Bab 4: Sekadar membereskan semuanya...

138 21 6
                                    

21

Namun, Tangmen Kecil, pada akhirnya tidak bisa menahan godaan untuk bebas mengenakan celana dan pindah ke kamar Tuan Muda.

Tangmen Kecil menyentuh celananya.

Merasakan luapan emosi.

Seolah-olah itu adalah dunia lain.

Tuan Muda: Anda senang sekali hanya memakai celana?

Tangmen Kecil: Anda tidak mengerti.

Tuan Muda: Sebenarnya tidak.

Tangmen Kecil: Saya akan menghargainya mulai sekarang dan tidak akan pernah mempertaruhkannya lagi.

Tuan Muda: Senang sekali Anda telah mempelajari pelajaran Anda.

Tangmen Kecil: Lain kali aku kehilangan segalanya, aku akan mempertaruhkan bajuku.

Tuan Muda: ...Anda tidak diperbolehkan.

Tangmen Kecil: Kalau begitu aku bertaruh dengan sarung tanganku?

Tuan Muda: Tidak diperbolehkan.

Tangmen Kecil: Sepatu botku?

Tuan Muda: Tidak diperbolehkan.

Tangmen Kecil menghela nafas: Kalau begitu aku hanya bisa bertaruh pada celana pendekku.

Tuan Muda marah: Kamu berani!

Tangmen Kecil mundur: Mengapa kamu marah...

Tuan Muda: Jika Anda butuh uang, tanyakan kepada saya. Anda tidak diperbolehkan memberikan pakaian Anda kepada siapa pun, mengerti?

Tangmen Kecil: Saya tidak bisa meminta uang dari Anda. Saya tidak akan berjudi lagi.

Tuan Muda: Anak baik.






22

Pada malam hari, Tangmen Kecil dan Tuan Muda masing-masing memiliki tempat tidur masing-masing.

Tuan Muda tiba-tiba duduk, menatap Tangmen Kecil dengan penuh perhatian.

Tangmen Kecil: Kenapa kamu menatapku seperti itu?

Tuan Muda: Saya tidak sedang melihat Anda.

Tangmen Kecil: Lalu apa yang kamu lihat?

Tuan Muda, pucat: Saya melihat ke belakang Anda.

Tangmen Kecil dengan cepat berbalik: Tidak ada apa-apa di sana.

Tuan Muda, dengan suara rendah: Tempat tidur ini dulunya milik pengikut kecil saya.

Tangmen Kecil: Oh, apa yang terjadi padanya?

Tuan Muda: Dia sudah mati.

Tangmen Kecil terkejut dan membungkus dirinya dengan selimut: Bagaimana dia bisa mati?

Tuan Muda: Dia dibunuh oleh musuhnya.

Tangmen Kecil menjadi pucat: Bagaimana itu bisa terjadi?

Tuan Muda: Setelah kematiannya, musuhnya tidak meninggalkannya dengan tenang. Mereka melemparkan tubuhnya ke dalam panci besar dan merebusnya. Ketika saya mengetahuinya... itu terlalu tragis, saya tidak tega membicarakannya.

Tangmen Kecil, dengan nada menangis: Jangan menakutiku, aku sangat takut pada hantu.

Tuan Muda, dengan menakutkan: Dia meninggal dengan sangat tragis, kebenciannya masih ada. Tadi, kupikir aku melihatnya duduk di belakangmu, kepala terkulai...

Tangmen Kecil menggigil dan melemparkan dirinya ke tempat tidur Tuan Muda.





23

[BL] Tangmen Kecil Hanya Ingin Celananya Kembali [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang