I'M DEAFFERENT 8

81 13 4
                                    

< Ur Boo >

Hi! Malam ini jadi tidak?

Dapat dari mana nomor ku?


< Ur Boo >

Eyy~ kau tidak perlu tau
Aku dapat dari mana eoh

Aku akan sedikit terlambat
Tunggulah sebentar
Send.

Ia tidak tau apakah ia bisa pergi sekarang dengan luka di dahinya? Bahkan pening yang sedari tadi saja belum berhenti padahal ia sudah meminum obat pereda nyeri, tapi tetap saja tidak mempan.

Ia segara mengganti plaster perban dengan yang baru, ia sudah terbiasa akan hal semacam ini jadinya tidak membutuhkan waktu yang lama untuk mengganti perban, hanya saja untuk merekatnya kembali itu membutuhkans sedikit kesabaran karena jika tidak pas, ia pasti akan tetap merasa sakit, apa lagi kata Jay ia akan mengajaknya ke tempat wahana.

Setelah beres, ia merapikan lagi pakaianya dan berkaca membenarkan tatanan rambut yang sedikit acak-acakan akibat ulah orang tuanya tadi, ia melirik pintu kamarnya dan menghela nafas lelah, semoga saja ayah dan ibunya sedang tidak berkelahi hari ini. Ia hanya tidak enak dengan Jay jika kali ini ia menolak ajakanya lagi.

Perlahan tapi pasti, Jungwon membuka pintu kayu coklatnya dengan pelan dan melirik keadaan di luar, ternyata sepi dan tidak ada siapa-siapa. Ia pun memutuskan untuk segera meninggalkan rumahnya dengan sepatu  sekolah usang andalanya, ia bahkan tidak bisa membeli apa-apa selain memenuhi kebutuhan di rumah.

Ia lantas membenarkan jaket bomber hijau lumutnya dan berjalan santai menyusuri jalanan sepi, sepertinya ini lebih sepi dari pada biasanya. Mungkin karena memang cuaca yang sedikit berangin kencang, makanya mereka tidak keluar rumah, hanya menghangatkan diri di rumah dengan keluarga cemara. Ahh ia juga ingin merasakanya.

Ia pun menduduki salah satu bangku yang biasa orang menunggu bus, tak lupa dengan headphone yang selalu ia bawa ke mana-mana apa lagi di tempat ramai seperti ini, ia pun lantas memakainya dan bersandar seolah-olah sedang menikmati lagu. Ini biasa ia lakukan agar orang-orang tidak merasa aneh denganya atau bertanya hal-hal yang Jungwon tak mengerti.

"Jungwon-ah, apa kau ingin memiliki banyak teman? Kau bisa lakukan hal seperti ini " Jungwon pun memperhatikan sahabat kecilnya tersebut dengan seksama.

"Letakan telapak tangan mu di dada, lalu setelahnya kau buat gerakan seperti tepuk tangan, seperti ini...dua kali " Jungwon yang seakan mengerti apa yang di maksut oleh temanya itu pun perlahan mengikuti intruksi dengan melihat gerakan tangan.

"Nahh habis itu, kau cubit pelan leher mu.. jadi dehh, itu artinya 'aku ingin berteman dengan mu' paham? Coba kau ulangi sekali lagi " Jungwon hanya menatap bingung sahabatnya dengan matanya yang berkedip-kedip, ia tidak tau apa yang di bicarakan oleh teman nya ini.

"Hufftt, baiklah-baiklah ini aku tulis aishh " Setelah ia menulis pun, akhirnya Jungwon membaca catatan kecil sahabatnya itu, dan ia pun tersenyum lebar dengan lesung pipi imutnya yang menyembul keluar dari pipi gembilnya.

Lagi, Jungwon teringat dengan perkataan sahabatnya itu, ia hanya bisa tersenyum tipis sambil menghela nafas. Lalu ia bangkit dari duduknya dan berjalan masuk ke dalam bus saat bus tersebut sudah sampai di hadapanya. Bus biru dengan nomor 05 membawa Jungwon pergi meninggalkan area yang sesak tadi, dan ia memilih untuk duduk di pojok sebelah kanan dekat jendela, ia hanya bisa memandangi langit malam serta jalanan yang mulai tampak ramai, tidak seperti di tempatnya tadi.

I'M DEAFFERENT [ Slow Up ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang