01. (Sky)lar

77 7 0
                                    

'Selain dua korban jiwa, kecelakaan itu juga mengakibatkan puluhan orang lainnya mengalami luka-luka. Korban luka telah mendapatkan perawatan pada fasilitas layanan kesehatan terdekat. Polisi sudah meminta keterangan dua orang saksi terkait peristiwa itu. Kecelakaan tersebut mengakibatkan kerugian material sekitar 70 juta.'

Berita itu terus bergema di telinga dengan sangat sunyi. Entahlah apa yang membuatnya terkesan sunyi, menyangkal fakta bahwa saat ini seorang pemuda memejamkan mata, tidur di ruang OSIS favoritnya pada jam istirahat yang seharusnya ricuh. Walaupun dia tidak benar-benar tidur dan hanya menyumpal telinganya dengan earphone.

Sesekali berfikir tentang satu atau dua hal yang sangat membuat otak bergema hebat. Ya, tentunya berfikir untuk tidak mati karena depresi di usia yang belum menginjak 18 tahun tentunya.

Si pemuda memikirkan rencana setelah siang ini, mengingat fakta bahwa mungkin guru matematika wajib tidak akan masuk kelas karena satu dua hal miliknya sebelum sebuah tepukan menghentikan kegiatan.

"Yos, ada yang nyari lo di depan." ujar seseorang, dengan bet bama Sastra. Merasa tak digubris, Sastra melempar bola basket yang Ia pegang pada Yosa tanpa mengatakan apapun.

Yosa segera menoleh pada Sastra. Menampakkan wajah tak ingin dan berdecih yang hanya dijawab raut muak oleh pelaku.

"Sopan lu begitu?" ujar Yosa.

Yosa segera beranjak dari tempatnya untuk menemui seseorang yang terlihat tidak asing, wajahnya sangat tak asing. Yosa tak ingin munafik, pemuda di depannya ini benar-benar definisi mengagumkan dimatanya. Dari tinggi, dan penampilan serta wajah, semuanya memukau.

Tetapi saat Yosa mendekat dan memanggilnya, pemuda itu malah mengeluarkan buku kecil miliknya. Tangannya terlihat menuliskan sesuatu setelah mengambil bolpoin.

Hari ini gue mau izin ga ikut rapat, ada problem di rumah, diizinin kan?

Yosa mengerutkan alis bingung, "Hah? Kenapa ga ngomong langsung atau lewat hp aja? Lo tuli, bisu, apa gimana?"

Sialan. Pemuda itu lantas menulis 'hp gue rusak' dan menunjuk alat bantu dengar yang ada pada telinganya. Yosa langsung menutup mulut tak bisa berkata-kata. Apa yang baru saja aku ucapkan padanya? Semua orang tuli pasti tidak suka dianggap bisu.

Kesampingkan hal itu, Yosa sekarang mengenalinya. Orang ini adalah anggota OSIS di bawah pimpinannya. Sekretaris utama dan partner Sastra, namanya... Ah iya, namanya Skylar, Marlo Skylar. Pantas saja pendapatnya selalu diberikan oleh Sastra dan bukan langsung dari mulutnya, itu karena dia tuli.

Saat rapat, Sastra akan beberapa kali mengangkat tangan dengan frasa awalan 'Instrupsi, Skylar ngasih pendapat...' dan jika Yosa mengatakan padanya agar Sky berbicara langsung, Sastra akan langsung mengatakan 'Gabisa, dia introvert jadi tolong dengerin aja yang gue sampein sebagai juru bicara'. Yosa bahkan pernah berdebat dengan Sastra karena hal itu, karena hal itu, Skylar langsung menarik Sastra keluar setelah membuat gestur meminta maaf kepada seisi forum.

Hei, tapi bukannya orang tuli juga bisa berbicara? Lupakan itu, at least, kekurangan yang dimiliki Sky tidak mengganggu kinerjanya di OSIS. Selama ini, kinerjanya sebagai sekretaris utama dan beberapa kali menjabat sebagai bendahara di event sekolah adalah yang terbaik. Yosa sangat terbantu olehnya. Walau minim interaksi karena seluruh hasil kerjanya tidak langsung diserahkan tetapi selalu menggunakan perantara orang lain, pekerjaannya tetap bagus.

Yosa menatap Sky yang lebih tinggi darinya dengan kerutan dahi, "Oh sorry, iya gue izinin, tapi ntar izin ke grup juga ye, ada raker sama banyak event di semester ini soalnya." ucap Yosa yang hanya dijawab anggukan.

Sunyi bersama Langit | Firstkhao ffTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang