──────
「 𝐑𝐢𝐧𝐝𝐮 」❂
Sepasang permata semerah darah berkilau dibalik kaca. Sosok tegap dan tegas sangat rekat dengan sang empu, seolah tak kenal takut. Nan sayang, tiada yang tahu isi hatinya selain Tuhan dan dirinya sendiri.
Dibalik pahatan wajah tegas, jiwanya bergetar. Sorot setajam pedang tersebut goyah. Buliran air asin ia tahan agar tak tumpah—tidak di depan mereka.
Mereka. Empat sosok anak remaja yang terbilang sangat muda, menatap dirinya bingung—atau mungkin, waspada. Robot bundar yang sangat ia kenal berasal tak jauh dari posis mereka. Sorot hologram biru yang menampilkan raut terkejut.
Ah, seakan kejadian ini terulang, namun berbeda. Sekarang ia berada di posisi si abang.
"Kau siapa?"
"...Fang? "
●●●
Fang tak pernah takut.
Walau berada dalam pertarungan besar, keberanian Fang seolah batu yang tak bisa terkikis ataupun pecah begitu saja. Baja yang keras dan kuat; gunung tak terbelah. Lagipula perasaan Fang sudah mati bertahun-tahun lalu.
Namun melihat kedua warna hazel, Fang takut. Panca indra penglihatan yang membuat Fang bergetar. Ia hanya bisa terdiam dan membatin. Tatapan terlalu familiar, keberanian yang sama, kuasa yang sama.
Oh, apa selemah itu Fang menahannya?
Melihat para sosok mirip dengan sumber kekuatannya, apakah Fang takut?
Takut akan dosa yang ia perbuat?
"Terbaik lah, Fang."
Pria itu mual. Gejolak aneh di perut membawa perasaan menyakitkan. Memori bak rekaman video terputar diingatan Fang. Semua ucapan semangat penuh kasih mengirimkan hawa panas di area mata alien itu.
"Kenapa kau memberikannya?"
Lawan bicara Fang saat ini terdiam. Bunyi kepakan sayap besi yang menjadi satu-satunya suara dari robot bundar berteknologi tinggi tersebut.
Berlian ruby tak menoleh ketika bertanya. Fokus pada 4 bocah yang Fang duga kebingungan serta bertanya-tanya 'apa yang tengah terjadi?'
"...maaf." satu kata keluar, membalas pertanyaan Fang.
"Aku tidak meminta permohonan maaf, Ochobot."
"Aku tahu. Aku.."
"Kau merasa deja vu, kan?" tebak Fang melirik sekilas. Butuh waktu untuk laki-laki itu mendapatkan balasan kembali dari Ochobot.
Jawaban ragu-ragu dari power sphera generasi akhir seolah-olah membenarkan tebakan Fang. Benar, Ochobot deja vu.
Atau lebih tepatnya, ia rindu pada laki-laki bertopi orange.
Tanpa ia ucapkan melalui tutur kata, dalam lubuk hati Fang, dirinya merasakan perasaan serupa. Perasaan yang hampir menggerogoti akal sehatnya apabila abangnya tak ada disisinya.
Bahu tegap itu merosot, mencoba melepaskan beban yang terus membebani pundak serta dadanya.
Warna abu melapisi langit. Suara ramai manusia menjadi penambah latar suasana. Dalam mendung ini, 2 makhluk merindukan para sosok malaikat.
──────

KAMU SEDANG MEMBACA
↳ ❝ Right Where You Leave Me ❞
Fanfic────── 「 𝐅𝐚𝐧𝐠 𝐅𝐚𝐧𝐟𝐢𝐜𝐭𝐢𝐨𝐧ˊ」 Walaupun foto mereka terpajang dan cerita tertulis menjadi sejarah, orang-orang lambat laun akan beranggapan hal itu hanya lelucon dan cerita fiksi biasa. Dimana semua orang telah melupakan dan mencoba memula...