𝑱𝒂𝒛𝒛𝒊𝒆𝒍 𝒄𝒖𝒆𝒌 {2}

660 501 682
                                    

"Dunia itu berat, makanya jangan diangkat."
Jazziel kavindra

💐💐💐

Di dalam suatu ruangan yang gelap dan juga pengap, terdapat gadis kecil yang terus menerus menangis sambil memegang tangan ibunya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Di dalam suatu ruangan yang gelap dan juga pengap, terdapat gadis kecil yang terus menerus menangis sambil memegang tangan ibunya. Ia sangat khawatir dengan kondisi wanita paruh baya itu yang terbaring lemah dibrankar.

Ia memegang tangan ibunya erat dengan perasaan yang sangat khawatir, tak lama setelah itu genggaman tangan mereka terlepas. Ibunya melepaskan tangannya, sebab tubuhnya yang mendadak melemah. Gadis itu terus memanggil ibunya. Namun tak ada respon sama sekali.

Gadis itu berteriak meminta tolong, namun tak ada yang mendengarnya. Ia berlari hendak keluar dan meminta bantuan, tetapi pintu itu tak bisa terbuka. Seperti dikunci oleh seseorang dari luar sana. Ia hanya bisa menangis di balik pintu sambil menekuk lututnya. Ia sungguh ketakutan. Hingga membuat dadanya terasa sesak dan ia kehabisan nafas.

"MAMAAA!"

Vanya tersentak dari tidurnya dengan nafas yang tersengal-sengal. Air matanya terus bercucuran membasahi pipi gadis itu. Vanya mendapatkan mimpi itu lagi, semenjak insiden buruk yang terjadi 7 tahun yang lalu dan ibunya meninggal. Ia seperti dihantui oleh rasa bersalah kepada ibunya.

Ia melirik jam weker di samping tempat tidurnya, jam menunjukkan pukul 06.00 wib. Vanya pun bergegas menuju kamar mandi untuk membersihkan diri, lalu ia akan segera bersiap-siap untuk pergi ke sekolah.

Sebelum pergi ke sekolah Vanya menempatkan diri mengunjungi makam sang mama. Ia di antar oleh supir pribadinya, dibawanya beberapa bunga untuk mamanya. Vanya tak lupa membawa satu ikat bunga Daisy putih. Mamanya sangat menyukai bunga daisy putih, karena melambangkan kasih sayang dan cinta, juga kelembutan.

Mobil Bugatti Veyron milik Vanya telah berhenti di salah satu tempat pemakaman umum. Setelah pintu mobil terbuka Vanya keluar dan berjalan menuju makam yang bernama Valeria Jenitra. Makam itu berada disudut kanan. Vanya berjongkok disamping batu nisan ibunya, lalu ia meletakkan bunga Daisy diatas makam.

"Ma, Vanya datang lagi. Kali ini Vanya bawa bunga daisy yang banyak," ujarnya sambil mengelus lembut batu nisan milik Valeria.

"Vanya kangen ma..." ucap Vanya bibirnya bergetar menahan sesak.

Dengan kasar ia mengusap pipinya yang basah. "Lucu ya ma, Vanya selalu berharap mama masih hidup dan berada disamping Vanya."

"Papa jahat ma," adunya kepada Valeria. "papa mau nikah lagi."

"Papa nggak pernah tanya kondisi Vanya, dia selalu mementingkan dirinya sendiri. Sama seperti saat dia bersama mama."

"Vanya kesal ma, Vanya marah... Vanya sakit, tapi Vanya nggak papa."

𝐏𝐥𝐮𝐯𝐢𝐨𝐩𝐡𝐢𝐥𝐞 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang