eps 10

1.5K 150 27
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.







Gojo cuma bisa cemberut dalam diam saat melihat anak-anak itu menyentuh dan merusak barang-barang yang ada dalam rumahnya.

.
.

"Gojo-san.. Anda pulang? Aku sudah menunggumu." Senyum itu terlampau cerah hingga membuat Gojo kesulitan melihat saking cerahnya.

"Kenapa mereka ada disini?" Gojo berusaha menahan amarahnya. Bisa kacau kalau Yuuji menangis. Mau ditaruh di mana mukanya saat ia ketahuan oleh para penerus klan lain bahwa ia ternyata tidak bisa mengendalikan istrinya sendiri.

Yuuji bergerak gugup. "Yah.. Aku sudah menelepon mu berkali-kali, tapi anda tidak pulang juga. Jadi aku.. Mengundang mereka.." Cicitnya. "Tapi jangan khawatir, kekacauan ini nantinya akan aku bereskan! Aku janji! Anda tak marah kan?"

"Oh.. Tentu saja tidak.." Gojo memaksakan senyum.

"Marah?" Choso yang mendengar hal itu menyipitkan matanya. Wajahnya yang keras itu terlihat makin menyeramkan saat dia memasang raut wajah seperti itu. "Apa klan Gojo kelakuannya hanya bisa marah-marah saja? Bahkan padamu? Itadori.. Kau harus lebih pandai dalam memilih pasangan hidup."

"Ah, tidak begitu.. Choso-senpai.. Gojo-san kadang tidak suka keramaian."

"Maksudmu dia seorang hikikomori?" Megumi ikut memanasi. "Tidak heran sih. Dari penampilannya pun."

Disini saja Gojo sudah benar-benar marah. Tapi dia tak bisa mengatakannya bahkan dalam bentuk ekspresi sekalipun. Jadi ia cuma bisa tersenyum saat dua orang itu menjelekkan nya.

"Yah.. Seseorang yang besar karena nama keluarga seperti itu memangnya apa yang bisa diharapkan?"

"Benar. Dia bahkan sempat memukulku. Penerus keluarga macam apa itu?"

Gojo menarik lengan Itadori agar berdiri di sebelahnya. "Berhentilah membisikkan hal-hal jelek tentangku pada istriku." Ia lalu mendorong Itadori agar berdiri di belakangnya dan tak melihat wajahnya sama sekali. Di tariknya kacamata hitam miliknya hingga kilatan safir milik Satoru yang begitu mengkilap dan tajam itu nampak menusuk keduanya. "Jika kalian berdua punya dendam padaku, kita selesaikan bertiga sampai kalian puas."

"Hm? Kenapa?" Yuuji melewati bahu Satoru dengan keheranan saat melihat kedua temannya tiba-tiba membatu. "Gojo-san membisikkan apa pada mereka?"

"Tidak kok.. Aku cuma minta mereka untuk jangan terlalu berisik." Gojo merangkul bahu Yuuji dan membawanya masuk. "Ayo. Aku lelah seharian bekerja."

"Baiklah.."

Fushiguro dan Choso menahan tangan mereka yang gemetaran.

"Iblis. Dia iblis." Megumi bergumam.

"Benar. Cuma iblis yang tatapannya seperti itu." Choso sama merinding nya.

.
.
.

Sepanjang sore itu Yuuji kelihatan lebih bahagia dari hari-hari sebelumnya dan itu membuat Gojo sedikit merasa lega. Setelah sekian minggu dia tertekan karena mood Yuuji yang gampang sekali berubah itu akhirnya dia mulai merasakan ketenangan. Meski rumahnya jadi berantakan, setidaknya dia bisa memanggil petugas kebersihan nanti. Itu lebih mudah di banding mengurusi Yuuji saat ini.

Pulchritude |GoYuu| END |Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang