Here we go again, wanita itu memasuki sebuah penthouse berukuran cukup luas dengan amarahnya yang meledak-ledak.
Wajahnya tegas dengan rambut pendek nan halus yang dirawatnya. Ia mengibas rambutnya ke belakang selagi iris berwarna hazel itu mencari keberadaan seseorang, kekasih hatinya.
Disanalah sosok yang dicari, duduk ketakutan di atas karpet bulu favoritnya, memakai kemeja kebesaran milik sang suami. Sungguh gadis yang malang, nasibnya akan buruk setelah ini.
Chiquita melihat ke arah dominannya dengan takut, dia Yura. Wanita muda yang paling dicintai nya, Chiquita mentolerir apapun yang dilakukannya.
Yura membentak dengan kasarnya "Kamu berulah lagi?!". Dan lawan bicaranya hanya berani menggelengkan kepala.
Chiquita menangis lirih, "Aku ga ngapa-ngapain sayang.." saat Yura menjambak rambutnya.
Yura menarik gadis itu masuk ke kamarnya dan bergegas mengikat kedua tangan mungil itu ke atas.Tali keras berwarna coklat itu menempel di atap atap kamar, khusus untuk sang pelacur.
Yura merobek semua pakaian submissive nya dengan tidak sabar, amarahnya masih berkobar.
Ia mengacungkan tangan untuk pertama kalinya, menampar pipi halus yang kini memerah itu.Chiquita pasrah, badannya ditubi pukulan, tonjokan, serta tendangan dari kecintaannya.
"Masih mau nakal?" ucap Yura yang kini memelintir puting jalangnya."Masih mau nerima tamu laki-laki lain lagi ga bangsat?" kejarnya. Chiquita berteriak merengek "ngga mas nggaa!! ciki janjii" sambil menangis.
Putingnya terasa kebas sekarang, dengan luka luka lebam yang sudah tidak tau lagi ada berapa banyak di badannya.
Sang dominan mengambil sesuatu di nakas nya, sebuah sabuk hitam legam. Habis sudah nasib lacur nya itu.
Ia mulai mengayunkan sabuk itu dengan kencangnya, membuat sang empunya tubuh menangis kesakitan, "Akh! Mas aku mohon jangan ini". Terciptalah satu goresan dengan darah pertama malam ini.
Sabuk itu terus berayun ke tubuh Chiquita, melukai perut, punggung, payudara, dan terutama bokongnya. Dua bongkahan kenyal itu kini sudah penuh darah dan luka lebam.
"AKHH MAS AMPUN!!"Jalang milik Yura itu pingsan dalam keadaan menggantung dengan tali, dan Yura tidak peduli. Yura menjilati darah yang terjatuh dari tubuh kekasihnya.
Birahinya terpacu melihat semua darah itu, ia menjilati lubang bokong Chiquita, memasukkan lidahnya secara tiba-tiba. "Mmhh.." jalang itu melenguh siuman dari pingsannya.
Yura melepas celana kerja nya dan mengocok miliknya yang sudah tegang sempurna. "Maaf sayang" Ia memasukkan kontol nya ke dalam sana dengan sempurna.
Milik Chiquita sudah basah, ia tau itu. Ia tau pelacur nya becek jika ia berlaku kasar.
"Aahh, mass-h" gadis itu hanya bisa menerima dengan posisi berdiri, mengapit kelamin lawannya di dalam sana."Pelacur bangsat, udah dientot berkali-kali tetep sempit" Desah dominannya sambil mengadakkan kepalanya menikmati.