Part 4 : A word

49 5 2
                                    


"Sa-sakit.." Jirae merintih lantaran Yongbok menjambak rambutnya dari belakang.

"Tahan." suara terengah Yongbok tampak berat berhembus dari belakang leher Jirae menggelitik telinganya.

Yongbok melakukan dengan Jirae dari belakang. Menyuruh Jirae menungging dan memasukkan miliknya dengan kasar. Menampar bokongnya lalu menjambak rambutnya sampai rasanya kulit kepala Jirae mau lepas.

Yongbok sedang kesal, karena Minho hari ini melakukan kesalahan fatal.

"Bisa-bisanya dia menggagalkan rencana ini hanya karena perempuan.." gumamnya sendiri yang terus menghentak-hentakkan tubuhnya dengan cepat dan tidak beraturan.

Minho tidak berhasil mengeksekusi korbannya lantaran kekasihnya sedang tidak ada di rumah dan pergi entah kemana. Sepertinya mereka sedang bertengkar.

Yongbok kesal karena perempuan itu membuat pikiran Minho kehilangan fokus. Tentu saja hal itu membuatnya di marahin oleh kliennya karena kecerobohan rekannya. Karena kesal Yongbok memilih untuk mabuk-mabukkan di sebuah club.

Dan bisa-bisanya saat dia pulang dalam keadaan mabuk ke studionya, dia mendapat Jirae yang masih melukis disana, tentu saja Jirae sekarang menjadi obyek pelampiasannya.

Memperlakukan Jirae dengan kasar dan brutal. Tapi anehnya Jirae menurut saja apa perintah Yongbok. Dan karena itulah Yongbok tentu saja tidak bisa berhenti untuk tidak mengasarinya.

Tangan Yongbok melingkar di leher Jirae dan mencekiknya membuat Jirae terbatuk-batuk karenanya.

Membalikkan tubuh Jirae dan mulai menampar-nampar kecil pipi Jirae dan dada Jirae.

Memasukkan kembali miliknya dalam sampai dia harus mengeram karenanya.

Menatap Jirae di bawahnya dengan tidak berdaya, bersemu merah membuat rasa kesalnya menguar begitu saja.

"Kau disuka dikasari hah?"

"Te-Terserah kau saja, asal kau senang." Jirae sampai kehabisan nafas karena cekikan Yongbok.

"Bagus." Yongbok tentu saja menikmatinya. Dia memejamkan mata dengan tetap menghentakan miliknya kencang sampai puncaknya dia dapatkan.

*****

"Maaf ya. Aku kalau diranjang tidak bisa mengendalikan diri.." Yongbok terduduk disamping Jirae yang masih telanjang dan berbalut selimut putih.

"Gwenchana. Aku tidak apa-apa kok." Jirae tersenyum dan mengelus puncak rambut Yongbok.

Yongbok ikut tersenyum menatapnya, dia begitu manis. Entah kenapa saat diranjang dia seperti bukan Yongbok yang tersenyum manis seperti sekarang.

"Kau mau kubelikan apa? Kau mau baju branded? Sepatu? Perhiasan?"

Jirae menggeleng,"Aku mau kamu bahagia. Itu sudah cukup."

Senyuman kecut menghias sudut wajah Yongbok.
"Kalau seperti itu, aku jadi susah mencari alasan untuk meninggalkanmu saat aku sudah bosan denganmu." batin Yongbok.

"Ah, aku lapar. Kita makan keluar yuk." ajak Jirae disambut dengan anggukan cepat Yongbok yang menandakan dia setuju untuk makan bersama.

*****

Yongbok dan Jirae duduk di sebuah warung pinggir jalan. Dia menatap sekelilingnya tampak tidak nyaman duduk disana, bahkan dia yakin bangku plastik yang diduduki sekarang bisa patah kapanpun.

"Kau tidak pernah makan disini?" tanya Jirae.

Yongbok menggeleng. Bukanya dia tidak pernah makan di warung pinggir jalan. Beberapa tahun ini dia hidup dengan kemewahan tentu saja itu membuatnya enggan makan di pinggir jalan seperti ini. Bukan style nya.

S-case : UNIDENTIFIED [FELIX-SKZ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang