boarding school

549 7 0
                                    

Di sekolah ini, sekolah megah yang menyediakan fasilitas sempurna ternyata menyimpan banyak rahasia.

Itulah dia! gadis yang baru saja mengikuti ldks di boarding school Lavela, kini ia sudah resmi menjadi siswi kelas 10 SMA.

Chiquita namanya, ia dengan girangnya berjalan menyusuri koridor asrama itu. Sekarang sudah jam pulang sekolah namun masih ramai siswi-siswi di koridor.

Gadis mungil itu memiliki banyak teman yang sangat baik kepadanya. "cik kita mau balik ke kamar nih, kamu mau ikut ngga?" tanya teman barunya. "mmm.. kalian duluan aja dehh aku masih mau liat liat hehe" jawab Chiquita yang membuat teman-temannya beranjak pergi.

Chiquita murid baru, ia masih bingung dengan rute asrama sekolah ini yang sangat luas, dan secara tidak sengaja ia tersasar di gedung kakak kelas. ya betul, gedung asrama kelas 11.

"ini cewek baru ya? lucu juga"

Disana berdiri segerombolan kakak kelas yang lebih terlihat seperti preman daripada siswi pesantren, mereka mengobrol sangat lantang dan tertawa terbahak-bahak.

"Tunggu, lu anak baru? ngapain lewat sini?" tahan salah satu dari mereka. "Diem lu nik, yang ini punya gua" ucap siswi yang menarik perhatian Chiquita sedari tadi.

Dia nampak cool dengan potongan rambut pendek acak-acakan nya itu, dan terlihat seperti ketua geng karena sikap dominannya.

"Lu tersesat? ayo gua anterin ke kamar lu"
"Idihh najis yur" ceplos teman-temannya menanggapi.

Yura namanya, ia tidak peduli dengan ejekan teman-temannya dan pergi seraya merangkul gadis cantik disampingnya. "Gua Yura, lu?" tanyanya.

"a-aku Chiquita kak" jawab gadis itu takut takut.
"Kelas sepuluh kan?", pertanyaan yang hanya dibalas anggukan oleh Chiquita yang tanpa ia sadari sudah terjerumus ke dalam jebakan kakak kelasnya.

Yura membuka suatu pintu kamar dan membawa adik kelasnya masuk.
"kak, kayanya ini bukan kamar aku deh.." ucap Chiquita memberanikan diri. "Ini kamar gua, lebih enak disini kan cuma satu kasur? ga desak desakan sama room mate" jawab Yura santai.

"mmh.. iya kak tapi aku mau balik ke kamar aku aja boleh?"
"Enggak, lu stay disini temenin gua" ucap Yura mengunci pintu kamar.
"emangnya gapapa kak? takutnya nanti kakak kesempitan.."

"Emang gua bakal kesempitan malem ini, Chiquita"

Kini mereka berdua sudah merebahkan tubuh di atas ranjang yang tidak terlalu besar itu, dengan kepala Chiquita berada di atas lengan kakak kelasnya. Ia tidak tau apa yang terjadi, Chiquita masih terbilang polos karena bersekolah di pesantren sedari tingkat sekolah dasar.

Chiquita tidak mengerti perasaan berdebar apa ini saat Kak Yura mengendus-endus lehernya seakan mencari pheromone memabukkan dari badannya. Kak Yura mengernyitkan dahi saat melakukannya, itu lucu, pikir Chiquita.

"mmhh.." lenguh Chiquita secara tidak sadar, ia reflek menutup mulutnya dengan kedua tangan.
Yura menarik kedua tangan mungil itu dan menggenggam nya di atas kepala Chiquita.

Saat ini Yura berposisi di atas tubuh adik kelasnya yang sudah bergeliat resah, ia tau Chiquita tidak mengerti hal seperti ini apalagi mencobanya.

"Tepat sasaran banget ini, bisa langsung gua perkosa"

Yura mengecupi seluruh tubuh sang submissive dengan lembut. "annhh, kak y-yurahh" desah Chiquita yang wajahnya kini memerah dan mulai berkeringat.

"kak.. janhan.. ciki malu kalau baju nya dilepas, mmhh a-ahh" lenguhannya mulai menggema dan membuat Yura makin menegang, ia sudah tidak tahan lagi melihat keluguan adik kelasnya.

Yura membuka celana dalam itu, sudah becek dengan cairan milik Chiquita. Ia mengelus klitoris berwarna pink muda itu secara perlahan, menurunkan wajahnya yang kini tepat berada di depan vagina submissive nya.

Vagina yang terlihat begitu lembut, becek, dan menggoda imannya itu langsung ia jilat. Dia menggerakkan lidahnya kesana kemari dengan lembut, perlahan ia masukkan lidahnya ke dalam lubang sempit itu

"Ahh fuck, lubang perawan bangsat"

Ia tidak dapat lagi menahan diri, ia masukkan jari telunjuknya kasar yang membuat sang empunya terkejut. "aahh kakakk!" wajah memelas itu membuatnya hilang kendali.

Yura memasukkan 2 jari lainnya perlahan dan langsung mengocoknya saat sudah berhasil masuk. "AAHHH K-KAK YURA" teriak Chiquita dengan tubuh yang kelojotan.

Kakak kelasnya ini tidak peduli, ia mencari titik nikmat sang adik, dan "aahhh k-kakk disanahh enakh" desahnya nikmat.

Yura mengejar g-spot tersebut sambil menjilati klitoris adiknya dengan semangat, sampai "mmhh sshh kakk yurahh, c-ciki mau pipishh"
Yura melenguh mendengarnya, "Keluarin pinter.."

Chiquita muncrat, cairan squirt nya mencapai dinding dinding kamar Yura, wajah kakak kelasnya itu dibuat basah dan lengket, namun
Yura dengan senang hati menjilati semuanya.

Tanpa memberikan jeda nafas bagi sang adik, Yura menarik tangan Chiquita perlahan ke arah penisnya yang telah menegang sempurna.

"kak.. kata mama ini punya laki-laki yah?" tanya Chiquita lugu.
Yura hanya tersenyum mendengarnya dan menjawab "Kakak juga punya sayang.. tapi ini lollipop".

Yang lebih muda berbinar saat mendengar kata itu, lollipop?
"boleh ciki buka ya kak? please?" mohon ciki yang kini wajahnya sudah sejajar dengan 'lollipop' itu.

Yura dengan sigap membuka resleting celana bahannya dan menurunkan cd nya, penis besar pun mengacung keluar dari sarang sialan itu.
Chiquita kebingungan melihatnya, tapi karena ia penasaran, ia langsung menjilat dan mengulum lollipop miliknya itu.

"Mmhh.. fuck" lenguh Yura dengan suara beratnya.
Kakak kelas nakal ini memang selalu sedia menggunakan kondom aneka rasa, kita tidak ada yang tau akan terjadi hal yang diinginkan seperti ini, right?

"mmm kakak ini rasa strawberry ya? ciki suka!"
ciki dengan semangat mengulumnya lebih kencang.
"Sshh.. jangan kena gigi baby.."
Adik kelasnya mengangguk, tanpa sadar membuat kepalanya naik turun.

"Ahh.. mulut lo enak bangeth" desah Yura sambil mulai menjambak rambut Chiquita, agar bergerak lebih cepat. "Fuck kakak keluar sayangh.." Yura melepas kondomnya dan memuncratkan cairan putih itu ke seluruh wajah adik kelasnya.

Ia langsung merubah posisi, membuat Chiquita mengangkang di bawahnya. Yura menjilati vagina itu lagi untuk merangsang lubang nakal tersebut. "anhh kakk g-gelii" desah ciki.

Di bawah sana Yura mengocok penisnya, berdiri untuk memasukkan penis besarnya itu ke dalam vagina pink Chiquita, tanpa kondom.

"Maaf sayang.. tapi kakak ga tahan" ucapnya.
Ia memasukkan kepalanya perlahan
"A-AHH SAKITHH" teriak adiknya
"Sebentarh sayanghh" separuh penisnya sudah masuk.

Yura menjilati puting ciki agar ia melupakan rasa sempitnya, "aahh e-enakhh" mendengar itu, Yura menggenjot adiknya secara tidak sabar.
"AHH AHHH KAKH Y-YURAHH"
"iyahh ahh enakh disituuhh mmhhh" bola mata sang adik memutar ke atas, tak sengaja menjulurkan lidah nakalnya itu.

Yura meludahi wajah Chiquita tanpa berhenti menggenjot vagina nya. "Slut! sshh bangsatt" desah Yura keenakan. Berkali-kali kedua kaki Chiquita bergetar dan mengeluarkan cairan yang sangat banyak, namun tampaknya Yura masih belum puas.

Adik kelas 10 nya itu nampak sangat lemas dan kacau, rambut yang berantakan, cairan dimana-mana, dan vagina nya yang bengkak.
Yura tak berhenti memperkosa adik nya itu sampai pagi, tak peduli bila Chiquita lemas maupun pingsan.

"Gua keluarhh.. AHH ANJING! GUA BIKIN HAMIL LO LONTE SIALAN" Ia memuncratkan cairan kental itu di dalam, tepat di rahim Chiquita.
"a-ahh" lenguhan terakhir adiknya.

Rope.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang