2|| kagum?

5 2 0
                                    

"ini".ucap Aidan

Arsell dan Haura menuju ke tempat yang mereka tempatii itu,oh whatt?? Masuk akal gasi ketikan gue yang di atas ini? Okeii gapapa no problem

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Arsell dan Haura menuju ke tempat yang mereka tempatii itu,oh whatt?? Masuk akal gasi ketikan gue yang di atas ini? Okeii gapapa no problem

"haii, lama bangett nunggunya yaa xixi".ujar Haura kepada mereka berempat

"aduh iya nih, mana perut gue bunyi dari tadi".ucap Tian tanpa melihat haura

"Alhamdulillah kalok cuma lu doang yang lapar". pekik Haura tidak sadar

"RAA!!".lantang arsell kepada haura, oh Tuhan sungguh dirinya tidak menyadari bahwa mengatakan seperti itu

"eh ehhh."celutuk Haura sambil menutup mulutnya

mereka tertawa melihat kelakuan Haura, bisa-bisanya salah server.
Arsell membuka paper bag yang berisi makanan dan menaruhnya ke meja yang berada di situ.

"masi jadi misteri,rata-rata cowok jomblo itu cakep iya ga? Satu contoh kayak gua ini". Terang tian kepada mereka dengan PDnya

"iya cakep, sekebun binatang deh pokoknya".ucap aidan kepada tian

"tian asik, Aidan asik sendiri". ujar tian tidak terima

"ga nyambung mas". celutuk Aidan dengan senyuman terpaksa

"tumben Stevan diem kayak orang yang pengen berak". Kata arsell

mereka tidak menyadari jika Stevan sedari tadi melamun, entah kenapa pria itu

"gue punya masalah keluarga sell, jadi ga semangat buat ngomong". jawab Stevan dengan raut wajah melasnya itu

"hidup itu ga selalu mudah stev, tapi itulah hidup. Jadilah kuat karena ada hari-hari yang lebih baik kedepannya". celutuk Aidan sambil menepuk pundak Stevan untuk menyemangatinya.
Mereka menikmati makanan serta keindahan di belakang rumah Haura

"kalok di lihat-lihat Aidan sama arsell cocok juga yaa". Ucap stevan ngawur, bisa-bisanya dia punya pikiran seperti itu, padahal dirinya tau jika mereka tidak akan pernah bersatu.

"Astaghfirullah stev, omongan lu kayak angin, bisa di hirup tapi tidak bisa di miliki, ya cuma sementara aja". ucap aidan

"apalagi kita engga seiman, rumit benget ngejalani hubungan yang kayak gitu". Tambah arsell

"kalian? Sama-sama punya perasaan?". tanya arsell penasaran

Drettt...drettt

"siapa?".tanya Stevan

"mama poreper gue".ucap Tian lalu mengangkat telepon dari mamanya

Setelah beberapa lama ngobrol dengan mamanya Tian mematikan telepon tersebut.

"udah mau jam 15:00 ini ga mau pulang aja?". Pekik Tian

"iya ini udah mau jam 15:00, kita pulang duluan ya raa sell". ucap aidan sambil memainkan handphonenya

"iya-iya makasii udah mampir ke halaman belakang rumah gue". terang Haura kepada mereka

"kita pamit duluan, oh iya lu ga bareng kita aja raa?". Tanya Aidan

"engga deh soalnya gue bawah mobil juga". Ucap arsell kepada Aidan

"maksudnya barengan sama gue, mobil lu di depan mobil kita di belakang." ucap Aidan dengan lembut.

"engga gausah, gue masi mau di sini dulu sama haura". Pekik arsell

Aidan dan temannya itupun pergi meninggalkan arsell dan Haura
"ayo kerumah". Ajak haura
Mereka berdua menuju ke rumah haura.

Arsell berpamitan kepada lestari ibu dari ibunya Haura.
Arsell membuka mobilnya dan menjalankannya

"gue tadi kenapa?".bertanya kepada dirinya sendiri oleh ucapan arsell yang tadi

"masa gue suka sama aidan? Yang udah jelas-jelas beda agama itu, masa gue pacarin aja? Ehh tapi ga mungkin bisa lah, dia aja anti lihat-lihat sama cewek, semisal nanti gue pacaran sama aidan pasti di kacangin terus". Gumam arsell

"nah okeii sampai".

Arsell turun dari mobilnya itu dan bergegas menuju ke dalam rumah untuk menemui bunda tercintanya.

"BUNDAAAA ARSELL DATENGG".teriak arsell

Arsel berjalan ke atas tangga rumahnya untuk menemui bundanya, sudah pasti ashfeena berada di kamarnya, jika tidak ada di kamarnya lalu berada di mana lagi.

"bundaa".arsell merengek seperti anak kecil

"kenapa sayang?? hmm" ucap ashfeena lembut selembut sutra

"apa gua bilang aja yaa sama bunda kalok gue kagum sama aidan? Tapi bunda juga suka sama orangnya". Batin arsell

"arsell kenapa kok ngelamun?". Ucap ashfeena

"engga hehe engga jadi". ujar arsell cengengesan

"eh bund, kalok di lihat-lihat Aidan itu orangnya giamna?".pekik arsell terus terang

"kalok kata bunda yaa orangnya baik terus sopan ber-attitude sih, feeling bunda dia itu orangnya ga suka nyakitin cewek deh sell". ucap ashfeena panjang

Tokk..tokk..tok

"Masuk". Pekik ashfeena

Kini gevano menuju ke kasur yang bundanya duduki bersama kakaknya yaitu arsell.

"si bontot bangun bund". Ledek arsell kepada gevano

"bundaaaa". tangisan gevano pecah, dia tidak bisa jika ada yang meledeknya dan menghancurkan lubuk hati mungilnya.

"cailah gitu aja nangis".gumam arsell

"kak udah-udah, sekarang saling maaf-maafkan". ucap ashfeena

"Ogah." Kata arsell lalu pergi meninggalkan bundanya dan si bontot itu

Arsell menuju ke tempat ruang makan, oh Tuhan sungguh dirinya begitu lapar sekarang.

"oke guys bunda gue mengolah apa hari ini, nah okeh seperti biasa yaitu nasi tapi bukan nasi goreng."ucap arsell ngawurr

"ini namanya ikan apaan bjirr? Terus ini sayur apaan woilah, gapapa sell yang penting maem".

Arsell mengangkat satu kaki dan memakan nasi berserta lauk pauknya itu,siapa nih yang kayak begini? Astaga, gimna mau jadi wanita berkelas kalok kayak gini ceritanya.

EGHKK...EGHKK

"bunyinya aesthetic bangett lagi". pekik arsell

Dirinya masi di buat bingung oleh perkataannya sendiri, "apa mungkin gue beneran suka sama aidan?". Wait,whatt? Gue suka sama manusia setengah alien itu? Gaaaa gaboleh".

"Udah lah gue juga capek mending tidur". ucap arsell lalu pergi menuju ke tempat tidurnya

HUARGHHHH....

"ckhh as* gua kira apa, ah ealah cuma kecoa gitu". Abai arsell terhadap hewan itu

"gua mau ngapain ya disini? sumpah kayak ga punya pekerjaan hidup deh gua". Arsell kesal
Padahal dirinya mempunyai tugas sosiologi yang di kasi sama gurunya tapi entahlah bisa-bisanya dirinya melupakan begitu saja.

"apa gua telfon Aidan aja ya??

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 23 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Mungkin jalan terbaikTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang