Asap dari uapan cangkir teh sangat jelas terlihat dengan roti panggang bersanding disisinya membuat pagi yang dingin terasa sempurna karena ditemani meraka.
Netra emeraldnya melihat aliran air yang mengalir diluar jendela dan seketika senyumannya terbentuk sebelum setetes air menetes dari sudut matanya.
"Sudah lama ya." Ucapnya lalu angannya kembali menjelajahi kenangan yang pernah dilaluinya.
"Senju Sakura... Ya aku Senju Sakura."
.
.
.
Dulu
.
.
.
"Onii-chan bantu ak--"
"Eh?"
Sakura menghentikan teriakannya memanggil sang kakak karena, seperti biasa membutuhkan pertolongan kakak tercintanya. Tapi saat masuk kekamarnya ternyata bukan kakaknya lah yang menempati ruangan bernuansa abu-abu dengan perpaduan navy itu, tapi orang lain.
"Tampannya."Sakura berujar begitu saja dan tak ambil pusing karena lelaki di depannya ini memang benar-benar tampan dan senyumannya sangat manis, sungguh membuat tubuhnya pun tidak bisa berkutik entah karena malu atau terpesona.
"AW SAK--YAK ONII-CHAN!" Sakura langsung berseru karena rasa sakit di kepalanya akibat perbuatan sang kakak yang dengan seenaknya menjitaknya.
"Kakakmu bahkan lebih tampan tapi kau tidak pernah mengatakan aku tampan ".
Kakaknya bersungut-sungut tidak terima dan dia datang dengan dua kaleng minuman dingin. Satu untuk dirinya dan satu lagi dia berikan untuk temannya itu.
"Cih." Sakura mencibir dan ingat akan tujuannya datang, ia pun langsung menarik kaos sang kakak agar mendekat dan membisikkan sesuatu.
Sasori, Akasuna Sasori nama kakak Sakura yang sangat menggemaskan karena sejujurnya wajahnya masih terlihat kanak-kanak dibandingkan remaja seusianya.
"Hm." Sasori memiringkan tubuhnya untuk mempermudah akses Sakura mengatakan sesuatu kepadanya. Namun saat melirik, Sakura tidak sengaja bertemu tatap dengan teman kakaknya itu. Lelaki itu pun tersenyum kembali membuat jantung Sakura sungguh tidak merasa nyaman karena berdetak tidak normal seperti biasanya.
"Besok datang kesekolah." Sakura berbisik namun tidak lama kepalanya kembali terdorong karena Sasori mendorong dengan ibu jarinya.
"Siapa lagi yang kau pukul nona," Sasori meneguk minumannya dan duduk di kursi belajarnya yang kebetulan berhadapan dengan sofa nyaman yang selalu Sakura tempati jika berada dikamar kakaknya yang kini diduduki teman kakaknya itu. Dia hanya diam, namun sejak tadi dia hanya fokus pada pemandangan luar kini menoleh dan memandangi kedua bersaudara itu.
"Primadona sekolah." Sakura meringis saat mengatakannya karena kakaknya pun mengenal sosok yang di juluki primadona di sekolahnya.
Ngomong-ngomong ia masih sekolah menengah pertama sedangkan kakaknya sudah berada di bangku menengah atas kelas 3.
Sasori menghembuskan napasnya kesal karena ini bukan kali pertamanya Sakura melakukan hal seperti ini. Paling sedikit itu 2 kali dalam sebulan ia selalu datang untuk menerima hadiah wejangan yang sebenernya sungguh melelahkan tapi ia tidak marah karena sangat mengenali adiknya ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cherry blossom II
FanfictionBerisikan Sakura Centrik kembali yang mungkin akan ada beberapa Sequel dari SC I. 1 • GaaSaku ( it's You Sequel )