Ternyata itu bunyi dari suara gawai Rifki. Rifki bergegas pergi untuk mengambil gawai nya.
Sementara itu saat Gabriel sedang menyapu rumah Gabriel langsung menatap Rifki dengan wajah yang agak marah.
Dan ternyata itu teman Rifki yang menelponnya kemarin.
Rifki pun langsung bergegas pergi keluar rumah.
Gabriel mengikuti nya dengan hati- hati agar tidak ketahuan oleh Rifki.
Dan Gabriel mendengar...
"Woi katanya lu mau pindah ke sini, kapan lu pindah?? Anak- anak geng motor gw udh nunggu dari kemarin nihh"
"Iya tunggu aja gue pasti datang, sabar aja pasti gw datang kok" ucap Rifki kepada teman yang menelpon nya.
"Waduh ga bener nih si Rifki" gumam Gabriel di dalam hatinya.
Gabriel pun melanjutkan pekerjaan rumahnya.
Lalu Rifki pun pergi ke kamarnya dan menutupnya tetapi kamarnya tidak tertutup rapat hingga Gabriel melihat Rifki sedang merapikan baju bajunya.
"Wahh... Emang kurang ajar sih Rifki, udh baik-baik gue selalu traktir mereka tapi sekarang kok dia tega ya" gumam Gabriel di dalam hatinya.
Lalu ketika Rifki keluar kamar Gabriel pun menatap nya dengan tajam.
"Ehmm.... Lu kenapa Gab?"
"Gak kenapa kenapa" ucap Gabriel kepada Rifki.
"Woeee... Kalian kenapa dari kemarin diam diam, akhir akhir ini ku liat gak pernah bicara kalian" Ucap Alvin dengan kencang.
"Gak papa Vin" ucap Gabriel.
"Woee... Besok kan libur 4 hari, kayak mana kalau kita pergi ke Bali?" Ucap Alvin dengan semangat.
Tiba-tiba...
"Ehhh... Vin gw gabisa ikut, karena gw besok pergi pulang kerumah gw karena mama gw sakit, dia lagi ada di Jakarta" Rifki ber alasan kepada Alvin agar dia tidak ikut pergi ke Bali dan pergi bersama teman yang menelpon nya.
"Dihh sok bae lu Rif, palingan mau ketemu temen-temen jahat lu di Jakarta" gumam Gabriel dalam hati sambil membuang muka.
"Owh yaudah Rif gapapa lu pergi aja liat orang tua lu" kata Alvin kepada Rifki.
"Berarti kita berdua aja nih Gab?" Tanya Alvin kepada Gabriel.
"Boleh tuh, besok kita langsung meluncur ke Bali ya, sampe Bali kita jalan jalan ya kan" ucap Gabriel kepada Alvin sambil perlahan- lahan menyinggung Rifki.
Mereka pun langsung merapikan baju baju mereka untuk pergi ke Bali.
Pada saat makan malam Rifki dan Gabriel mulai membicarakan tentang mamanya Rifki.
"Jadi kenapa mama mu Rif?" Tanya Alvin.
"Mama gw demam tinggi sampe mukanya pucat banget, terus dia dibawa ke rumah sakit kata papa gw, jadi papa gw suruh besok gw datang karena kan besok juga libur" ucap Rifki ke Alvin.
"Semoga cepat sembuh ya mama mu Rif" ucap Alvin kepada Rifki.
"Iya Vin, makasih ya" ucap Rifki.
Pada pagi hari jam 4.00 subuh oo mereka siap siap pergi ke bandara dan disitulah munculnya sebuah pertengkaran...
"Rif lu mendingan jujur ke gw kalo lu bukan mau ketemu orang tua lu kan?" ucap Gabriel kepada Rifki dengan serius.
"Lahh... Gw serius kok ketemu orang tua gw, mama gw sakit woi" ucap Rifki kepada Gabriel.
"Lu jawab yang serius pengkhianat!!" Ucap Gabriel sambil menepuk meja.
"Lah.. maksud lu apa manggil gw kek begitu?" Ucap Rifki kepada Gabriel dengan tatapan serius
"Kan emang lu pengkhianat, tau ga pengkhianat, P-E-N-G-K-H-I-A-N-A-T, pengkhianat"ucap Gabriel kepada Rifki
"Lah sejak kapan gw jadi pengkhianat Gab???" Ucap Rifki kepada Gabriel
" Lu pura pura lupa atau udah amnesia? Lu ga ingat yang lu bilang kemarin? Gw tau siapapun orang yang nelpon lu lu ga mau ngerahasian ke gw sama Alvin" ucap Gabriel
" Rahasiain apa sih yang lu maksud?" Ucap Rifki
"Udah gw bilang jawab jujur pengkhianat!!" Ucap Gabriel sambil mendekatkan dirinya kepada Rifki seolah olah ingin menumbuk nya.
" Woeee... Apa nih kok berantem?" Ucap Alvin.
Rifki dan Gabriel pun tidak peduli yang dikatakan Alvin dan Rifki berkata..
"Yaudah gw jujur, emang orang tua gw ga sakit tapi gw udah ogah sahabat sama lu berdua" ucap Rifki kepada Gabriel.
Gabriel yang amarah nya sudah meningkat pun ingin menumbuk Rifki.
Tetapi......
~~~~~~~
Apa yang akan terjadi ketika Gabriel ingin menumbuk Rifki. Apakah Rifki terluka?????
KAMU SEDANG MEMBACA
Persahabatan
Teen FictionPersahabatan yang hancur hanya karena renggangnya hubungan persahabatan