Tidak tahu dimana ini, yang aku lihat hanyalah putih polos yang tak memiliki ujung dan pangkal. Luas. Itulah yang dapat aku deskripsikan.
Setelah mengingat-ingat, ternyata aku sudah mati. Sepele sekali ya kematian datang kepadaku. Terduduk di tempat ini, memeluk erat lututku. Aku merasa tak seperti manusia lagi, yang terlalu mudah untuk mati dan terlalu mudah untuk hidup lagi.
[Kakak]
Aku melihat kearah Catiem. "Ya?" tanyaku.
[Apa kakak sedang bersedih?]
Seketika aku tersadar. Menegapkan tubuhku kembali, berdiri, lalu berkacak pinggang. "Gue bersedih? Gue? Bersedih? Yang benar aja."
"Cat, kita ada dimana sekarang?" tanyaku.
[Disini adalah ruangan Realm. Tempat inkarnasi yang telah menyelesaikan misinya]
Aku mengangguk mengerti. Dengan kata lain, aku berada disini karena telah menyelesaikan misi terakhir ku. Aku telah berhasil membuat pameran utama laki-lakinya menyukai karakter Trisya. Walaupun dia mendapatkan ending yang buruk. Pfft. Kematian? Kasihan sekali.
[Apa kakak ingin melihat apa yang terjadi di dunia itu saat ini?]
Aku memandang Catiem. Sepertinya itu bukanlah ide yang buruk. Aku mengangguk setuju.
Aku melihat telinga, apa itu bisa disebut telinga? Sudahlah. Telinga yang panjang itu bersinar dengan terangnya.
Sebuah bentuk lonjong mulai bermunculan. Tetapi, anehnya ada 2 kumpulan disana. Banyak dan berkelompok. Kaki ku melangkah dengan sendirinya pada kumpulan lonjong yang berada disebelah kiri ku.
Dengan spontan tanganku terulur menyentuh salah satu bentuk yang sedang memperlihatkan wajah seseorang. Itu adalah ibunya. Kenapa ia menangis?
[Apa kakak ingin melihatnya?]
Tanpa melepaskan tangan, aku menganggukkan kepala.
Kini, bentuk lonjong itu membentuk persegi panjang seperti layar lebar. Ada banyak orang disekitar ibunya. Mereka semua memakai pakaian hitam. Tunggu.
"Cat, ini maksudnya apa?" tanyaku langsung menatapnya.
[Ini adalah cuplikan kejadian di masa kini. Kumpulan cuplikan di sebelah kiri kakak adalah kejadian di masa kini. Cuplikan yang ada di sebelah kanan kakak adalah kejadian yang ada di masa depan]
Aku kembali menyentuh bentuk yang menyerupai layar itu. Wajah ibu yang tampak menangis begitu menyayat hati. Berarti ini adalah kejadian di hari ia meninggal.
Jangan menangis. Maaf. Maaf karena telah merebut tubuh anakmu. Dan membuatnya meninggal dengan cara yang tragis.
Tidak! Hentikan! Jangan bersimpati terhadap apapun Loli. Lo bukan Trisya. Lo adalah Lolita yang dipaksa masuk kedalam dunia ini.
Aku segera memalingkan wajahku. Semuanya telah berakhir. Aku bukanlah seorang karakter dalam sebuah novel. Aku hanyalah manusia biasa.
"Tutup semuanya, Cat. Gue sudah cukup melihatnya."
[Baik kak]
Aku termenung sejenak. Hingga sebuah suara mengalihkan perhatianku. Aku menatap keatas. Apalagi ini? Apa itu? Kucing, lagi? Tapi, kenapa dia terbang?
"Kucing? Tapi, kok terbang?"
(Hei manusia! Aku bukan kucing. Aku adalah moyang dari pemandu yang ada disamping mu itu. Dengan kata lain, aku adalah sistem yang memberikan informasi kepadamu, inkarnasi Lolita. Dan aku adalah singa. Bukan kucing)
"Jangan bercanda. Singa dari mananya? Bilang aja lo kucing. Ngaku-ngaku jadi singa lagi."
(Manusia yang satu ini lebih menyebalkan dari yang waktu itu ya)
Yang waktu itu? Kini aku mulai menatapnya dengan serius. Tapi, bukankah Catiem mengatakan kalau para inkarnasi yang berhasil menyelesaikan misinya akan datang kesini? Mungkin yang dimaksud kucing itu adalah inkarnasi yang lain.
"Ada berapa banyak inkarnasi yang dibawa kesini?" tanyaku penasaran.
(2)
"Ooh..."
"Hah? 2? Maksud lo, 2 orang saja?"
(Iya, kenapa kamu kaget begitu manusia? Apa pemandu mu itu tidak menjelaskan secara detail, tempat apa ini?)
"Catiem bilang kalau ini adalah tempat dimana para inkarnasi yang kalian bawa telah menyelesaikan misinya. Benar, kan?"
(Ya, itu memang benar. Tapi! Ada yang harus di benarkan. Tempat ini adalah, tempat dimana para inkarnasi yang masih ragu akan apa yang ia inginkan setelah menyelesaikan misinya. Hanya dua orang yang seperti itu. Satunya adalah manusia pria dan satunya kamu, inkarnasi Lolita)
"Jadi, maksudnya semua inkarnasi yang telah menyelesaikan misinya itu sudah memiliki sebuah keinginan. Makanya mereka tidak dibawa kesini. Lalu dimana mereka?" tanyaku menyipitkan mataku.
(Benar. Semuanya tak akan pernah dibawa kesini, jika telah memiliki keinginan. Untuk pertanyaan itu tidak bisa aku jawab. Karena kita memiliki batas antara sistem dan inkarnasi)
(Sebelum kematianmu, sistem telah memberikan informasi untuk segera memilih apa yang kamu inginkan. Akan tetapi, ketika kematian itu datang, hatimu masih meragukan apa yang kamu inginkan. Makanya kami membawamu kesini)
Aku memutar kilas balik ingatanku. Aku mengingatnya. Ada dua pilihan yang mereka berikan kepadaku. Kembali ke dunia asal ku atau mencari apa yang aku ingin tahu. Dengan kata lain, menetap disini.
Tapi, bukankah ini tidak adil? Pilihan yang mereka berikan itu cukup kejam. Jika ia menginginkan untuk kembali, tubuhnya yang disana pun belum tentu masih hidup dan yang lebih buruknya lagi, semua yang menjadi pertanyaannya selama ini akan tetap terpendam. Namun, jika ia memilih menetap disini, maka ia akan terikat selamanya dan menjadi makhluk yang tak tahu siapa dirinya lagi. Mungkin saja ia akan memasuki dunia lain lagi dan menjadi orang lain. Itu bahkan lebih buruk juga. Dengan kata lain, kau tidak tahu siapa dirimu yang sebenarnya, lagi.
(Lihatlah manusia. Kamu masih dengan pikiranmu itu. Hanya tinggal 1 jam lagi sebelum kami yang memutuskan apa yang akan kami lakukan terhadap kamu)
"Apa yang akan kalian lakukan dengan jiwa ini?" tanyaku sedikit marah.
Kucing itu menjentikkan jarinya dan tersenyum dengan lebar. (Simple saja. Kami akan memusnahkan jiwa itu)
Akhh, kucing itu membuatku kesal yang berlipat ganda.
"Gue akan tetap disini. Tetapi, gue bukan budak kalian lagi. Gue akan memilih jalan gue sendiri. Dan Catiem akan menjadi pemandu pribadi gue. Dia tidak boleh bekerja untuk inkarnasi yang lain. Bagaimana?"
(Ternyata manusia ini banyak maunya ya. Tapi baiklah, aku akan mengabulkan permintaan mu. Mulai hari ini, kamu akan tinggal disini untuk selamanya)
Sebuah kertas kelap-kelip bertebaran dari atas. Seolah-olah merayakan keputusan yang telah ia buat. Kucing itu telah pergi, menyisakan aku dan Catiem.
[Apa kakak akan tetap berada disini?]
Aku merasakan tatapan khawatir dari Catiem. Tidak ada jalan keluar lagi. Dia sudah terikat di dunia yang tak mengenal waktu ini. Ikatan telah terjalin setelah ia membuat keputusan tersebut. Sebenarnya aku merasakan sedikit perih di pergelangan tanganku. Aku melihatnya, dan ternyata ada sebuah nomor disana. 2? Apa maksudnya itu?
"Mau bagaimana pun, gue tetap terjebak disini, Cat. Tak ada jalan keluar bagi gue. Sedari awal gue takdir gue seperti sudah tertulis. Dan ini adalah keinginan itu. Takdir itu menginginkan gue tetap berada disini. Terikat dan terjebak."
To be continue
KAMU SEDANG MEMBACA
One ; The Truth
Fantasy⚠️ DILARANG KERAS UNTUK PLAGIAT CERITA!!! JANGAN PLAGIAT YA, DOSA TAU!!! ⚠️ SOALNYA IDE ITU MAHAL SAYANG ರ╭╮ರ [Update tiap weekend hari minggu] Perjalanannya tak berhenti disitu saja. Lolita, gadis yang memasuki dunia novel itu, kini melanjutkan per...