Chapter 4 - Awareness

16 2 0
                                    

Sebuah lorong megah yang penuh dengan patung-patung yang menggambarkan kebesaran dewa-dewi, disertai dengan patung besar yang menghiasi ujung lorong. Di tengah-tengah keindahan itu, Lavender mengambil kalung dari papan patung Raja Tuath Dé Danann. Namun, keputusan itu seolah membangunkan kekuatan luar biasa, membuat lorong ini mulai retak, bersiap untuk runtuh.

Dalam kegelapan yang mendalam, rasa cemas meliputi pandangan sekeliling. Lavender dan aku berusaha melarikan diri dari lorong yang terancam roboh, namun bisikan misterius dari patung-patung menggema di telinga kami.
"Εσείς, οντότητες που δεν γνωρίζονται, έχετε ακουμπήσει τον κορσέ που περιέχει τη μαγεία των θεών και θεών, και τολμήσατε να ακουμπήσετε το αρχαίο αντικείμενο "Ασημένιο Χέρι". Οντότητες όπως εσείς έχουν τολμήσει να αγγίξουν το Tir na nÓg, τον ιερό χώρο της αθανασίας."

Dalam ketakutan, aku memegang erat tangan Lavender, berusaha lari secepat mungkin sambil memikirkan tentang kata-kata misterius itu. Apakah aku tanpa sadar menyentuh sebuah artefak? Sejak kapan aku menyentuh artefak? Apa jangan-jangan Rafel dan Akari yang menemukan artefak yang dimaksud? Pertanyaan-pertanyaan memenuhi pikiranku, namun fokusku kembali saat melihat pintu keluar di depan kami. Kami berlari menghindari reruntuhan, namun di ambang pintu, muncul mahluk besar yang menghadang kami dengan megah.

"Sungguh, Minotaur di sini? Apakah tempat para dewa dan dewi dihuni oleh Minotaur?" Mataku menatap Minotaur, yang menggenggam kapak raksasa dengan kuat.

"Aku sungguh berterima kasih, wahai entitas rendahan. Kau telah membuka segel untuk membebaskan kami. Perkenalkan, kami adalah Kelompok Fomorian," kata Minotaur sambil menyeringai melihatku.

Tanpa petunjuk, Minotaur itu dengan penuh tenaga mengayunkan kapaknya ke arah kami. Aku segera menarik Lavender dan berusaha menghindar, berputar di sekitar Minotaur untuk mencapai jalur keluar yang sebelumnya terhalang olehnya.

"Kak! Minotaur sedang mengejar kita! Cepat, kak!" seru Lavender.

Aku berlari secepat mungkin, tidak bisa menggunakan sihirku karena lorong ini terlalu sempit. Namun, Minotaur menerobos lorong dengan teriakannya yang menggetarkan, menciptakan suara yang menggema di seluruh lorong itu.

"Hey Tanduk Biru! Kau takkan bisa melarikan diri dariku! Kelompok Fomorian, kelompok yang pernah menghadapi tuath Dé Danann! Jadi, makhluk seperti kau, itu ringan bagi kami!"

Aku memandang ke depan, menyadari bahwa aku harus membuat visinya kabur. Tanpa berpikir panjang, aku memerintahkan Lavender untuk lari, berbalik arah dengan tangan yang membentuk pistol. Meskipun belum melepaskan sihir, kecepatan minotaur itu membuatku terkejut. Ayunan yang tak terlihat mengenai tubuhku, memporak-porandakan dinding di sekitar.

"Lavender, lari! Lavender." Meski baru saja terpental, aku menatap minotaur yang kini mengincar Lavender.

Tak berselang lama, aku terkejut saat Lavender memakai kalungnya, seolah-olah berencana menggunakan kekuatan sihir dari kalung tersebut.

"Siapa pun, tolonglah kami!" Lavender mengenakan kalung itu dan tiba-tiba memancarkan sinar cahaya yang membuat minotaur itu terbakar.

Menakjubkan.

"Kak Ayon! Kak, apa kau baik-baik saja? Ayo, kita harus segera melarikan diri sebelum teman-temannya menemui kita." Lavender berusaha mengangkatku, penuh kepanikan.

"Apakah yang terjadi?" Mataku menatap mata Lavender yang tiba-tiba memancarkan sinar.

"Aku tidak tahu, kak. Mungkin disebabkan oleh keberadaan sihir yang terkandung dalam kalung ini."

Kingdom of Caelum : Whisper of the Abyss | Ytmci FanficTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang