In The Dark

71 9 0
                                        

"One and two tangan kalian ke depan, bahu condong ke belakang"

"Oke ulangi, di movement ini, Bangchan ke center"

"Nice everyone"

"One more time"

Ruang latihan dance JYP sedang dipakai untuk melatih trainee. Bangchan dan Felix menjadi satu tim di semester ini. Hal ini membuat mereka berharap ini adalah formasi fix unit yang akan debut.

Felix dan yang lainnya kecuali Bangchan, sedang beristirahat di sofa, menengguk minuman mereka dan merebahkan diri.

"Bangchan selalu totalitas" ucap salah satu teman trainee Felix

"Yup, gua harap dia jadi leader grup kedepannya." Felix memandang Bangchan yang sedang berlatih.

"Okay guys, kita akhiri disini. Kalian sudah bekerja keras!!" Coach menutup sesinya.

"Terimakasih coach"

"Selamat malam"

Bangchan merangkul pundak Felix, ia kelelahan digempur oleh coach-nim untuk solo stage yang akan datang.

Kedua sejoli itu keluar dari ruang latihan dan Felix melihat Changbin yang sedang duduk di lobby.

"Woy berandalan Solar" Changbin menaikkan sudut bibirnya mendengar sapaan Bangchan.

Sedangkan Felix mematung

Ia tiba-tiba teringat kejadian disaat ia bertemu Changbin terakhir kali

"JYP lagi sakit mata kayaknya pas ngerekrut lo" Bangchan mengajak Changbin hi-five

Bukannya menyapa balik Bangchan, Changbin justru menyapa Felix "Apa kabar, Lix?"

"Not bad, cuma capek"

Changbin merogoh-rogoh ranselnya untuk mengeluarkan sesuatu














"Gua beliin es cokelat buat lo"






"Makasih"











SEO CHANGBIN LAGI NGAPAIN GUA SIH

"Punya gua mana?" Bangchan memasang wajah melasnya.

"Gak"

"Ini gua yang ngerasa aneh, atau emang lo jadi baik ke Felix sih Bin?"

"Felix kan team leader, gimana sih lo"

"I-iya sih tapi.."

"Jadi kaga nih?"

Ceritanya, setelah Felix bertemu dengan Changbin, Felix mengatakan kepada teman-temannya bahwa user SpearB adalah Seo Changbin. Alhasil, Bangchan sebagai bagian dari tim e-sport JYP, mengajak Changbin untuk bermain bersama di warnet. Karena tim e-sport yang dipimpin Felix kekurangan satu orang. Jeno, anggota tim e-sport Felix, ijin tidak dapat hadir di turnamen karena masalah keluarga.

Jika ditanya kenapa Felix tidak mengajak Ayen atau Seungmin, jawabannya adalah mereka menolak ajakan Felix. Mereka bukan orang yang suka menjadikan hobinya sebuah pekerjaan. Oleh karenanya, Changbin menjadi pilihan bagi Felix.


"So, kita ke warnetnya naik apa?" Bangchan mengalihkan topik.

"Mobil gua aja" Changbin menawarkan diri

"Terus mobil Felix?" tanya Bangchan

"Ditinggal" jawab Changbin singkat

Felix menatap Changbin tajam "Mulut lo yang bener"

Changbin lagi-lagi menurunkan nada bicaranya "Kalo butuh pergi, telpon gua aja. Gua bisa anterin lo"

Bangchan memiringkan kepalanya, mencoba memahami situasi, melihat keduanya saling menatap "O-okay, kedengeran agak ga guna. Tapi terserah lo berdua aja"

Felix mengalihkan pandangannya, "Ya udah, iya. Buruan keburu tutup, si Lino ngomel-ngomel lagi"

🐣

Disinilah mereka berada, warnet langganan Felix sejak sebelum menjadi gamers. Penjaga warnet juga sudah menjadi teman bagi Felix, siapa lagi kalau bukan Lino, yang juga merupakan anggota tim e-sport Felix.

Lino, Felix, Bangchan, dan Changbin sedang menikmati waktu bermain mereka.

Changbin duduk di samping Felix, yang mana menyebalkan bagi Felix, namun menyenangkan bagi Changbin.

Mengganggu Felix itu menyenangkan, namun jika bukan dengan menjadi berandalan sekolah, Felix tidak akan mengetahui siapa Changbin. Solo player gangster sekolah, bukan anak geng manapun, temannya sedikit, atau bahkan tidak memiliki teman dekat.

Detik ini, Changbin merasakan bahwa caranya untuk semakin dekat dengan Felix berhasil, meski dengan cara aneh. Changbin tidak keberatan jika itu satu-satunya cara, lagipula Changbin suka menjadi dirinya sekarang yang bebas. Menurutnya jati diri Changbin melekat dengan kepribadiannya di sekolah.





Klik!








Listrik warnet mengalami pemadaman. Felix ketakutan, ia benci kegelapan. Ia meraba orang-orang di sekitarnya, lalu menarik Changbin dengan cepat untuk ia rangkul.

"Chan, anter gua ke ruang panel" Lino menyalakan senter ponselnya. Bangchan dan Lino bergegas menuju ruang panel meninggalkan Felix dan Changbin.

"Bin, nyalain senter lo, please" Felix begetar

Changbin menyalakan senternya merengkuh Felix yang panik. Changbin meraih telapak tangan Felix, ia usap lembut tangannya.

"Udah pada nyalain senter, Lix. Lumayan terang, coba deh lihat" bisik Changbin. Ia takut suara kencangnya membuat Felix semakin ketakutan.

Felix membuka matanya perlahan, ia sudah dapat melihat Changbin yang tengah memeluk dirinya. Felix mendongakkan wajahnya, lalu kedua mata mereka saling bertemu. Jangan salahkan Changbin jika saat ini ia memberanikan diri untuk mendaratkan bibirnya diatas bibir Felix. Karena Felix sendiri tidak menolak ketika Changbin menarik dagunya.



Kecupan Changbin yang intens berhasil menghipnotis Felix. Tubuh Felix menjadi rileks, Felix bahkan memejamkan matanya.


Klik!


Lampu menyala, menampakkan Changbin dan Felix yang sudah melepas panggutannya, dan sedang saling menatap.

Tak lama Felix tersadar, ia mencoba membuyarkan isi kepala, menggoyangkan kepalanya berkali-kali, mencerna apa yang barusan terjadi. Pipinya menjadi hangat, ia sadar wajahnya menjadi merah.

Tanpa pikir panjang, Felix mengambil tasnya lalu pergi meninggalkan Changbin.

Bangchan dan Lino yang sedang kembali dari ruang panel juga Felix lewati begitu saja.

Keduanya bingung, mereka kembali ke meja komputer dan menyadarkan Changbin yang sedang bengong dengan tatapan kosong. "Bin?" "Felix kenapa?" Tanpa jawaban, Changbin malah pergi begitu saja.

Start and Play [ChangLix] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang