Remaja

1 0 0
                                    

Aku ngerasain gimana rasanya sakit hati dan jatuh cinta yang sesungguhnya pada usia 20 tahun. Aku ini wanita yang sedikit tomboy dari kejiwaan, dan kemungkinan untuk tertarik dengan lawan jenis kemugkinannya cukup sulit karena mungkin sudah terbiasa bagiku menganggap semua laki-laki adalah teman. Tidak dipungkiri banyak dari teman laki-lakiku yang tertarik dan suka denganku, tapi tidak sebaliknya. Aku hanya menganggap mereka tak lebih dari teman dan itu sudah di garis besar tetap TEMAN. 

Hal ini cukup ditakutkan oleh kakakku. Dia membawaku ikut dengannya dan dididiklah aku sebagimana wanita pada umumnya, diajarkan merawat diri dan berpenampilan cantik/anggun serta mulai dikenalkanlah aku dengan temannya sebut saja mas Al. 

Dengan keadaan aku dan mas Al yang LDR, kami mulai mengenal satu sama lain. Ternyata kami seumuran cuma selisih 1 bulan, tentunya lebih tua aku. 

Pada saat itu aku masih mahasiswa baru, sedangkan mas Al sudah bekerja. Banyak hal yang aku pelajari dari dia. Selain dari kakakku, mas Al inilah yang membuatku berubah dan mendidikku selayaknya seorang wanita.

Mas al ini cukup menarik bagiku, sebelumnya tidak ada laki-laki yang memperlakukanku selayaknya wanita seperti mas al ini. Dia mendidikku melalui agama. Memperbaiki akhlakku, memperbaiki adabku sebagai seorang wanita, dia memperbaiki cara berpakaian dan penampilanku selayaknya muslimah. 

karakter dan sifatnya yang berpegang teguh pada agama menjadikan dia selayaknya laki-laki yang akan medidik istrinya kelak. 

Dia selalu mengajarkan hal-hal baik kepadaku, mendidikku agar menjadi istri yang berbakti terhadap suami dan memiliki pola pikir kedepan membuat rencana besar bersamaku untuk buat ke jenjang yang lebih serius. Ya itulah dia, hanya ingin ta'aruf dan menikah.

Dia selalu memposisikan dirinya agar lebih luas sabarnya, tak lelah terus menasihatiku, mengalah dan membujukku ketika aku marah, kesal dan lain sebagainya (biasa bucin alay), tapi dengan sabar dia momong aku selayaknya laki-laki adalah tempat wanitanya untuk manja,moody,dan lain sebagainya. Dia miliki semua hal itu, ku akui dia lah laki-laki yang pantas dikatakan suami idaman. Semua cara dia memperlakukanku, cara dia merespond dan semua yang aku terima darinya merupakan rumah bagiku. Terlalu merasakan kenyaman hingga aku benar-benar merasa akan memiliki rumah tangga yang bahagia bersamanya. 

setelah 6 bulan kita ta'aruf LDR akhirnya kita putuskan untuk menemui satu sama lain di suatu kota dimana kota itu dekat tempat tinggalku dan dia juga sedang ada event sepeda disana jadi ya sekalian ketemu dulu gitu sebelum ketemu keluarga. 

mungkin untuk first impression bagiku dia cukup kurang menarik dari segi fisiknya dan sepertinya dia pun begitu mungkin kami satu sama lain tidak begitu kecewa cukup tak seperti ekspetasi saja. Akan tetapi ternyata dia tetap menghubungiku setelah bertemu dan ingin mampir berkunjung ke rumah (kotaku).  

Sebelum mas Al berkunjung ke rumah, ku ceritakan lebih dulu tentang mas Al ini ke bapakku, ternyata perubahanku saat ini justru membuat khawatir bapakku. Perbedaan mahzab agama kami membuat kami tidak mendapat restu bapakku. Dan akhirnya kami memutuskan untuk tak melanjutkan ke jenjang pernikahan dan pertemuan pertama kami menjadi pertemuan terakhir kami. 

Setelah beberapa bulan kami tak saling berkomunikasi lagi ternyata ada informasi dari kakakku bahwa mas Al sudah menikah, dimana perempuan yang dinikahinya adalah wanita yang katagorinya jauh lebih baik dan lebih islami daripada aku. Cukup membuatku sakit hati dan pasrah dengan apa yang terjadi, perbedaan mahzab dan restu bapakku yang menjadi takdir kami.  

ya cukup mendramatiskan, kisah cinta pertamaku berakhir seperti itu. Dia satu-satunya laki-laki yang ku sebut sebagai seorang suami idaman dan aku melepaskannya. 

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 16 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

OverthinkingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang