L i m a

620 53 85
                                    

DOUBLE UP KALAU RAME YACH!

HAPPY READING

.
.
.

Kalau Langit mengatasi perjodohan yang dibuat keluarganya dengan tenang dan terkesan tidak peduli. Lain lagi dengan Pelangi yang memilih tengkurap di atas ranjang king sizenya sembari menangisi nasib buruknya setelah ini.

Bayangkan saja, di zaman yang sudah modern seperti ini kedua orang tuanya malah ngikutin trend perjodohan ala zaman Dinasti kuno. Sungguh, Pelangi benar-benar tidak dapat menerima keputusan Papinya beberapa jam yang lalu dengan pikiran tenang.

See, bahkan Bang Bintang juga tidak bisa membantunya ataupun membelanya dengan keputusan Papi Bara yang menurut Pelangi sangat konyol dan tidak masuk akal.

“Ini gak adil buat gue,” Pelangi memukul boneka minion yang sedang dia peluk untuk meluapkan semua emosi dan kekecewaannya kepada Papinya sendiri.

“Bang Bintang sialan banget. Kenapa gak mau bantu gue buat nolak permintaan Papi.  Mami juga gitu. Apa Pelangi bukan anak kandung Mami sama Papi kali, ya?” Pelangi menangis bombay sambil bermonolog sendiri di dalam kamarnya.

Ceklek

Baby, boleh Abang bicara sama kamu?” tanya Bintang yang mulai melenggang masuk ke dalam kamar adik kesayangannya.

“Ngapain lo kesini! Seneng lo lihat gue dijual Mami, Papi, hah?!” bentak Pelangi masih juga menangis pilu.

Bukannya Bintang marah dengan kata-kata kasar Pelangi, dia justru semakin mendekati adiknya dan ikut merebahkan tubuhnya di samping Pelangi. Bintang mengusap lembut punggung adiknya yang bergetar.

“Dek, sorry. Bukannya Abang gak mau belain kamu, Abang sama Mami udah berkali-kali minta ke Papi buat batalin perjodohan ini, tapi sahabat almarhum Opa kemarin datang lagi ke kantor Papi,” terang Bintang sambil menarik napasnya panjang sebelum melanjutkan obrolan.

“Papi juga sama hancurnya harus menukar kebahagiaan dan masa remaja kamu dengan menikah muda, Pelangi. Tapi asal kamu tau, setelah Abang selidiki dan Abang pikir-pikir lagi, pilihan Opa sangat tepat untuk Adek Abang yang sedikit nakal dan badung ini, calon kamu ganteng dan sukses di usia muda, loh, Dek. Kalau kamu mau tau-” ucapan Bintang terpotong karena Pelangi membentaknya terlebih dahulu.

“Ogah! Gue ogah! Sekalipun dia anak presiden!”

Bintang terkekeh dan memeluk Pelangi seperti biasanya dengan sayang.

“Dia juga masih sekolah sama kayak kamu, udah ganteng, tajir, encer banget otaknya! Beuh .. paket komplit banget gak tuh buat adek Abang yang paling cantik ini. Kamu harusnya bersyukur yang dijodohin sama kamu itu masih seumuran sama kamu, bukan aki-aki yang sudah pakai popok!” jelas Bintang sambil menggoda Pelangi.

Namun sayang, ucapan Bintang malah membuat Pelangi semakin meraung dan menangis karena ucapannya.

“BANG BINTANG RESEK BANGET TAU NGGAK! EMANGNYA PELANGI INI APAAN MAU DI JADIIN TUMBAL SANTAPAN AKI-AKI!!” tangis Pelangi pecah, dia merasa Abangnya secara tidak langsung sedang mengolok-olok dirinya; yang sangat menyedihkan itu.

Bintang jadi panik sendiri melihat Pelangi menangis dan semakin mengeraskan suaranya.

“Cup, Cup! Diem dong Dek. Duh, nanti Abang bisa dijadiin perkedel sama Mami kalau kamu makin kenceng gini nangisnya,” cemas Bintang sambil memeluk punggung Pelangi yang semakin bergetar.

“Huweeee .. Bang Bintang jahat! Bang Bintang udah gak sayang lagi sama Lani!” teriak Pelangi semakin menjadi-jadi.

Mami Yasmine berlarian bersama Papi Bara menuju kamar putrinya. Mereka panik bukan main saat mendengar tangisan histeris Pelangi. Untung saja rumahnya jauh dari pemukiman warga. Coba kalau dempetan! Mungkin para tetangga komplek sudah bergerumbul mengira ada yang kesurupan malam-malam begini.

Hidden WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang