PLOT TWIST APA PLOT TWIST?

2.8K 295 148
                                    

Aerie Vincent,
Halilintar Vincent.

Halilintar, sayang

Selamat ulang tahun, sayang. Di umur berapa Ayahmu memberikan surat dari Bunda? Bunda harap Ayahmu tidak memberikannya saat umurmu kepala dua.

Bagaimana kabarmu, nak? Kamu sehat? Bagaimana dengan Sirius? Kalian akur, kan? Jangan sering sering bertengkar, Bunda tidak bisa melerai kalian karena Bunda hanya bisa melihat kalian tumbuh besar dari atas.

Bagaimana sekolah hari ini, Halilintar? Berapa nilai yang kamu dapat? Berapapun itu pasti kamu sudah belajar sebaik mungkin. Nilai itu nanti nanti.

Bunda menulis di kertas ini jauh sebelum kalian lahir. Bunda tau Bunda tidak akan bisa bertahan, karena sejak dulu Bunda memang sakit sakitan.

Bunda harap tak ada penyakit Bunda yang menurun ke kalian berdua.

Halilintar, sayang. Adakah Sirius di sampingmu, nak? Suruh dia mendekat. Kamu bacakan lanjutan surat ini untuknya.

Ayahmu, dan Ayah Bunda adalah rekan kerja yang sangat dekat. Dekat sekali sampai sampai mereka saling tahu rahasia perusahaan masing masing.

Saat itu Bunda masih seorang sarjana baru. Selanjutnya, seperti di novel novel yang mungkin kamu atau Sirius baca, Ayah Bunda menjodohkan kami.

Ayahmu berhutang banyak pada kakek, karena itu Ayahmu tak menolak. Di hari saat kakekmu menjodohkan kami, Ayahmu mengajak Bunda pergi ke danau cantik terdekat.

Ada teman laki lakinya yang menunggu kami di warung bakso yang tidak jauh dari gapura. Pian Reza namanya.

Saat itu Bunda kira Ayahmu mau Bunda menemaninya bertemu rekan bisnis, namun kenyataannya Ayahmu memberi tahu Bunda segalanya sebelum terlambat.

Laki laki itu adalah pacar Ayahmu.

Kaget ya?

Bunda juga kaget waktu itu. Ayah kalian bilang, dia sudah tau ujungnya akan dijodohkan, jadi dia dan pacarnya waktu itu sudah siap siap.

Mereka pasangan yang penyabar, sayang. Pacar Ayah kalian saat itu menatap lurus pada Ayah kalian penuh percaya, dia juga menatap Bunda dengan penuh harap agar Bunda menjaga Ayah kalian dengan baik.

Dia bukannya tak cukup menyayangi Ayah kalian, dia hanya sadar bahwa kehidupan Ayah kalian bergantung pada perjodohan itu.

Kakek kalian adalah orang tempramental, sayang. Ayah bisa saja menolak perjodohan itu, tapi Kakek kalian, Ayah Bunda, pasti akan menghancurkan perusahaan Ayah kalian.

Pacar Ayah kalian mengalah. Mundur dengan lapang hati, agar hidup Ayah kalian tak hancur. Bukankah dia sangat sabar, nak?

Saat itu Bunda tak percaya dia melepaskan Ayah kalian begitu saja. Namun kenyataannya dia rela, karena dia sayang.

Bunda sudah mengatakan tidak apa apa jika saat Kakek kalian meninggal, Ayah menceraikan Bunda. Namun Ayah kalian tak melakukannya. Dia memutuskan menjaga Bunda karena Kakek kalian telah menitipkan putrinya pada Ayah kalian.

Halilintar sayang, Sirius sayang, Pangeran Bunda,

Bunda tidak tau bagaimana Ayah kalian mengurus kalian. Bunda berharap Ayah kalian memperlakukan kalian dengan baik, menjaga kalian dengan baik.

Sayangku, Bunda sangat menyayangi kalian. Begitupun Ayah kalian meski kalian ada dalam hidupnya bukan dengan orang yang menetap di hatinya.

Jaga diri kalian, anak anak. Bunda titipkan Ayah yang nanti akan mulai menua pada kalian.

Aerie Vincent,
Halilintar dan Sirius Vincent.

"Eh...anu, Li...gue gak maksud ngancurin suasana syahdu lo sama Vincent. Tapi...Pian Reza itu nama Ayah gue..." Kata Taufan dengan ragu.


𝄂𝄃𝄂𝄃𝄂𝄃𝄂𝄃𝄂𝄃𝄂𝄃𝄂𝄃𝄂𝄃𝄂𝄃𝄃𝄃𝄃𝄃𝄃𝄃𝄂𝄃𝄂𝄃𝄃𝄃𝄃𝄃𝄃𝄃𝄃𝄃𝄃𝄃𝄃𝄂𝄃𝄂𝄃𝄃𝄃𝄃𝄃𝄂𝄃𝄃𝄃𝄃𝄃𝄃𝄃𝄃𝄃𝄃𝄂

"Halo, Pian. Lama tidak bertemu"

Orang dengan nama Pian itu diem sambil nunduk, gak berani liat Bapak Hali.

"Kenapa gak mau lihat saya, Pian?"

"Buat apa...kamu ngajak ketemu?"

"Buru buru ya?"

Pian diem lagi.

"Saya cuma mau sedikit chit chat sama kamu"

"Aerie gimana?"

Ayah Hali diem sebentar terus geleng geleng pelan. Aerie gak selamat. Om Pian neguk ludah.

"Anak kamu gimana, Pian?"

"Seumuran Halilintar dan Vincent"

Ayahnya Hali ngangguk, terus ngedorong sedikit cangkir kopi punya Pian.

Duh ini Bapak Bapak biasanya kalo ngumpul ya ngebahas bola, ngebahas Pak RT yang kerjanya gak bener, ngebahas apa aja deh sambil ngopi, makan gorengan ya kan.

Ini mah malah diem dieman. Yang satu ngintimidasi, yang satu letoy. Mana jadi ini begini?

"Siapa nama anak kamu, Pian?"

"Taufan Reza"

Ayah Hali ngangguk ngangguk.

"Ceritain soal anak kamu"

Om Pian ngeliatin Ayahnya Hali beberapa menit

"Taufan sekarang seumuran anak kamu. Dia lembut, kadang kadang suka ribet sendiri. Kalo ada masalah dia pendam sampe stress baru cerita. Anaknya tinggi, biang onar sebenarnya. Tapi dia baik."

"Itu aja?"

Om Pian ngangguk. Ayah Hali ngeliatin orang yang ada di depannya. Yang dulu pernah sedekat itu dengannya.

Mereka berdua memilih berkorban untuk satu sama lain. Mereka berdua memilih jalan yang gelap untuk menerangi satu sama lain.

Ayah Hali orang yang sesabar ini, ya? Sesetia ini? Sepenyayang ini? Terus kenapa Ayah nelantarin Hali?

Kenapa? Kalo emang Ayah bener bener mau jaga Bunda, kenapa Ayah gak jaga Hali yang bener? Kenapa Ayah malah nelantarin Hali?

Pikiran manusia itu bisa berganti cuma dalam satu detik. Misalnya kamu yang lagi mikirin suatu masalah sampe stress, tiba tiba, tek, masalah lain muncul terus jadi kepikiran masalah itu.

Bukannya semua orang begitu? Tapi apa alasan itu cocok buat Ayah Hali yang orangnya rasional? Apa bahkan di awal Ayah Hali tulus mau haga Bunda meski harus ngelepas Om Pian?

Apa Om Pian ngerelain Ayah segitunya? Apa Om Pian gak sakit hati? Om Pian seikhlas itu? Apa yang ngejamin?

Halilintar udah gede sekarang. Halilintar udah gak bisa tinggal di bawah bayangan Vincent lagi. Vincent juga gak bisa lagi nutupin Halilintar.

Ayah juga udah gak bisa lagi nutupin perasaannya.

Tapi apa yang Ayah pendam di balik kerasnya Ayah sama Hali? Apa ada alasan lain selain kematian Bunda? Tapi Ayah gak pernah bener bener suka sama Bunda, kan?

Halilintar di asramanya menatap Taufan dengan tatapan tanpa maksud jelas. Ayah di cafe menatap Om Pian dengan tatapan tanpa maksud pula.

Anak memang gak akan jauh jauh dari Ayah. Cuma ada kalanya anak tak ingin menjadi orang tua mereka.

Ayah, masih adakah sedikit perasaan sayangmu pada Halilintar? Masih adakah perasaan kasihan pada Halilintar?

Pernahkah Ayah berpikir anak kecil tak tau menahu urusan orang dewasa? Apa Ayah lupa, anak adalah fotokopi dari orang tuanya?

Ayah mengulas senyum pada Om Pian, lalu berkata dengan lapang dada sambil mengingat Halilintar di pikirannya.

"Pian, ayo kita besanan"

Ice Head Roomate ☕︎☕︎☕︎ BL HALITAU-Enigma X Alpha 「 Boboiboy Ship AU 」Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang