Bright Green eye's

751 40 0
                                    

Jam Malam bahkan sudah lewat beberapa menit lalu, tidak seharusnya seorang anak tahun kedua masih berkeliaran di sepanjang koridor yang sepi.

Draco mempercepat langkahnya, kedua mata peraknya menyusuri setiap sudut dengan pandangannya, mencari sesuatu yang hilang sejak tadi, dia jelas bukan anak yang pemberani, terutama dengan gelapnya malam dan suara berisik dari hewan hutan, jika bukan karena Benda Berharganya itu.

"Merlin, dimana aku menjatuhkan cincin itu? Aku akan mati jika ayah mendengar aku menghilangkan ini" gusar tentu saja, bocah pirang itu terus berjalan menunduk dengan hati-hati agar tidak tertangkap profesor atau prefek yang bertugas.

Tuk Tuk

Draco merasakan bulu tubuhnya meremang mendengar sebuah langkah kaki beralaskan sepatu, wajahnya berbalik tetapi tidak melihat apapun selain gelapnya malam.

"Bloody Merlin jangan menakutiku" dia hendak berajak pergi namun langkahnya terhenti ketika dia kembali mendengar suara itu berasal dari depan tempat dia berdiri.

Suara langkah kaki itu tidak berhenti, membuat Draco yang awalnya ragu menjadi mengikuti secara diam-diam, rupanya rasa penasaran memang lebih dari apapun.

Draco melangkah mengikuti suara jejak kaki itu, terus mengikuti sampai mereka tiba di ujung koridor lantai dua, langkahnya terhenti, membuat Draco mengernyitkan dahinya.

"Hullo, siapa kamu?" Draco belum mendapatkan jawaban dari pertanyaannya.

"Kamu bukan hantu, tidak maksudku hantu tidak perlu repot berjalan kaki dengan lamban bukan? Atau kamu hantu yang berbeda, menyedihkan"

Hentakan suara kaki itu terdengar kuat, membuat Draco mengutuk dirinya sendiri yang tidak bisa mengontrol ucapan yang keluar dari mulutnya.

"M-maaf HEI"

Draco kembali menyusul langkah kaki itu yang berjalan sambil menghentak dan membuka pintu yang berada didepannya, saat Draco menyusulnya sepatunya terasa seperti menginjak sesuatu yang seperti, kain?

Draco menyusul masuk dan dengan cepat menutup pintu itu dan menguncinya dengan sihir, ternyata mereka berada di sebuah kelas kosong.

Hening

Setelah beberapa saat mereka berdiam diri dan Draco yang tidak tahan untuk mengungkap rasa penasarannya, langkahnya maju dan tangannya mencoba menggapai sesuatu.

Dapat

Draco memegang kain itu dalam genggaman, perlahan namun pasti dia menariknya untuk membukanya.

Tubuhnya membeku saat pancaran mata seseorang tepat melihat kaget ke wajahnya, mata bulatnya melotot dan binar hijaunya sangat terang menatap kaget Draco yang agaknya malah terpesona melihat kedua mata indah itu.

"Berhenti menatap wajahku menyebalkan" orang itu akhirnya bersuara sambil membuka jubah yang membungkus tubuhnya dan menariknya dari tangan si bocah pirang.

"What the Potter?" Malam ini dia telah melakukan sesuatu yang diluar Malfoy, dengan mulut ternganga kaget.

"Kau punya mata untuk melihat sekarang kan?" Harry Potter berujar kesal.

"Jangan marah Potter, kau tidak takut aku akan melaporkan dirimu--"

"Dan kau akan ikut mendapatkan detensi seperti saat di hutan terlarang" lanjut Harry yang membuat Draco terdiam tidak melanjutkan kalimatnya.

"Oke baiklah, tetapi tetap saja kau melanggar aturan dengan berkeliaran di koridor ini, oh aku lupa orang seperti mu jelas tidak memahami aturan"

"Oh Malfoy yang tidak berkaca, kau sendiri sedang apa berkeliaran di koridor dengan tampang seperti ingin menangis"

Draco mengepalkan kedua tangannya kesal tapi dia tidak ingin mencari ribut saat ini, bagaimanapun dia takut jika Bloody Potter itu meninggalkan dirinya sendiri disini.

"Aku tidak akan melanggar aturan seperti dirimu jika saja aku menemukan cicin keluarga milikku yang jatuh disekitar koridor sebelum makan malam tadi" Draco menjawab dengan nada mendengus.

"Huh, apa? Cincin?" Harry bertanya sambil kedua tangannya merogoh kantung jubahnya, memegang sesuatu yang tadi dia temukan.

"Yeah cincin keluarga yang jika hilang mungkin
Ayah akan membuang ku ke hutan terlarang"

Harry terkekeh sebentar dengan tangannya yang mengulur kedepan wajah Draco.

"Apa?" Tanya Draco sewot tidak mengerti maksud dari bocah ini.

"Ini milikmu kan? Ambilah"

Mata Draco berbinar senang begitu melihat benda yang dicari sejak tadi berada didepan matanya sekarang.

"Aku tidak sengaja menginjaknya saat berjalan dan ketika aku lihat ternyata sebuah cincin"

"Well bagus Potter ada gunanya juga dirimu, kalau begitu minggir aku ingin kembali ke asrama" Draco mendorong bahu Harry dari pintu, tidak kuat tapi menyinggung Harry tentu saja.

"Kau tidak ingin mengucapkan minimal Terima kasih padaku? Benar-benar sialan"

Draco hanya mengangkat bahunya acuh sampai tangannya membuka pintu tidak perduli dengan kekesalan Potter padanya.

"Jangan marah Potter, by the way aku suka kelereng zamrud milikmu, bercahaya" ujar Draco dengan santai dan berjalan keluar, meninggalkan Harry yang terdiam kesal dan bingung.

"Apa yang dimaksud orang gila itu, aku tidak punya kelereng zamrud" namun wajahnya juga sedikit memerah karena walaupun dia tidak mengerti tapi Harry mendengar pujian dari Draco dan sedikit membuatnya tersipu.

End

Daily Drarry FanficTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang