Bab 6

6 0 0
                                    

     Ini adalah pertama kalinya mereka berada di dalam satu mobil. Suasananya sudah seperti keluarga saja--yang mana Rian mengemudi, sedangkan Ica duduk di sampingnya sambil memangku Bella yang sedang menikmati susu stroberinya. Mereka sudah ke mini market yang mana tadinya Bella hanya memilih susu stroberi tentunya, dan juga biskuit kelapa. Tetapi hari ini Bella melakukan pilihan lain setelah kedua favoritnya itu. Bella berhenti di samping freezer es krim.

     "Es kim..." pintanya sambil menunjuk ke arah cup es krim berwarna pink. Rian yang saat itu berdiri di sampingnya langsung mengambil 6 cup es krim rasa stroberi. Begitulah yang tadinya terjadi. Tadi sih Ica gak turun dari mobil karena Rian mengatakan biar dia saja yang menemani Bella. Tapi setelah ini, Ica lah yang akan turun karena dia ingin melihat langsung bagaimana saja model sepeda yang ada di sana.

     Tak hanya Ica dan Bella, Rian juga memilih ikut. Lihat saja itu. Rian lekas menyusul mereka masuk ke dalam Baby's Shop. Melihat keberadaan sepeda, skuter, dan pakaian-pakaian dengan beraneka warna membuat Bella tertawa senang. Dia sampai menyentuh semua yang menarik perhatiannya. Dimulai dari dress kuning, rok ballet kuning, skuter kuning, juga sepeda roda 3 yang berwarna kuning. Setelah diperhatikan, sepertinya Bella sangat menyukai warna kuning--karena sejak tadi hanya warna kuning yang disentuhnya.

     "Bella, sini." panggil Ica yang saat itu sedang berdiri di hadapan 3 macam sepeda roda tiga. Bella yang sejak tadi diikuti Rian langsung berlari menuju Ica disertai tawa renyahnya. Rian tak berhenti tersenyum melihat keceriaan Bella. Mungkin next time dia harus membawa Bella ke tempat bermain.

     "Wuuuuaaa... Cepeda! Bunda bunda, ini!" Bella berakhir memeluk sepeda roda 3 berwarna kuning. Lagi dan lagi warna kuning.

     "Bella mau yang warna kuning?" Tanya Ica untuk memastikannya.

     "Ya! Uning!"

     "Yaudah kak, saya beli yang ini." Kata Ica kepada si karyawan toko.

     "Baik, sebentar ya kak. Kami siapkan dulu sepedanya. Untuk pembayaran, kakak bisa langsung ke kasir. Ada di depan ya kak."

     "Ica, biar saya yang bayar."

     Ica langsung menghalangi jalannya. "Pak, biar saya aja. Lagian ini Bang Hendra yang minta. Yang saya pakai juga uang tabungannya Bang Hendra. Biar Bang Hendra senang karena uangnya bisa beri kebahagiaan untuk Bella."

     Rian diam dan mendengus. Kalau sudah begini kan tak mungkin lagi dia bersikeras untuk tetap membayarnya--meski sebenarnya dia sangat ingin. Rian mengangguk dengan terpaksa yang usai itu Ica pun segera menghampiri kasir untuk membayar.

     "Bang Rian?" Seseorang menegurnya. Rian membalikkan tubuhnya untuk melihat siapa yang baru saja memanggil namanya. Dia menemukan seorang wanita sedang melangkah menghampirinya.

     Wanita itu mengenakan setelah pakaian kerja berupa rok sepanjang betis yang super ketat, serta kemeja putih dan blezer maroon berwarna senada dengan roknya. Wanita itu juga mengenakan heels runcing yang cukup tinggi. Entah apa pekerjaannya. Rian sih mengenal wanita itu. Itu Desi, anaknya Buk Susi yang baru-baru saja dijodohkan kepadanya namun Rian memilih tidak datang ke pertemuan mereka.

     "Nah kan bener. Tadi Desi sempat ragu, ternyata beneran Bang Rian. Oh iya, yang kemaren itu gapapa kok bang. Gapapa abang gak datang. Desi-nya aja yang terlalu berharap." si Desi ini tertawa pelan sambil menutupi mulutnya dengan tangannya--membuat Rian heran, memangnya apa yang lucu. "Abang ngapain di sini?" bukankah dia terlalu centil? Padahal sejak tadi Rian menatapnya tanpa ekspresi tetapi sudah membuatnya salah tingkah sampai seperti itu. Tangannya tanpa henti menyelipkan rambutnya ke belakang telinga, padahal rambutnya tak kemana-mana dan tetap pada posisinya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 14 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SUAMI UNTUK BUNDATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang