Bertemu

4 0 0
                                    

Di tengah siang yang terik, kantin kampus menjadi tempat yang ramai dan hidup. Suasana dipenuhi dengan suara canda tawa dan percakapan antara para mahasiswa yang menikmati waktu istirahat mereka. Aroma harum dari soto yang sedang disantap oleh Gauri menggoda selera, menciptakan suasana yang hangat dan nyaman di sekitarnya.

Gauri duduk dengan nyaman di meja kantin, ditemani oleh temannya, Putri, yang duduk di sebelahnya. Mereka terlihat tengah menikmati waktu bersama, mungkin sedang berbagi cerita atau berdiskusi tentang hal-hal yang menarik. Namun, tiba-tiba, keheningan mereka terganggu oleh kedatangan Rozi, seorang mahasiswa dari fakultas mereka, yang dengan riangnya menyapa mereka. Suasana yang tadinya tenang dan santai seketika berubah menjadi lebih hidup dengan kehadiran Rozi.

"Heh, kalian mau ngapain setelah ini?" tanya Rozi dengan semangat.

"Main ke mall aja, nih. Lagi gabut, pengen cuci mata," jawab Putri, teman Gauri, dengan antusias.

Rozi menawarkan sesuatu kepada mereka, "Eh, mau nggak jadi manusia guna bentar? Ikut proker gue dong, setelah ini ada kajian tentang penggunaan listrik yang ramah lingkungan. Biar tambah pinter!"

Gauri yang penasaran langsung bertanya, "Kajian apa itu?"

"Kajian menarik pokoknya, ikut aja nanti juga paham. Butuh audiences nih ," ajak Rozi.

Gauri akhirnya setuju, "Yaudah deh, yuk."

****

Gauri dan Putri mengikuti Rozi yang berjalan menuju gedung tempat kajian tersebut diselenggarakan. Mereka memasuki ruangan yang penuh dengan mahasiswa tertarik untuk mengikuti acara tersebut. Rozi, Putri, dan Gauri duduk bersama di barisan belakang, mencari posisi yang nyaman.

Suara pemateri memenuhi ruangan dengan jelas dan penuh semangat, mencerminkan keahlian dan pengetahuannya dalam bidang energi terbarukan. Dia dengan fasih menjelaskan konsep energi terbarukan kepada para peserta, dengan harapan untuk menginspirasi mereka untuk berkontribusi dalam menyelamatkan lingkungan.

"Dengan digunakannya energi terbarukan (renewable energy), kita berkontribusi dalam menyelamatkan lingkungan," ucap pemateri dengan penuh keyakinan. "Salah satu contohnya adalah energi hidroelektrik, yang dihasilkan dari tenaga air yang mengalir. Dengan memanfaatkan energi ini, kita tidak hanya mengurangi emisi gas rumah kaca, tetapi juga mengurangi ketergantungan kita pada sumber energi fosil yang tidak dapat diperbarui."

Suara pemateri terdengar, menciptakan aura yang menginspirasi di antara para pendengarnya. Dia menggambarkan betapa pentingnya peran setiap individu dalam mendukung penggunaan energi terbarukan, dan bagaimana hal itu dapat memberikan dampak positif bagi lingkungan dan masyarakat secara keseluruhan.

Gauri berbisik dengan nada kesal, "Jancok, zi, materi jurusan opo iki? Kita nih anak Fisip, anjing, ga nyambung." Dia merasa frustasi karena merasa tidak relevan dengan materi yang sedang dibahas.

Putri menimpali dengan nada penyesalan, "Sesat lu zi, ini mah kita salah jurusan, cok."

Rozi mencoba menenangkan suasana, "Diem lu pada, biar tambah pinter lu. Dengerin aja napa. Pura-pura paham gitu."

Namun, Gauri yang kesal akhirnya memukul pelan kepala Rozi, sementara Putri tak henti-hentinya mengumpat, mengekspresikan kekesalanya atas situasi yang membingungkan tersebut. Suasana ruangan pun kembali riuh dengan percakapan mereka yang lucu dan menghibur.

Mereka terpaksa mengikuti hingga selesai. Meskipun tidak tertarik dengan topik yang dibahas.

Setelah selesai menyampaikan materi, terdengar suara dari moderator yang mengumumkan, "Terima kasih atas materi dari Profesor Yusril, dibuka pertanyaan untuk dua orang."

Gauri, yang mendengar suara moderator itu, mencari-cari siapa moderator tersebut. Saat matanya menangkap sosoknya, Gauri terpana. Moderator tersebut adalah seorang pria tampan dengan wajah yang terlihat Arab, kulitnya kecoklatan, mengenakan kemeja dan celana kain hitam. Pesona dan ketampanannya membuat Gauri tak bisa berkedip.

Suasana ruangan tersebut ramai oleh mahasiswa yang berebut untuk bertanya. Gauri, yang masih terpana, refleks bertanya kepada Rozi, "Zi, itu sapa moderatornya? Anjing ganteng banget."

Rozi menjawab dengan santai, "Itu mawapres dari fakultas teknik, kalau ga salah namanya Zayd deh."

Putri, yang juga penasaran, ikut berkomentar, "Mana ignya, gua kepo."

Mereka pun sibuk berbincang-bincang mengobrolkan tentang sang moderator Zayd, sehingga tak sadar bahwa acara telah usai. Meskipun awalnya merasa tidak tertarik, namun kehadiran Zayd membuat mereka terlibat dalam percakapan yang semakin seru.

****
Gauri sedang menyusuri samping gedung tadi sambil menunggu Putri yang sedang ke toilet. Suara samar-samar perempuan terdengar di telinganya.

"... kue buatan aku buat mas?" suara perempuan itu terdengar pelan dan penuh harap.

Gauri, yang penasaran, mulai mencari sumber suara tersebut. Ketika dia menemukan asal suara, dia kaget melihat dua orang berdiri berhadapan—salah satunya adalah moderator tampan yang dilihatnya tadi, Zayd.

"Maaf, saya tidak bisa menerimanya," suara Zayed membalas dengan nada datar dan tegas.

"Tapi aku buat ini khusus buat mas," suara gadis itu bergetar, menunjukkan perasaannya yang terluka.

Hening sejenak, dan tidak terdengar suara balasan lagi. Tanpa diduga, Gauri yang berada di balik tembok dikejutkan oleh kemunculan Zayd yang tiba-tiba.

Mereka terdiam sejenak, bertatapan. Gauri, yang kaget dan merasa terpergok mengintip, refleks menyapa, "Hai... anu..." dengan nada canggung sambil melambai pelan dengan gestur tangan.

Dengan meringis, Gauri berusaha menjelaskan, "Sorry, gue tadi lagi jalan gak sengaja ke..."

Namun, Zayd hanya meliriknya sekilas dan melanjutkan berjalan tanpa membalas perkataan Gauri.

Gauri yang merasa tidak dianggap pun kesal dan berkata, "Anjir, sok ganteng amat tuh cowok! Tapi emang ganteng sih," dia menambahkan dengan nada kesal namun mengakui ketampanan Zayd.

"Sialan, bisa-bisanya dia cuekin seorang Gauri. Awas aja lu, gue tandain," gumamnya penuh tekad.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 29 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

He Ain't Got No ChoicesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang