Ektra Part

86.7K 315 16
                                    

Semoga gak dihapus wp lagi.

***

Tak terasa pernikahanku dan pak Danar sudah berjalan 7 tahun lamanya, anak kamipun sudah masuk TK. Waktu pertama kali aku datang ke kampung ini dalam keadaan hamil, aku masih sangat takut, takut dicemooh oleh orang-orang di kampung ini, karna sudah pasti mereka tahu kalau aku hamil diluar nikah, walaupun saat aku kembali kesini waktu itu, aku sudah menjadi istri pak Danar.

Budhe Dartilah yang waktu itu menyambutku dengan hangat layaknya seorang ibu, sampai sekarang pun beliau masih bekerja disini membantuku mengurus rumah dan anakku.

Anak laki-laki ku bernama Arnanta Caturangga, biasa dipanggil Anan. Wajah Anan seperti fokotopian wajahku, namun sifatnya seperti Pak Danar. Ramah, sopan dan suka sekali bertemu dengan orang-orang di kampung ini.

Pagi ini Anan masih berada disekolahnya, Anak diantar dan ditunggu oleh budhe Darti hari ini. Sedangkan aku dirumah memasak untuk makan siang nanti. Dulunya aku tidak bisa memasak sama sekali, namun lambat laun budhe Darti terus menerus mengajariku hingga kini aku sudah lumayan mahir dan menguasai beberapa resep dari budhe Darti. Bagaimanapun juga budhe Darti kan tidak bisa selamanya mengurus rumah ini, dan akulah yang harus mengurusnya sendiri.

Saat aku sedang merebus telur untuk kujadikan telur balado, aku merasakan sebuah pelukan dari arah belakang. Dari aromanya aku tahu ini adalah pak Danar, dagunya dia tumpukkan dipundakku, membuat badanku sedikit geli karna sentuhan itu.

" Mas kok udah pulang? "

" Bebas dong sayang, aku kan yang punya toko, mau gak dateng pun gak masalah. "

Mulai lagi, sifatnya yang satu ini jangan sampai menurun ke anak laki-laki ku, biarkan Anan tetap menjadi bocah rendah hati.

" Mau masak apa? " Tanya pak Danar.

" Masak telur balado. "

" Jadi laper nih, masih lama enggak? "

" Kalo mas ganggu aku gini terus, masaknya gak selesai !"

Ku lepaskan tangannya yang melingkari perutku, namun tangannya malah kembali melingkar disana.

" Ganggu kayak gimana? " Kini tangan pak Danar mulai nakal dan meraba-raba perutku " Kayak gini? "

" Mas aku mau masak! " Protesku.

Tangannya kini malah mencubit puting payudaraku, karna aku tidak menggunakan bra saat ini.

" Atau kayak gini? Ayo sayang mas kangen kamu, mumpung Anan masih sekolah. "

Tangannya terus-terusan bermain dipayudaraku, Meremasi keduanya dan membuatku kegelian.

" Masaknya gimana? "

" Kan nanti bisa, mau ya main di dapur aja? "

Aku menganggukkan kepalaku, pak Danar mulai menciumi leherku dari belakang aku mendongakkan leherku agar pak Danar lebih leluasa menjamahnya. Badanku ditarik untuk kebelakang tak lupa aku mematikan kompor terlebih dahulu. Aku berbalik menatapnya, tanganku ditarik kembali menuju didepan kulkas.

" Sambil berdiri ya? " Tanyanya.

" Mau gimana aja kalo sama mas tetep enak, " Sahutku genit.

Pak Danar tersenyum, kini pak Danar mulai melepaskan baju dan celananya hingga telanjang. Begitu juga aku yang dengan mudah melepas dasterku. Namun saat aku ingin melepas celana dalamku pak Danar menahannya.

" Aku aja. "

Pak Danar lalu berjongkok didepanku, tangannya mulai mengelus memekku dari luar celana dalamku. Hal yang seperti ini kadang membuatku frustasi karna pak Danar selalu bermain-main menggodaku.

KKN LarasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang