Bab 5

3 0 0
                                    

     Selesai shalat ashar, Rian buru-buru keluar dari rumahnya. Waktunya bermain di rumah Hendra hanya sampai suara ngaji di masjid terdengar. Jadi dia harus buru-buru untuk segera tiba di sana agar bisa bermain lebih lama dari biasanya. Ada mainan yang kotak kemasannya sangat besar--mungkin sebesar koper berukuran 24 inch. 

     Dari luar kemasan sih sudah tampak bahwa itu 1 set mainan alat dapur beserta kitchen setnya. Warnanya pun beragam. Bella pasti akan menyukainya. Asal tahu saja, mainan itu Rian beli di Lampung ketika tak sengaja melihat mainan ini terpajang di depan toko ketika dia sedang pulang ke rumah. Bayangkan saja. Rian rela membawa kotak sebesar itu ke Medan--tentunya dengan pesawat.

     Rian mengendarai mobil dengan hati ceria tak sabar untuk tiba di sana. Dia juga tidak membeli makanan apapun, karena nantinya berniat mengajak Bella untuk membelinya langsung di mini market terdekat. Bella pasti suka jika disuruh memilih jajanannya sendiri.

     Semakin mendekati rumah Hendra, jantungnya semakin berdebar kencang. Tak tahu apa dikarenakan karena sudah tak sabar bertemu Bella dan Tania, atau malah karena dikarenakan akan bertemu Ica? Rian sendiri belum mengetahuinya. Dia hanya ingin segera tiba di rumah itu.

     Mobilnya sudah hampir mendekati rumah Hendra. Dia hanya perlu melaju sedikit lagi saja yang mana rumah Hendra berada di ujung pengkolan. Baru Rian sadari, ada Ica di sana--sedang berdiri di samping sebuah mobil bersama seseorang lelaki. Rian sontak mengentikan laju mobilnya tak jauh dari sana.

     Dalam diam dia amati Ica dan laki-laki itu--yang posisinya berdiri membelakangi Rian, membuatnya tak bisa melihat seperti apa rupanya. Namun jika dilihat dari pakaian yang dikenakan, kemungkinan dia karyawan bank. Apakah mungkin itu teman Hendra? Begitu pikirnya. Mata Rian mendadak fokus pada raut wajah Ica. Ica tampak tak nyaman. Lelaki yang ada di hadapannya berulang kali menyentuh bahu Ica. Meski Ica selalu menghindarinya, lelaki itu tetap saja berusaha ingin menyentuh bahu Ica--mungkin bermaksud memberi semangat, tetapi ya tidak harus menyentuh juga dongs.

     Setelah menunggu sekitar 10 menit--entah apa pun yang mereka obrolkan di sana--akhirnya lelaki itu melesat pergi bersama mobilnya. Ica yang tadinya berusaha memperlihatkan senyuman di wajahnya, kini senyuman itu pun hilang seketika. Dari jauh pun Rian bisa melihatnya, Ica menghembuskan nafas dengan lega. Tampak jelas bahwa dia memang sangat tidak nyaman dengan perlakuan lelaki tadi.

     Tangan Rian mencengkram erat stir mobil. Dia tidak merasa sedang kesal, tapi kenapa tangannya mencengkram stir mobil sampai sekencang itu? Tak lama setelah Ica melangkah masuk ke dalam rumah, barulah Rian lanjut melajukan mobilnya. Tak mau memarkirkan di luar pagar, tanpa segan Rian menggeser pagar rumah itu lalu memasukkan mobilnya ke perkarangan rumah. Suara pagar yang digeser membuat Ica kembali ke luar untuk melihat siapa yang telah membuka pagar rumahnya. Matanya pun melebar ketika melihat Rian lah yang saat itu berada di depan rumahnya--tengah mengeluarkan sebuah kotak besar dari dalam mobilnya.

     "Bella mana?" tanya Rian sambil melangkah menuju pintu sambil membawa kotak yang berisikan mainan untuk Bella.

     "Ada itu.--Bella, ini Om Rian datang." Bella yang saat itu sedang duduk di atas kursi kuningnya--sedang menonton Upin & Ipin, langsung berlari menuju pintu rumah diikuti suara teriakan melengkingnya saking senangnya.

     "Waaa....." dan kini mulutnya sudah menganga lebar melihat betapa besar kotak yang dibawa Rian. "Om? Ini apa?" Tanya Bella yang seperti biasa selalu memeluk paha Rian dengan girang. Ini pertama kalinya Rian mendengar Bella berbicara dengan jelas. Tak celat sama sekali.

     Rian yang baru saja memasuki rumah itu berusaha berjalan dengan hati-hati karena Bella mulai bergelantungan di kakinya. Rian letakkan kotak itu di atas meja ruang tamu. "Ini mainan untuk Bella." Bella kembali berteriak bahkan kali ini sangat melengking.

SUAMI UNTUK BUNDATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang