Prolog

110 9 5
                                    

“Putus?” seorang gadis bersurai legam panjang tampak gemetaran mendengar ucapan lelaki berambut pirang yang duduk dengan santainya di depannya.

Masih menikmati kopi panasnya
sementara tidak begitu peka perempuan di depannya sudah mau menangis mendengar kalimat
yang dia ucapkan sebelumnya.

“Iya. Kurasa aku sudah bosan denganmu.” ucap lelaki itu dengan santainya.

Setengah menggebrak meja perempuan itu mulai tampak emosi, tidak peduli beberapa tamu di restoran itu menatap keduanya dengan penuh penasaran

“Yya Lee Yongbok! Setelah apa yang kuberikan padamu, bahkan tubuhku untukmu kau meminta untuk meninggalkanku hanya karena bosan?”

Lelaki yang dipanggil Yongbok itu menggaruk kepalanya yang tidak gatal, dia bahkan mengorek kupingnya karena merasa suara perempuan di depannya sangat berisik.

“Tidakkah sudah impas kebersamaan kita selama empat bulan dengan tas LV, sepatu Prada, mantel Gucci dan baju-baju branded yang lain yang kuberikan kepadamu?"

“Kurasa menyewa jalang tidak semahal apa yang aku berikan kepadamu.”

Perempuan itu tambah emosi kemudian dia berdiri dan menyiram segelas cola yang ada di depannya kepada Yongbok.

Dia sudah tahu kalau gadis di depannya akan melakukan itu, jadi dia memilih untuk tidak menghindar demi menuruti ego sang gadis.

“Aku menyesal telah mengenalmu Yongbok!” teriaknya sampai hampir seluruh pengunjung restoran itu menatapnya. Bahkan seorang waiters mendekatinya menawari sebuah handuk kecil, tapi ditolaknya.

“Tidak apa. Aku sudah terbiasa dengan kejadian seperti ini.” jawabnya santai sambil mengelapnya dengan tisu seadanya.

“Untung saja aku belum membelikanmu mobil, kalau kelakuanmu seperti ini harusnya aku mengakhiri hubungan denganmu dua bulan yang lalu, sehingga tidak perlu banyak hartaku
terkuras karenamu.” gumamnya sendiri.

*****

Sementara di depan pantry dekat kasir para waiters membicarakan hal itu.

“Sepertinya cowoknya yang brengsek, mungkin dia selingkuh sampai ceweknya semarah itu.” gumam salah satu pekerja disana.

“Tapi ku dengar cowoknya memberikannya segalanya. Lihat saja barang ber merk yang dia kenakan.” seorang kasir ikut menimpali.

“Kau benar. Mungkin dia yang tidak tahu diri membuat cowoknya capek berhubungan dengannya dan minta putus tapi ceweknya ga terima karena sumber penghasilannya hilang.” waiters yang satunya menimpali.

“Tidak! Tidak mungkin! Pasti dia selingkuh! Lihat cewek itu sampai murka begitu. Perempuan
walaupun dikasih apapun kalau diselingkuhi juga buat apa semuanya!!”

“Tapi kemungkinan cewek matre itu yang menyebalkan!”

“Tidak, aku tidak percaya. Lihat saja tampang cowok itu. Tampan, berduit, sudah pasti dia buaya.” celoteh waiters itu dan membuat kedua teman yang sedari tadi bergosip dengannya terdiam.

Lalu kedua rekannya menyuruhnya untuk diam. Waiters itu memang sedang membelakangi mesin kasir.

“Aku benar kan? Jangan percaya dengan cowok yang tampan apalagi terlihat kaya seperti itu, sudah bisa dipastikan lelaki itu buaya dan perempuan yang menyiramkan cola di muka dia adalah salah satu korbannya.” waiters itu masih saja berbicara padahal kedua temannya sudah mengkodenya untuk diam.

“Mungkin aku buaya, tapi kalau tidak kenal kau tidak bisa menghakimiku seperti itu agassi.” suara berat lelaki itu muncul di belakang waiters itu, dan dengan segera dia menundukkan kepalanya meminta maaf.

S-case : UNIDENTIFIED [FELIX-SKZ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang