1. Tidak sulit bagimu

3 0 0
                                    


Suara besi dan es yang bergesekan menjadi irama merdu bagi pemain ice skating. Ketika permukaan licin itu memberikan jalan mudah untuk meluncur dan bergaya. Sang atlet akan gembira dengan melompat dan berputar. Aeri melihat Sunghoon memasuki ice skating arena dengan sepatu es nya.

Aeri meluncur dan berhenti didepan Sunghoon. Dia mengulurkan tangan,
"Mari berlatih bersama?". Aeri tersenyum begitu manis. Hidungnya yang berwarna pink menandakan suhu di arena dingin.

Sunghoon menatap tangan Aeri yang terulur padanya. Dia tersenyum tipis dan meraih tangan Aeri.

Mereka melakukan gerakan-gerakan dengan sinkron dan terorganisir. Semuanya berjalan lancar dari mulai dasar hingga mulai berdansa diatas es.

"Bagaimana jika kita berlomba?". Aeri menatap Sunghoon dengan antusias.

Sunghoon menatapnya dengan tanda tanya.

"Ayo lakukan 5 kali spiral! Tapi harus mencapai ujung sana.", Dia menunjuk ujung arena yang cukup jauh dari tempat mereka berdiri.

"Spiral? Apa kau yakin?". Sunghoon bertanya kepada Aeri.

"Tentu saja! Jangan meremehkan partnermu ini!".
"Yang kalah akan mentraktir perut babi!!". Aeri meluncur meninggalkan Sunghoon yang terpaku.

"Hey!". Sunghoon mulai mengejar.

Aeri berteriak ketika melihat Sunghoon hampir menyusulnya. Ia segera mempercepat gerakannya kemudian dia mulai melakukan gerakan spiral.
"1!".

Lalu mulai meluncur kembali.

Sunghoon melihatny dan mengikut.
"1!".

"2!"

"2!"

"3!". Sunghoon yang mengatakannya lebih dulu. Membuat Aeri panik dan melihat kebelakang ternyata sunghoon sudah hampir disampingnya.

"AaaAaa!! Ibuu!!". Aeri meluncur lebih cepat.

"Hey! Tunggu! Kau belum spiral!". Sunghoon ikut menyusul.

"Jangan ikut aku!! Ibuu!!". Aeri berteriak sambil menutup mata.

"Aeri hati-hati!".

Dan kecelakaan pun terjadi. Sepatu es Aeri tersangkut di es karena dia menyekop terlalu dalam tanpa sadar dan membuatnya terjatuh kedepan.

"Aw!".

Sunghoon melihatnya.
"Aku sudah mengatakan untuk hati-hati, terimakasih makanannya Aeri!". Sunghoon melakukan spiral dua kali dan kemudian berhenti di ujung arena.

Aeri menatap Sunghoon tidak percaya kemudian matanya mulai basah. Dan dia menangis.

"KENAPA KAU TEGA SEKALI!!".

Sunghoon tertawa lepas dan menghampiri Aeri yang cemberut menahan sakit.

Mereka keluar dari ruang perawat dengan Sunghoon yang menuntun Aeri. Lukanya tidak parah hanya membutuhkan obat merah dan plester di lutut meskipun sedikit kebam karena benturan, tapi menjadi lebih baik setelah di oles salep.

Aeri menatap Sunghoon yang berwajah datar itu dengan lembut. Dia bersyukur memiliki partner seperti Sunghoon.

Meskipun dia terkesan cuek dan dingin, tetapi dia tahu bahwa dirinya adalah seorang laki-laki yang baik hati. Dan Aeri yakin bagi Sunghoon berperilaku usil lebih baik daripada lemah lembut bahkan sepertinya jika tidak diperlukan dia tidak akan menganggap orang disekitarnya.

Yah, sama seperti julukannya si pangeran es!

Bukan hanya bisa meluncur di atas es, sepertinya terlalu lama di atas es membuat hatinya pun ikut membeku.

"Pipiku akan bolong jika kamu terus menatapku seperti itu,". Sunghoon bahkan tidak memalingkan sedikitpun wajahnya. Pandangannya lurus kejalan.

Aeri mengedipkan mata dan dia berdeham,
"Aku hanya kagum saja,".

Sunghoon hanya berdeham sebagai jawaban dan selangkah lebih maju. Meksipun begitu jalannya cukup lambat karena dia sedang menuntun Aeri yang terluka di lututnya.

"Bagaimana dengan sisa latihan kita selanjutnya? Aku cidera.", Aeri berkata dengan lesu.

"Bukankah itu hanya lecet? Kau membuatnya terdengar seperti patah tulang.", Ucap Sunghoon menatap lutut lecet Aeri.

"Tetap saja ini sakit!". Aeri mendengus dengan kesal.

"Lebay,".

Aeri berdecak dia menatap lututnya yang lecet. Yah hanya sedikit ngilu sebenarnya. Tetapi, bagaimana bisa pangeran es ini hanya berkata seperti itu?!

"Aku tidak ingin kita kalah di pertandingan, kau tahu kan? Ibuku akan marah jika aku mengacau! Aku takut untuk pulang..", Wajah Aeri terpapar sinar matahari jingga, membuat wajahnya terlihat hangat dan menyenangkan. Meskipun bibirnya mengerut itu memberikan kesan lucu. Sunghoon tersenyum tipis melihatnya.

"Kau bekerja keras sehingga cedera, bukankah itu alasan yang bagus?". Sunghoon menatapnya lurus.

Aeri mengangguk,
"Iya, aku hanya takut tanpa alasan.",

Mereka tiba di depan gerbang gymnasium dan menunggu jemputan mereka untuk tiba karena mereka pulang lebih awal dari jadwal biasanya. 

Musim gugur kali ini berjalan sedikit cepat mengingat turnamen musim dingin akan segera tiba. Tepat setelah tahun baru datang maka olimpiade akan digelar. Itu hanya sekitar dua bulan lagi dari sekarang. Maka mereka hanya memiliki 60 hari untuk berlatih.

Maka dari itu Aeri cukup khawatir dia tidak akan bisa mencapai maksimalnya. Melihat ekspresi Aeri yang putus asa Sunghoon mulai berbicara,
"Partner mu adalah Park Sunghoon, kau tidak meragukan bakatku dalam skating indah kan?".

Aeri menatap Sunghoon dan tatapannya berpindah kebelakang. Dia melihat mobil yang akan menjemputnya.

"Yah, aku tahu.", Mobil berhenti dan turun membuka pintu untuk Aeri.

Sunghoon membantu Aeri mencapai mobil. Aeri duduk di kursi penumpang dan menatap Sunghoon,
"Aku tahu, tidak ada yang sulit bagimu.", ucap Aeri sambil tersenyum.

First time bikin fanfic hihii segitu sukanya aku sama Sunghoon〜⁠(⁠꒪⁠꒳⁠꒪⁠)⁠〜

Vote dan Komennya Juseyoo୧⁠(⁠^⁠ ⁠〰⁠ ⁠^⁠)⁠୨

Entah ada yang baca atau tidak. Tapi ku publish aja~~

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 10 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Mad At Me? -Sunghoon EnhaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang