Chapter 5

6 0 0
                                    

     Hampa.

    Itulah dirasakan Rimu saat ini. Tubuhnya seakan melayang di dalam air, namun ia sama sekali tak merasakan sesak atau apapun yang asing memasuki hidungnya. Tubuhnya terasa ringan namun kepalanya seakan berputar dan membuatnya pusing.

    Ia ingin membuka matanya, namun sesuatu menahannya sebegitu kuat, seperti rasa kantuk yang membuatmu ingin terus menutup mata.

    Secara perlahan ia menggerakkan jemarinya, merasakan apapun yang bisa di raihnya. Namun tak peduli seberapa kuat ia mencoba menggapai, tak ada yang tersentuh olehnya. Ia hanya merasakan air di sekitarnya. Samar-samar ia merasakan rambutnya yang melayang bebas dan menyentuh wajahnya. Tapi apakah itu benar rambutnya? Entahlah, ia sendiri tak begitu yakin.

    Setelah agak lama mengumpulkan tenaga, Rimu membuka matanya, mengerikannya beberapa kali sebelum akhirnya berhasil menajamkan penglihatannya.

    Air.

    Memang ia sedang di dalam air. Rimu kembali mengumpulkan kekuatan tubuhnya dan melihat sekeliling dengan bingung. Ia tidak tersedia air, ia tak merasa tenggelam, namun ia benar-benar berada di dalam air.

     Apa yang terjadi?

    Rimu tidak benar-benar pandai dalam berenang, namun entah mengapa ia bisa menggerakkan tubuhnya dengan leluasa di dalam air itu.

     Dengan heran ia menoleh ke sana kemari, ia bisa melihat gelembung udara yang keluar dari mulutnya, kedalaman air di bawah kakinya dan permukaan yang sedikit jauh di atas kepalanya.

     Dimana ini?

    Ditengah kebingungannya, seekor ikan melewatinya. Seekor ikan oranye yang sedikit aneh, panjang, bermata hijau, dan seperti ada gelembung-gelembung yang mengikuti dari ekornya. Ikan itu sempat menatapi Rimu beberapa saat sebelum akhir berenang menjauh.

    Setelah kepergian ikan itu, barulah kehidupan lain muncul di sekitarnya. Ikan, ubur-ubur dan jenis ikan yang lainnya, yang jelas tak dapat ia kenali.

    Rimu membolak-balik tubuhnya untuk memperhatikan lebih teliti kehidupan air yang seketika menjadi lebih jelas. Ia terkesima, tentu saja, namun rasa penasaran tidak meninggalkannya begitu saja.

     Setelah seakan lupa dengan situasi selama beberapa saat, tiba-tiba ada seekor ikan kecil menghampirinya, sangat kecil mungkin cuma seukuran ruas jari. Rimu terdiam saat ikan itu berenang lebih dekat ke arahnya lalu menyentuh hidungnya dan berenang menjauh.

     Saat itulah semua berubah menjadi gawat. Rimu seakan kehilangan kemampuannya untuk bernafas di dalam air, yang sebenarnya ia memang tidak punya.

     Sial.

      Gadis itu merasakan dirinya semakin panik dan kekurangan oksigen. Ia berusaha untuk berenang menuju ke permukaan dimana ia berharap bisa mendapatkan udara yang dibutuhkan paru-parunya yang tengah terasa perih.

    Namun, seperti dugaannya, ia tak bisa bergerak semakin dekat menuju ke permukaan. Ia merasa semakin tenggelam disertai dengan kekuatan tubuhnya yang perlahan menghilang.

   Aku bakal mati disini? Yang benar saja!

    Ditengah rasa takut yang perlahan menggerogotinya dan matanya yang perlahan menggelap, Rimu bisa mendengar suara air yang terpecah. Gadis itu mengedipkan matanya beberapa kali, dan sebuah bayangan hitam muncul untuk menggapainya.

    Ia bisa merasakan sebuah tangan menariknya ke atas dan merangkul pinggangnya. Tak lama kemudian kepalanya berhasil keluar dari air.

    Rimu terbatuk-batuk seiring badannya dibawa untuk menepi ke pinggiran. Ia melihat ke sekeliling, dimana akhirnya ia sadar dirinya berada di sebuah kolam dalam ruangan yang besar dan tinggi. Ia lalu melihat ke arah orang yang sedari tadi berusaha untuk membawanya ke tepian, ia punya rambut hitam yang berkilau yang membuat Rimu seketika tertegun.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 21 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Story of The Night SkyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang