Gadis itu menatap bukunya yang sudah lama usang.
Ditiupnya debu-debu buku itu hingga berterbangan.
Ah, sudah lama tidak ia buka.
Ada 31 halaman disana.
Ia baca kembali dengan perasaan yang dia sendiri tak dapat terjemahkan.
Ntah sedih, rindu, sakit, bahagia. Akan dia sebut apa itu?
Dibacanya bait tiap bait.
Halaman demi halaman.
Ia sempat berhenti dibeberapa halaman, meresapi kembali frasa demi frasa yang tersusun apik.
Menebar nyala api di pelupuk mata hingga airnya mendidih.
Terlalu mendidih sampai air didihnya mengalir di halaman yang terbuka.
Ah, buku itu masih di genggamannya, utuh.
Meski kisah di dalamnya berakhir runtuh.
Ia selesai membaca buku itu.
Menyimpannya kembali sebagai bukti nyata.
Bahwa cerita dengan akhir tak bahagia itu ada.Deira Hime
14 Januari 2024
YOU ARE READING
Amigdala✓
PoesieSebelum menjadi seperti ini, aku adalah perjalanan yang tidak jauh dari kata menyakitkan. -- Aku adalah definisi kaca yang pecah namun tetap terlihat retak meski disatukan kembali. -- Aku adalah kapal yang sedang terombang-ambing yang menahan ombak...