Happy reading 🌙
•
•
•
•
•
Kringg..Bel pulang sekolah berbunyi. Para murid Star High School mulai berhambur keluar sekolah untuk pulang begitupun dengan Varsha.
Kini ia tengah menunggu sang bunda di halte bus.
Tin...
"Varsha! Ayo pulang sayang, udah sore." panggil bunda.
Varsha mengangguk lalu melangkah masuk ke mobil bunda.
"Gimana sayang sekolahnya? Suka nggak?" tanya bunda setelah menjalankan mobil.
"Suka bunda! Aku juga punya teman baru, mereka ba~ik banget." ungkap Varsha semangat.
"Oh ya? Bagus dong kalo gitu, siapa aja namanya sayang?" tanya bunda lagi. Emelyn merasa bahagia jika anak-anaknya juga bahagia, begitupun sebaliknya. Ia melempar senyum hangat pada Varsha.
"Rei, Ameera, sama Evie.. Mereka orangnya......" ucap Varsha dan menceritakan kejadian apa saja yang ia alami di sekolah barunya hari ini.
"Wah kamu sempat digoda sayang? Nanti kapan-kapan kasih liat orangnya ke bunda ya nak, biar bunda cubit hidung mereka sampe patah, oke."
Varsha panik sendiri. "Eh bukan begitu bunda. Mereka cuma mau kenal aku doang kok. Mereka juga keliatannya baik cuma suka usil aja kayaknya. Iya hehe,"
"Oke deh, kamu jaga diri baik-baik ya, kalo ada apa-apa di sekolah langsung telpon bunda. Oke?"
"Siap bunda!" seru Varsha dengan ber-pose hormat dan senyum lebarnya.
"Good girl."
•••
Di waktu yang sama namun tempat yang berbeda. Terlihat seorang pemuda yang sedang merenung di pinggir danau.
"Akhirnya...akhirnya setelah 8 tahun lamanya abang bisa lihat wajah kamu kembali dek. Abang kangen banget sama kamu dan bunda," lirih pemuda itu.
"Andai waktu itu abang juga ikut bunda, kita gak bakal terpisah begini kan? Abang juga gak akan ingkar janji kan?" tanya pemuda itu entah pada siapa.
"Tujuh tahun lalu ayah bawa adek baru buat abang, tapi kamu tenang aja dek.. abang ikutin saran kamu kok. Karena kamu satu-satunya adek abang."
"Abang akan kembali untuk memperjuangkan kamu dan bunda. Tunggu abang!"
•••
"Bunda! Aku keluar sebentar ya?" ucapku dari ruang tamu.
"Iya! Hati-hati, pulangnya jangan ke sore-an." sahut bunda dari dapur.
"Siap bunda!"
Aku keluar dari rumah minimalis bertingkat dua itu.
Niat hati aku ingin pergi ke tempat yang pernah ku kunjungi dulu. Tapi sedikit samar sih tempat apa saja yang pernah ku kunjungi. Seingat aku ada satu tempat yang sering sekali aku kunjungi bersama kakak laki-laki ku. Danau, ya tempat itu yang sering sekali kita kunjungi dulu.
Mari kita kesana bersama.
Aku berharap saat aku sampai di sana aku bisa melihat atau bahkan bertemu dengannya.
Aku sanggat merindukan dia.
"Sampai juga akhirnya. Tempatnya gak banyak berubah ya."
Ya, aku sudah sampai ke tempat tujuanku. Aku memilih duduk di bawah pohon. Dan disaat itu pula ada seorang cowok yang lewat di depanku dengan.. menunduk murung? Sepertinya cowok itu habis putus cinta.
Aku mengangkat bahu acuh, lanjut memandang danau di depanku.
"Haah..." aku menghela napas, merentangkan kedua tangan kesamping. Menikmati sore hari dengan menghirup udara segar di danau.
"Mungkinkah aku bisa bertemu lagi dengannya hanya mengandalkan tempat yang dulu pernah kita datangi?" tanyaku entah pada siapa.
Aku terkekeh kecil saat tiba-tiba memori ku bersama kakak bermain bersama di danau ini muncul.
Flashback
Jakarta, 23 Juni 2014
Terlihat dua anak kecil yang berbeda gender itu tengah bermain di pinggir danau.
Anak perempuan itu berlari entah sedang mengejar apa, dan sang kakak yang sedang duduk mengawasi sang adik. Ia sesekali mengomeli adiknya itu jika berbuat hal yang membahayakan.
Seperti saat ini misalnya.
"Rissa! Jangan lari-lari nanti ja– Tuh kan apa kakak bilang jatuh kan kamu!!" ucap anak laki-laki itu memperingati adiknya.
"Huaaaaa!!! Kak El lutut Rissa sakitt..." adu anak perempuan itu sambil terisak.
Anak laki-laki itu mendekati adiknya khawatir, membantu sang adik untuk berdiri.
"Kakak kan udah bilang jangan lari-lari nanti jatuh, jatuh beneran kan sekarang? Bandel sih kamu. Adek siapa sih, hm?" omelnya sambil mencubit hidung mungil sang adik.
Anak perempuan itu berhenti menangis lalu kembali tersenyum ceria.
"Adek kak El lah!! Nggak ada kakak terbaik dalam hidup aku selain kakak.. Jangan tinggalin aku ya?" seru anak perempuan itu.
"Masa sih? Kalo kakak pergi kamu gimana? Kalo kakak punya adek baru selain kamu gimana?" tanya sang kakak usil.
"Yaa.. kalo kakak pergi aku bakal bakar bumi ini! Terus kalo kakak punya adek baru tinggal buang aja adek barunya itu! Nggak usah di akuin kalo bisa, Rissa nggak rela." ungkap sang adik menggembungkan kedua pipinya kesal.
"Ih gemes deh kalo kesel gini.. Kamu selamanya akan menjadi adik satu-satunya kakak."
"Janji? Kak El cuma punya Rissa gak boleh ada yang rebut kakak dari aku!" ujar sang adik menjulurkan jari kelingkingnya.
Anak laki-laki itu tersenyum lalu menautkan jarinya ke jari kelingking sang adik. "Janji. Kakak cuma milik adik tercinta kakak seorang, Varsha Zaphyra Arissa."
"Janji juga jangan tinggalin Rissa sendiri? Pokoknya kita harus sama-sama sampe gede!"
"Iya, janji."
Setelah sesi per-janji-an tadi kedua kakak-adik itu berpelukan.
•
Seseorang tersenyum melihat Varsha dari kejauhan.
'Itu kamu dek? Abang seneng liat kamu kesini, ke danau tempat kita membuat janji.' batin seorang pemuda yang melewati Varsha tadi.
•
•
•
•
•<Rumah Varsha>
KAMU SEDANG MEMBACA
VARSHA
Random⚠️PERHATIAN⚠️ Tidak bisa membuat deskripsi.. kalau penasaran langsung baca aja! Cerita pertama, jadi tulisannya masih banyak yang berantakan. Typo bertebaran, alur sedikit gaje.. Sudut pandang tak tentu kadang berubah-ubah tergantung alur. Jadi, s...