Tiga belas tahun yang lalu

0 0 0
                                    

Hai, Aku Aura. Tapi Mama Papa ku manggil aku dengan sebutan Awa. Dulu aku nggak bisa nyebut 'R' hehe. Tiga belas tahun yang lalu, aku masih ingat hari terakhir Mama dan Papa bareng-bareng. Aku nggak pernah berfikir kalo hari itu adalah hari terakhir aku main sepuas itu dengan mereka berdua. Hari itu, untuk pertama kalinya aku bisa main seharian sama mama papa.

Jujur, Kalo ditanya mau balik lagi ke masa itu, aku mau banget. Waktu itu, aku belum punya adik. Aku seneng banget karena waktu sepulang sekolah, Mama ngajak aku ke tempat wisata favoritku. Dan yang paling bikin aku happy adalah.. Disana ada Papa. Karena seminggu lalu, aku nggak pernah ketemu papa sama sekali.

Terakhir, Mama sama Papa berantem habis-habisan. Sejak hari itu, Papa pergi dan nggak pulang lagi. Tapi hari itu, Mama dan Papa ketemu lagi ditempat itu. Ditempat favorit aku.

Mereka berdua ngajak aku main sepuasnya ditempat itu. Aku nggak pernah ngira kalo hari itu adalah sebuah hari perpisahan. Aku nggak pernah ngira kalo kebahagiaan dihari itu bakal berlangsung lama.

Nyatanya, itu semua adalah awal dari kehancuran keluargaku.

Siapa sih, yang bakal ngira anak Tk seusia 5 tahun bakal ngadepin kenyataan pahit tentang perpisahan orangtuanya?

Andai aku bisa balik lagi ke Masa itu, mungkin aku bakal potret semua momen yang pernah aku alami sama Mama papa. Karena moment itu cuma bisa terjadi sekali seumur hidupku.

"Ma, Awa mau gulalinya!"

"Jangan, nanti gigi Awa bolong. Kan Awa tiap hari makan permen. Lupa ya apa yang dibilang sama Bu Dwi? Nggak boleh makan manis sering-sering!"

"Pa.. Awa mau gulali.." Rengek ku kepada Papa. Aku yakin, manusia satu ini nggak akan pernah bisa bantah permintaan ku.

"Sekali aja ya? Ini terakhir kamu makan gulali minggu ini."

Aku loncat kegirangan.

Begitulah Papaku. Dia akan selalu menuruti kemauan ku. Meski sebenarnya kemauan ku selalu membuatku sakit, atau dapat membahayakan ku nantinya, Papa hanya senyum dan bilang,

"Anak papa nggak boleh jajan yang aneh-aneh ya!"

Sambil mengusap puncak kepalaku.

Pa, aku harap kalo kita ketemu lagi suatu saat nanti, Papa masih seperti Papa-ku yang dulu, ya?

Pa, aku harap kalo kita ketemu lagi suatu saat nanti, Papa masih seperti Papa-ku yang dulu, ya?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Dad, I'm tiredTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang