empat

87 6 0
                                    

•happy reading•
.
.

Pagi ini Salsa sudah berada di kelas dengan wajah kusutnya. Pasalnya tadi pagi ia harus berjanji pada ibunya untuk menuruti Rayhan agar pulang dan pergi bersama pria itu. Kenapa harus dirinya, kenapa bukan wanita lain saja.

"WOIII!"

"EH KAMPRET!!" latah Salsa.

"Bisa ga sih lo kalo dateng ga usah ngagetin segala," tangan Salsa mengayun ingin memukul Riska.

"Ehehehe maaf dehhh,"

"Btw tuh muka kok kusut bener, kek cucian ga di setrika."

"Enak aja lo!"

Riska hanya menampilkan cengiran rianya ala kuda betina janda yang membuat Salsa memutar bola matanya malas.

Siang ini kelas XI MIPA 1 sebentar lagi ada pemeriksaan pekerjaan rumah Bahasa Inggris dari guru tampan– kata para gadis SMA Garuda yang mendewakan beliau, Pak Rayhan.

Riska panik setengah mati, pasalnya ia tidak ingat ada pr dari guru Bahasa Inggris mereka itu. Ia baru mengingatnya saat melihat kepanikan teman-temannya yang tidak mengerjakan, harapan satu-satunya kini ada pada Salsa.

"Pr lo udah, Sal?"

Salsa mengangguk mantap.

"Bidih emang ya kalo yang calonnya tuh guru, pasti bakal kelar tuh tugas."

Salsa lagi-lagi hanya memutar bola matanya malas, tidak di rumah dan di sekolah. Di rumah ada Rayhan, dan di sekolah ada Riska, mirisnya lagi mereka berdua adalah Guru dan sahabatnya.

"Salsa, lo cantik banget deh hari ini," goda Riska menempeli lengan Salsa.

"Sok muji lo, ada mau kan lo?!"

"Hehe tau aja nih sahabat gue."

Salsa berbalik mengambil buku yang bertuliskan Bahasa Inggris dari dalam tas, kemudian diserahkan pada gadis cerewet di sebelahnya itu. Riska yang dengan kegirangan mengambil buku itu dari tangan Salsa.

Beberapa saat setelah Riska mengembalikan buku milik Salsa, kelas yang tadinya berisik tiba-tiba saja hening seketika, suara sepatu pantofel milik seseorang terdengar nyaring memasuki ruangan kelas yang hening tadi, Rayhan.

Rayhan meletakkan buku bawaannya di atas meja, matanya melirik ke arah depan, bukan melihat semua siswanya melainkan netranya terpatok pada satu wujud yang bahkan tidak melirik ke arahnya. Gadis itu sedari tadi melihat ke arah luar jendela dengan tatapan datarnya, mungkin bisa dikatakan gadis itu tidak melirik sama sekali ke arah Rayhan.

Riska yang sadar bahwa tatapan Rayhan mengarah kepada Salsa, sedangkan sang empu tidak peduli sama sekali malah membuat Riska was-was sendiri. Riska menyikut lengan Salsa agar gadis itu mau melirik ke depan.

"Apaan sih?" toleh Salsa pada Riska.

"Ngadap depan bego, Pak natap kesini!" bisik Riska setengah menjerit.

Salsa menoleh, mendapati Rayhan yang juga menatapnya sedari tadi sambil menjelaskan, "Ngajar kok liatnya kesini," cibir Salsa.

• • •

"Salsa, kamu pulang sama saya."

"Ga," tolak Salsa mentah-mentah.

Saat bel berbunyi tadi,  Salsa langsung bergegas keluar dari kelas tanpa berpamitan dengan Rayhan layaknya seorang murid pada gurunya. Ia langsung berlari ke depan gerbang sekolah bertujuan menghindari Rayhan dan hanya ingin pulang menaiki taxi saja.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 15 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Perfect Husband [Slow Update | Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang