Pusara Keramik

399 58 11
                                    

        Bagaimana kedua poros bola hazel Mingyu tetap terpaku pada dinginnya keramik pusara, sebuket bunga mawar putih di tangannya dan wajahnya cenderung tidak menunjukkan ekspresi. Kaki jenjangnya ditekuk untuk bisa menyentuk sisi pusara, sesekali merapikan rerumputan hijau yang sudah rapi.

       "Awasi, perhatikan dan jangan sampai lengah." Titahnya tiba-tiba pada dua orang pengawal yang sigap membisikkan sesuatu dari HT mereka masing-masing. Berkomunikasi dengan dua orang lainnya yang sedang berjaga di dekat mobil.

        "Terima kasih sudah merawat dan membesarkan Roseanne dengan baik dan penuh kasih sayang, Anda mendidiknya dengan hati nurani. Saya sangat bersyukur bisa bertemu dengannya di dunia ini."

        Mingyu menyunggingkan senyuman setegah bibir, menaruh buket bunga sebelum berdiri.

        "Selamat Ulang Tahun tuan Park, saya berharap anda merestui saya untuk menikahi Roseanne."

        Langkah Mingyu sekaligus dagunya terangkat dan semua pengawal bersiaga kembali pada tupoksi masing-masing.

       "Kita langsung pergi Yang Mulia?" salah satu pengawal bertanya dengan langkah tergesa-gesa ketika tangannya membukakan pintu mobil untuk Mingyu.

       "Parkir mobilnya sedikit menjauh dari sini. Saya masih menunggu dan ingin melihat Roseanne sebentar."

       Baru saja mengatakan permintaan, sudut garis mata Mingyu menunjukkan apa yang ia inginkan tercapai ia bahagia melihat tubuh langsing semakin jelas melangkah ringan ke arah pusara. Menarik turun kacamata hitam dari tulang hidungnya.

       "Maaf jika saya lancang Yang Mulia, saya sebetulnya khawatir nona akan mengamuk dan menghancurkan mobil jika kita tidak segera pergi dari sini."

      "Sepertinya iya, haha." Mingyu tidak bisa menahan senyumannya.

       "Mobil kita aman tidak ada yang mencurigakan." Pengawal di sisi sopir menjawab tenang.

        Dua mobil hitam dengan aura mistis ini yang berjejer rapi tanpa ada suara. Seperti dugaan Mingyu, Roseanne dengan satu alisnya terangkat heran ketika memungut buket cantik besar itu dengan kedua tangannya, lalu mendekatkan pelan-pelan di hidungnya. Tidak perlu dicium dari dekat, aroma bunganya sudah masuk ke dalam hidung.

        "Siapa ya??? Kenapa tidak sekalian saja memberikan karangan bunga. Sebesar ini bisa untuk memukul wajah Jackson." Kepalanya celingukan ke semua arah. Bertepatan juga mobil Mingyu dan rombongan pergi dari area pemakaman.

        Lalu Roseanne tidak menemukan petunjuk apa-apa. Ia menaruh kembali buket, "hai ayahku yang tampan." Sambil berdoa sebentar di pusara ayahnya. Ia harus segera pergi ke bandara.

       Di dalam mobil Mingyu memejamkan kedua matanya menikmati waktu yang ada selama dua jam menuju bandara. Mengingat pertemuan pertamanya dengan Roseanne. 

***

Mingyu POV

Dua tahun lalu

Kaiserslutern, Germany

        Tidak ingin dikenali sebagaimana mestinya, Mingyu berusaha sekuat tenaga menyamarkan ketampanannya, ya walaupun begitu ia masih tetap tampan dengan penampilan orang biasa, wajah tampannya sengaja diberi kamuflase dengan bulu-bulu halus seperti kumis dan janggut palsu. Memakai kacamata tebal dengan desain kuno.

        Selalu menyenangkan baginya menjadi rakyat biasa, terhitung sudah sepuluh kali ia menyamar.

        Tetapi Mingyu seringkali tidak bisa menahan emosi dalam proses penyamarannya karena sangat sulit menghilangkan gambaran fisik rupawan yang ia miliki. Mudah dikenali.

LILI HUJANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang