"Kelakuanmu bener-bener diluar nalar."
"Salah sendiri mau dijodohin!"
Ini hanya kisah tentang Bian dan tunangan ajaibnya.
start : january, 07th 2024
re-publish : february, 14h 2025
end :
Hazel, pemuda dengan wajah yang sudah mulai sayu akibat setengah mabuk meliukkan tubuhnya ditengah-tengah para penari berpakaian minim itu.
Entah sudah berapa botol ia habiskan malam ini, yang jelas ia ingin bersenang-senang tanpa siapapun yang menganggu.
Ya, siapapun itu.
Termasuk pria berpakaian formal yang kini menatapnya datar.
"I got you."
. . .
"Lepas! Lepasin gue anjing!" Hazel meronta, kepalanya yang pusing justru dibuat lebih pusing setelah tubuhnya digendong layaknya karung beras hingga membuat pandangannya terbalik.
"Sialan!" Hazel tak menyerah. Bahkan ketika ia dimasukkan kedalam mobil secara paksa, ia berusaha memukul si pengendara mobil.
"Bian brengsek! Bian bangsat! Acara gue belum selesai!" Racaunya.
Sedangkan Bian, yang sejak tadi mendapat umpatan hanya mendengus kesal. Kesal dengan tunangannya yang sangat sulit diatur.
"Sampai pagi juga acaranya gak bakal kelar, Hazel."
"Makanya! Balikin gue kesana! Aw!"
Hazel mendelik, mengusap dahinya yang disentil Bian.
"Baru kemarin papa negur kamu, loh. Malah keluyuran lagi."
"Ya terus? Gue kesepian anjir! Lo enak punya kerjaan! Lah gue? Ga—"
"Lebih baik kerjakan skripsimu itu!"
"Ah kampret! Mending nambah semester aja lah."
Bian menyerah. Berdebat dengan lelaki manis seperti Hazel memang tak ada habisnya, apalagi ketika ia mabuk.
"Turun." Ucapnya begitu sampai di pekarangan rumah.