chapter 4

203 15 0
                                    

HAPPY READING...
BAHASA NON BAKU!!

suara motor masuk ke pekarangan mansion keluarga Mahendra, nathan turun dari motornya langsung menuju masuk kedalam dengan hati yang sangat sedih, nathan masuk dengan perlahan tatapannya kosong, abi, naren, dan Zenith yang dari tadi sangat cemas karna nathan pergi tanpa izin, jangan kan izin sarapan saja belum habis langsung pergi gitu aja, saat mereka melihat nathan masuk kedalam mansion tersebut langsung menghampiri nathan dan bertanya 'nathan kenapa?' tetapi nathan tidak menjawab nya, ia langsung pergi ke kamar nya dan menangis di dalam kamar, bahkan dia sering sekali telat makan.

.

.

.

.

.

.

.

sehari, dua hari, tiga hari, seminggu, bahkan sekarang sudah sebulan, nathan masih saja berlarut dalam kesedihannya, tidak keluar kamar sama sekali, sekolah? nathan home schooling sementara, ia sangat tidak fokus saat belajar jangan kan belajar aktivitas yg lain nya saja ia tidak bersemangat, sekarang nathan sedang berbaring di tempat tidur nya, badannya meringkuk kedinginan.

Ceklek...

"nathan... makan dulu yuk, nih abang bawain nathan salad, nathan suka salad kan?"

nathan tidak menjawab sedikit pun, badannya merinding kedinginan, Zenith yang melihatnya langsung memeriksa suhu tubuh nathan, suhu tubuh nya sangat tinggi, Zenith menaru makanan itu di meja dan langsung memanggil orang tuanya.
.

.

.

.

.

.

.

"avin..."

"bagaimana dok?"

"dia hanya demam biasa, tolong dia jangan sampai telat makan dan tolong kasih dia obat ini jangan sampai telat dari waktunya"

"baiklah dok, saya akan menjaga nya lebih dari sebelumnya"

"baiklah saya pergi dulu"

"iya dok" jawab mereka secara bersamaan.

"avin.. athan takut..."

"nathan.. sayang, ada apa? nathan takut apa? ada yg ganggu nathan?" ucap abi yang duduk di pinggir kasur sambil mengusap rambut nathan, nathan yang merasakan itu langsung memeluk tangan abi yang di kira dia itu adalah garvin.

"avin.. jangan pergi athan mohon avin jangan pergi"

"suuuttt.. nathan udah ya jangan nangis lagi, nanti kepalanya makin pusing" nathan sadar suara itu bukan garvin melainkan daddynya.

"nathan mau nelfon garvin? nih.." naren mengasih handphone miliknya ke nathan, dan ternyata naren dari tadi sedang nelfon garvin untuk memberi tahukan kalau nathan sedang sakit, nathan langsung melihat handphone papanya sesaat langsung di taro di telinga nya.

"hallo.." ucap garvin dari handphone milik naren.

"athan? athan sakit? kan avin udah bilang bukan? jaga diri athan baik baik jangan sampai sakit, kenapa athan ga dengerin avin?"

"-aafff.."

"apa? avin ga denger athan bilang apa?"

"maaf ishhh..."

"hahaha,, iya iya avin maafin, athan knp ga liat chat avin?"

"males buka hp semua pada bawel nanya ini itu trus" merengek seperti bayi.

WAITING FOR YOU // GEMINIFOURTH (bxb)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang