Afterglow

9 0 0
                                    

Setelah berbincang cukup lama, Rinka melirik jam dinding di kediaman Chigiri, waktu sudah menunjukkan pukul 3 sore.

Kali ini ia benar-benar harus pulang.

Gadis itu meraih tas belanjanya, yang ia letakkan tepat di sebelahnya. Memberikan sinyal bahwa ia hendak undur diri.

"Maaf, tapi aku benar-benar harus ...."

"Ibu, kakak. Aku pulang ...?"

Mendengar suara yang sangat familier itu, membuat Rinka duduk membatu. Kakinya terasa kaku dan mulutnya kelu, ia tak bisa mengatakan apa pun.

"Oh, Hyoma! Sudah pulang?"

Ibunya yang pertama berdiri, menyusul sang putra yang masih berada di pintu masuk. Kakaknya hanya berdiri sedikit untuk menyambutnya masuk.

Dapat ia dengar keduanya berbincang.

"Ada tamu?"

"Rinka datang berkunjung."

" ... Ohh."

Perasaan Rinka mendadak tidak enak.

Ah, seharusnya ia tolak saja ajakan dari Ibu Chigiri sejak awal. Ia tidak tahu, ia pikir Chigiri tidak pulang untuk liburan. Bukannya ia sibuk dengan proyek Blue Locknya?

Rinka menghela napas pelan, ia lantas berdiri dan membungkuk pelan kepada kakaknya Chigiri. Memberikan sinyal tanda pamit.

"Aku sudah mau pulang kok."

Kata sang gadis sembari menampakkan batang hidungnya ke pintu masuk, tersenyum simpul kepada keduanya.

Ia kemudian sadar, kalimatnya mungkin bisa menimbulkan kesalahpahaman, dengan cepat Rinka menambahkan.

"Aku sudah janji pada sepupuku aku akan menemaninya masak."

Rinka kemudian mengangkat sedikit tas belanjaan yang ia bawa, menunjukkan bahwa ia berkata sejujurnya.

Ya, tak sepenuhnya jujur juga. Setelah melihat Chigiri rasanya ia semakin ingin cepat pulang.

Masih terdapat rasa yang mengganjal dalam hatinya, yang timbul tiap kali ada sesuatu yang berhubungan dengan sahabatnya itu. Bahkan sekadar mendengar namanya saja membuat Rinka merasa janggal.

"Oh, sudah mau pulang? Padahal ibu baru saja mau masak."

"Maaf, ya. Mungkin lain kali."

Rinka tersenyum kepada ibu Chigiri, sebelum ia menoleh kepada sahabatnya.

"Chi-chan, aku pulang dulu, ya."

Lidahnya terasa kelu menyebut nama itu.

Yang dipanggil pun mengangguk pelan, tersenyum tak kalah kakunya.

"Hati-hati."

"'Hati-hati'?! Antar dia dong, Hyoma."

Kakaknya berteriak dari ruang keluarga. 

Rinka melirik, dapat ia lihat ekspresi Chigiri langsung berubah masam.

Melihatnya tanpa sadar membuatnya tersenyum kecil. Namun dengan cepat lengkungan itu memudar. Menyadari kemungkinan bahwa wajah masam itu mungkin berarti Chigiri tak ingin melakukan apa yang kakaknya katakan.

Dengan cepat Rinka menjawab, "Tidak perlu kok, kak! Aku bisa ...."

"Ayo, Rinka."

Chigiri yang telah melepas sepatunya kemudian berlutut dan mengenakan kembali sepatunya.

Membuat Rinka semakin tak bisa menolak.

New Year's Eve ✣ Chigiri Hyoma x OCTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang