BAB VIII

1.7K 194 0
                                    

"Vienny mau ikut!!" ucap Vienny menantang Agler yang sedari tadi melarang anak tertuanya itu untuk ikut acara makan malam dengan keluarga Shani.

"Kamu kalau ikut, bakal ngerusak suasana" ucap Agler kesal dengan sifat Vienny yang kekanak kanakan.

"Kalau papah ga izinin, tetap aja Vienny bakal susulin kesana!" kekeh Vienny

"Semakin hari kamu semakin membangkang ya!" balas Agler

"Izinin Vienny buat ikut dong pah, kali ini aja" celetuk Amora. Agler mengeraskan rahangnya, ia sangat tau jika Vienny ikut maka semuanya akan berantakan.

"Saya bilang tidak, ya tidak!" final Agler, kesabarannya sangat diuji sekarang. Vienny menangis dan bergegas kekamarnya menutup kamarnya dengan keras.

"Urus anak kamu itu, saya tunggu 5 menit lagi" ucap Agler yang tidak menatap Amora sama sekali. Amora bergegas menyusul Vienny.

"Sayang, mama yakin kok bisa membatalkan pernikahan Gracia dan Shani. Kan Shani milik kamu" ujar Amora duduk di samping Vienny dan memeluk anak kandungnya itu.

"Vienny yakin gabakal bisa gagalin pernikahan itu mah" balas Vienny yang masih menangis.

"Jika kita ga bisa gagalin. Setelah papah kamu dapat saham di perusahaan Shani, semakin ada peluang buat mereka berpisah" ucap Amora meyakinkan Vienny. Bagaimanapun Vienny lah yang harus bersama Shani. "Apapun bakal mama lakuin buat kamu, agar bersama Shani" ucap Amora dalam benaknya.

"Mama harus bantuin Vienny nanti" Amora mengangguk serta menenangkan Vienny.

****

Acara makan malam berjalan dengan lancar, kini pihak keluarga saling mengobrol dengan santai. Gracia melirik kepada adik Shani yang berada disamping Shani. Adik Shani ini sedari tadi menatapnya dengan tatapan yang seperti... Tatapan tak suka?. Tatapan mereka sempat beradu dengan cepat Gracia mengalihkan pandangan nya menatap Shani.

"Disini Shani mau izin ke papa mertua, selagi mempersiapkan segalanya. Saya ingin untuk mulai satu rumah dengan Gracia besok" semua mata kini menatap Shani yang tiba tiba meminta izin kepada Agler.

"Boleh saja" Agler dengan senang hati dan tidak keberatan, berarti sudah pasti tidak ada pembatalan pernikahan.

"Bukankah terlalu cepat nak Shani?" tanya Amora yang sedikit melirik Agler yang kini menatap kepadanya.

"Bukankah semakin cepat semakin baik?" tanya Shani balik

"Lagian, Gracia juga sudah menyetujui hal itu" jangan tanyakan keadaan Gracia saat ini, sudah tentu kaget!. Shani tidak ada sama sekali mendiskusikan hal ini kepadanya.

"Betul Gracia?" tanya Amora dengan tatapan mengintimidasi.

"Iya mah" Shani tersenyum puas akan jawaban Gracia.

"Jika kalian sudah ada niat begitu, tak apa" ucap Adora menengahinya.

"Bagaimana perusahaan kamu Shani? Apakah baik baik saja?" Shani menatap Agler tetapi tidak menampilkan ekspresi apapun, sangat datar.

"Baik baik saja papa mertua" balas Shani, Agler hanya tersenyum sambil mengangguk.

"Untuk persiapan pernikahan, kami mengandalkan kepada kalian" tambah Amora. Dirinya tidak ingin menghabiskan tenaganya untuk acara yang tak berguna bagi Amora sendiri.

"Tentu saja" balas Shani, tentu saja Shani tak ingin Amora mencampuri urusan ini pikirnya. Yang ada malah hancur. Shani hanya menjawab seadanya pertanyaan Agler seputar perusahaan miliknya. Dia hanya menanggapinya dengan memberikan senyum tipisnya kadang.

DAS SCHICKAL Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang