satu

663 24 8
                                    

•happy reading•
.
.

"SALSAAAAAAA BANGUNNNNNNN!!!"

Teriakan melengking seorang wanita dari lantai bawah menggema hingga lantai atas. Mengusik gadis cantik yang sedang tidur dengan posisi menutup telinga menggunakan bantal.

"Mama berisik banget si ah," gumamnya.

Triingg .. Triingg .. Triingg!!

Jam weker terus berbunyi, menandakan sudah pukul 6 pagi. Pelan-pelan gadis itu membuka matanya, terdiam sesaat, melihat kanan dan kiri kemudian beralih melihat ke arah jam yang masih berbunyi.

Tangannya terangkat, mengayun ke atas jam itu dan..

TAK!

"Berisik," lirihnya beranjak dari tempat tidur kemudian ke kamar mandi.

Beberapa menit kemudian, ia keluar dari kamar, berjalan menuruni tangga dengan baju sekolah dan ransel yang menggantung di pundaknya.
Rambutnya yang dikuncir kuda, lengkap dengan senyum manisnya.

"Anak gadis papah udah cantik banget ya pagi-pagi," ucap seorang pria dewasa yang sedang duduk di meja makan.

"Sini sayang, makan dulu."

Salsa, Salsa Aninda Brata. Seorang gadis cantik, cerewet, manis, yang masih duduk di bangku SMA, anak tunggal dari pasangan Arga dan Nita. Gadis yang positif, selalu menebarkan keceriaan, dan sedikit toxic tentunya.

Keluarga itu sedang melaksanakan acara sarapan dengan tenang, hanya ada suara sendok dan piring yang sedikit bising.

"Pah, mah, Salsa mau ke sekolah pake mobil sendiri aja deh," ujar Salsa membuka suara.

"Mobil kamu kan di bengkel, Sa."

"Masa si mah?"

"Ga inget? Kamu kemarin nabrak pohon mangga pak Yanto jadi di bawa ke bengkel," timpal Arga.

"Eh iya ya Salsa lupa pah," Salsa cengengesan.

Salsa berangkat ke sekolah di antar oleh Arga, sang papah. Saat sampai di depan gerbang, ia tidak lupa menyalimi tangan Arga kemudian turun dari mobil.

"Assalamualaikum," ujar Salsa mencium punggung tangan Arga.

"Waalakumsalam, baik-baik sekolahnya."

"Iyalah pah, kan Salsa anak baik-baik."

Arga hanya menggeleng pelan menanggapi perkataan anaknya sebelum melajukan mobilnya meninggalkan gerbang sekolah Salsa.

"DOORRRRRR!!"

"EHHHH AYAM CEPIRIT!!"

"Cieee kaget .. Emang pernah lo liat ayam cepirit?"

"Apaan si lo Ris!! Kalo jantung gue turun ke dengkul gimana?!"

"Mayan tuh nanti gue dapet nasi kotak di rumah lo," Riska mengangkat alisnya.

Riska, sahabat Salsa sejak masa SMP. Pertemuan mereka pun tak kalah membagongkan, pasalnya mereka bertemu di tukang seblak kantin SMPnya saat sedang bolos pelajaran. Baru ketemu aja udah brandal.

"Udah ah yok masuk," ajak Salsa berjalan mendahului Riska.

Dari jauh, terlihat banyak kerumunan siswa di depan ruang kepala sekolah. Membuat Salsa dan Riska saling berpandangan satu sama lain, kemudian mengangkat bahu tanda tak tau.

"Eh itu ada apa? Kalian ngantri sembako?" tanya Riska pada salah satu siswi yang kebetulan lewat.

"Itu tuh Ris, ada guru baru. Mana muda, cakep lagi idaman banget," ujar siswi itu berbunga.

Perfect Husband [Slow Update | Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang