Chapter 1 | Anata dan Jebakan Kadal
***
Sepanjang menulis tiga naskah cerita, demi tuhan aku tidak pernah menulis kisah nyata yang bahkan sungguh dramatis seperti ini. Tapi betapa besarnya paksaan Lulu yang tidak bisa dan tidak mungkin aku tolak.
Aku mengalah demi sebuah rasa penasaran yang kami miliki, bukan, yang nyatanya aku hanya sedikit penasaran tentang ini.
Anata Noelle Pranadi, cowok paling dramatis di sekolah.
Satu fakta yang akan kukatakan, bahwa dia playboy yang tidak usah di ingat janji atau kalimat-kalimat manisnya.
"Disini, siapa yang namanya Anata?"
Aku sudah berdiri di hadapan meja kantin yang kursinya diisi enam cowok saling berhadapan dan salah satunya adalah Anata, tanganku penuh memegang kotak makan berisi kue cokelat. Ini adalah misi pertama yang diberikan Lulu untukku.
"Gue Anata."
"Aku Anata."
Dua cowok menjawab pertanyaanku bersamaan, keningku mengernyit menatap keduanya bergantian.
Yang satu memberikan cengiran, dan satunya lagi memberikan cengiran dengan dua jari tangan yang berdiri di udara.
"Terus, yang bener yang mana?"
"Yang bener, aku Anata."
Cowok yang terduduk paling dekat dengan keberadaanku menjawab.
Ah, dia benar Anata, aku bisa tahu wajahnya. Tapi mengapa sedari tadi dia hanya diam, saat kuperhatikan hanya tertawa menatap layar ponselnya. Playboy aneh, memangnya aku ini tidak menarik, ya.
Dia tersenyum saat mengalihkan pandangannya dari ponsel hingga menatapku.
"Hai," sapanya lalu tersenyum.
"Oh, hai Anata."
aku menjulurkan tangan kananku padanya.
"Anna." Niatku mengenalkan diri.
"Anata. Salam kenal, Anna."
Aku tersenyum canggung, jantungku mau copot! Walau dari awal ini adalah sebuah keterpaksaan, tetap saja ritme jantungku berdetak cepat tak karuan.
"Kenapa? Nyariin aku?"
Wah. Mataku sedikit membulat, mungkin wajahku sudah ketahuan terkejutanya saat Anata menyebut kata "aku".
Entah aku aneh atau bagaimana, tapi seorang cowok seperti Anata yang kukira akan berkata "gue-elo", atau bahasa gaul seperti cowok kebanyakannya, mengapa dia sopan dan manis seperti ini.
Ini pasti jebakan kadal.
"Ah, Anata. Ini, kue cokelat."
Aku seperti perempuan gagu, kuberikan kotak itu di depan Anata, ia sangat terlihat antusias sebelum membuka kotaknya.
"Wah! Makasih banyak. Tapi kayanya, aku lagi puasa makan cokelat."
Mataku membulat sempurna mendengar ucapan Anata. Yang jelas nada bicaranya berubah saat mengatakan kalimat terakhirnya, terdengar kecewa.
Tiada lain dan tiada bukan bahwa Anata telah menolak kue cokelat buatanku. Apa yang salah, mengapa ini jauh dari ekspektasi tinggiku.
Aku kebingungan harus bagaimana, dimana si Lulu saat aku sedang panik seperti ini.
"Ah, kalo gitu kue coklatnya—"
"Becanda, maaf Anna, aku suka kue cokelat kok. Makasih banyak, ya."
Anata memotong ucapanku, tangannya menarik kotak yang semula akan kubawa, senyum dan cengirannya mengembang sempurna. Aku sudah kehabisan kata-kata pada jebakan pertamanya.
"Tapi, Na. Kenapa kuenya gak manis? Kok cenderung pahit? Ini less sugar ya, Na?"
Tuhan, apakah ini jebakan selanjutnya.
***

KAMU SEDANG MEMBACA
Naskah-Naskah Anna
Novela JuvenilNaskah Anna kembali di tolak penerbit, dan ini sudah ke empat kalinya, apa yang salah dengan naskah-naskahnya itu. Berbekal ide dari Lulu sahabatnya, Anna nekat mendekati cowok playboy di sekolah bernama Anata untuk melakukan riset 3M milik Lulu; M...