Ruof

163 25 11
                                    

Sudah 2 minggu. Setelah kejadian itu. Wendy menyibukkan dirinya. 2 minggu itu juga Wendy mengambil cuti dari pekerjaannya.

Jalan satu-satunya agar tidak bertemu Irene. Sebab Irene belum mengetahui dimana ia tinggal. Dan itu sebuah keuntungannya.

Bahkan semua panggilan dan pesan dari Irene, semuanya Wendy abaikan.

Wendy melakukan itu semua, karena dia masih sangat malu. Katakan saja bila dirinya kekanakan. Ia menyadari hal tersebut.

"Sepertinya aku harus menghentikan ini. Jangan menjadi pengecut, Wendy. Kamu pasti bisa." Monolognya.

Ting-!

Wendy mengerutkan kening, melihat Junmyeon lah yang mengiriminya pesan. Ia memencet room chat dengan Junmyeon.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Wendy menghela napasnya kasar. Ia melangkah ke dapurnya. Baru saja duduk. Ponselnya berdering. Nama yang tertera di sana adalah kontak Irene.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
HEAL YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang