1+1=2

22 1 0
                                    


"Adek mau kan nerima perjodohan sama anak temen papa?"

Deggg....

"P-perjodohan pah??"
.
.
.

Bagai tersambar petir,Caca terkejut....
Senyum yang mengembang di bibir nya kini menjadi murung.

"P-papa bohong kan pah?"

"Sayangg,dengerin dulu ya kita mau jodohin kamu bukan karena gimana mana,papa dapet laporan dari guru guru kamu.... semenjak abang lulus dari sana kamu selalu di benci ya?mama mau ada yang jagain kamu sayang,adek ngerti kan?kakek juga udah setuju sama ini,dan...semua keputusan ada di tangan adek okey?kalo adek emang gak mau yaudah bilang ke mama ya..." Jelas Ranika

Caca terdiam memikirkan apa yang barusan terucap dari orang tuanya

"Perjodohan?gw..bener bener ga habis pikir...apa gw harus nerima perjodohan ini?ya Tuhann hamba bingung" batin caca

"Heyy,adek nya abangg" panggil Dika,caca pun menoleh seolah mengatakan 'ya?'

"Abang gamau ada kejadian apa-apa lagi yang membuat kamu celaka...
Abang mau yang terbaik buat kamu,kamu mau kan?" Jelas Dika

"Hiks....Tapi siapa yang mau sama Caca?hikss....Semua orang bahkan gak suka sama Caca,mereka selalu bilang Caca iblis sebenernya Caca gak kuat di bilang begitu mah!tapi Caca masa bodo Caca ga peduli-" Caca menjeda ucapannya akibat dirinya menangis

"caca cuma gamau nanti laki laki yang akan menjadi suami caca bakal ngerasain hal yang seharusnya gak dia rasain mah...." Lanjutnya dengan suara bergetar menahan tangis

Sontak semuanya melirik ke arah Caca putri kesayangannya satu satunya

"Buat kali ini...izinin Caca buat Sendiri dulu mah..." Caca langsung bergegas mengambil Jacket nya dan langsung mengambil kunci motor nya lalu pergi dari rumah

"Dek!!mau kemana udah malem!" Teriak Ranika yang di abaikan oleh Caca "tenang mah, dia gak bakal kenapa napa, mungkin Caca lagi butuh waktu sendiri" ucap Dika membuat mereka mengangguk, sedangkan Ranika menangis di pelukan suaminya.

.
.
.

Di lain tempat,lebih tepatnya di pemakaman keluarga...Caca pergi seorang diri kesana meski di hari sudah malam,ia tidak peduli dengan adanya Hantu pikiran nya tengah berkecamuk sekali....

Caca menatap batu nisan yang bertuliskan 'Ananda Purnamasari'
"Hikss....b-bunda Ica kangen bunda, Ica butuh sandaran bun...Mama papa jodohin Ica....hikss bunda bukannya Ica gamau nerima ini,Ica cuma takut bunda hikss Ica takut kalo Lisa gak bisa ngendaliin dirinya...hikss bunda Ica harus apa hikss...." Tangisnya sembari memeluk batu Nisan itu

Bagaikan Alam merasakan kesedihan Caca hujan pun turun membasahi tubuh Caca "Ica gamau pergi bun, Ica kangen bunda, Ica masih butuh Bunda...

JDERRR....

"hikss I-ica takut petir bun...hikss"

Caca seperti merasakan kehadiran Nanda yang sedang memeluknya membuat nya semakin menangis Caca seolah mendengar seseorang berkata dengan suara lembutnya....suara yang sangat di rindukannya "Ica sekarang pulang ya?nanti bunda dateng ke mimpi ica" suara itu terlalu samar samar bercampur dengan hujan deras

"Bunda suruh Ica pulang ya?Eca pulang ya bun....tapi bunda harus dateng ke mimpi Ica,Ica kangen pelukan bunda..." Air mata bercampur dengan air hujan,bahkan orang lain jika ada yang melihat pun tidak akan tau jika Caca sedang menangis

Caca langsung pergi menuju motornya terparkir,ia langsung pergi membawa motornya dengan cepat akibat suara petir yang semakin berbunyi kencang,Caca takut suara petir yang begitu menggelegar,Dada nya mulai sesak, tangannya gemetar detak jantungnya berdetak lebih cepat ia tidak bisa melanjutkan perjalanan nya,ia meminggir kan motor nya dan langsung berlari ke arah ruko yang sudah tutup, memeluk lututnya dan menangis

Skizofrenia || El Gara - ChalisaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang