LGDP14 - Unpredictable

91 6 0
                                    

"Kean tidak suka."

"Kenapa, bukannya menyenangkan memiliki teman main seperti daddy and aunty Freya."

"Adik itu dalimana, aunty."

Freya semakin menelan ludahnya. Ah, harusnya yang menjelaskan ini adalah Fathan walaupun tidak masalah jika dirinya harus menjelaskan pun. Namun, tetap saja bonding antara ayah dan anak itu harus dibangun, salah satunya menjelaskan tentang ini agar Kean mengerti.

"Adik itu ada di dalam perut mommy, Kean."

"Keantidak suka, kalena adik membuat mommy sakit."

*** 

Hamparan rumput hijau di hadapan Freya seolah lebih menarik dibandingkan dengan kumpulan orang-orang disekitarnya yang sedang bergurau

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hamparan rumput hijau di hadapan Freya seolah lebih menarik dibandingkan dengan kumpulan orang-orang disekitarnya yang sedang bergurau. Raga Freya ada disini namun jiwanya entah sedang berada di mana. Bohong jika ia tidak memikirkan perkataan keponakannya tempo hari.

Hal itu jelas sudah mejadi kekhawatiran Freya sejak awal, sejak Khayra memutuskan untuk mengambil alih perusahaan menggantikan dirinya. Tak jarang Freya bertanya mengenai kabar Khayra pada Fathan namun sungkan untuk bertanya langsung mengenai kabar perusahaan pada Khayra.

"Tidak ikut berbincang bersama mereka?" suara bariton seseorang membuyarkan lamunan Freya. Lalu diikuti tatapan terkejut setelahnya. Bagaimana bisa Nicolas berada di acara amal ini sedangkan dokter Lethizia tidak berada disini? Bukankah seharusnya ajudan pribadi harus selalu berada di samping tuannya.

Freya menggeleng pelan, "kenapa kau bisa ada disini?" tatapannya terfokus pada Nicolas yang turut tak segan duduk di sampingnya langsung di atas hamparan rumput disaat teman-temannya yang lain duduk di atas alas.

Nicolas melirik Freya sejenak kemudian melepaskan kancing jas miliknya, "sebagai perwakilan Ignature Hospital sepertinya sudah seharusnya berada di sini."

"Ku kira kau hanya bekerja menjadi ajudan dokter Lethizia." Lirih Freya kembali fokus pada hamparan rumput hijau di hadapannya.

"Kau apa?" tanya Nico yang tidak ditanggapi oleh Freya.

Laki-laki itu menatap Freya dengan seksama dari sampingnya. Freya yang selalu terlihat ceria jika sedang bersama teman-temannya apalagi sedang menghadiri acara amal di salah satu panti asuhan yang menjadi semangatnya itu berbeda. Senyumnya pun sedari tadi tidak Nicolas lihat sampai perempuan itu tidak menyadari bahwa Nicolas tergabung dalam rombongan.

Nicolas hanya terdiam menemani Freya, dia tidak bertanya karena sepertinya Freya sedang membutuhkan waktu sendiri sampai seseorang dari perwakilan rumah sakit mendekatinya dan berbisik padanya.

Nicolas mengangguk lalu rekannya itu pergi. Nicolas berdeham sebelum bersuara. "Acara amal akan segera ditutup, sebaiknya kita segera berada di sana."

Freya mengerjapkan matanya lalu menoleh menghadap Nicolas dan mengangguk. Sejenak pandangannya teralihkan pada rekan-rekannya yang lain yang rupanya sudah lebih dulu memasuki gedung panti karena disini sisa dirinya dan juga Nicolas.

La Guardia de PrincesaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang